[42] Putus. iya,sabar.

1.3K 237 67
                                    

Selamat membacaa📖📖🎉 (32)

🎃🎄🎀🎁🎂🎈🎆

😭Chapter 42😭
"Mending gue nonton 50 drama Korea yang Sad Ending, daripada harus bener-bener nerima ini semua."

***

"A dan A?"

"Aileen dan Aline! Nama hampir samaan kita."

"Kenapa gak pake I dan N?"

"Karna, kita harus sama, Iqbaal gamau pake IN, nanti takutnya ada yang ikut beli, namanya 'D' sama 'O'. Kan jadinya 'Indo' alias Indonesia.." Aihhh!! Iqbaal ngomong sambil manyunin bibirnya, ah makin uculz.😍😍

"Leh ughaaa.."

Iqbaal menatap (Namakamu) yang tengah tertidur pulas di atas kasurnya yang ditemani oleh beberapa boneka di sebelahnya, "Maaf, kalo jika ini adalah kenyataan yang menyakitkan buat kamu, aku sayang kamu, tapi aku juga sayang dia." ujar Iqbaal, lalu menge-cup kening (Namakamu), lalu turun ke bawah menuju mata, hidung, serta pipi (Namakamu).

"Tapi, jujur, sayangku ke kamu itu melebihi sayangku buat dia."

"Aku harap kamu udah membuat mimpi yang indah disana, aku sayang kamu!"

(Namakamu) sedikit menggeliat akibat sedikit merasa terganggu dengan suara Iqbaal yang memasuki telinga kanannya, dan keluar dari telinga kirinya. Apalagi, kecupan Iqbaal tadi membuatnya terusik. Namun, mimpi indah itu menariknya agar tetap tidur.

(Namakamu) mengubah raut wajahnya, tepat saat Iqbaal melangkahkan kakinya menuju ke pintu. Padahal (Namakamu) masih berada di alam mimpi.

"Aku sayang kamu, (Namakamu) Aline Angela." ujar Iqbaal tanpa membalikkan badannya, ia langsung membuka pintu, lalu melangkah meninggalkan (Namakamu) sendirian di kamarnya sendiri.

Iqbaal memejamkan matanya, saat merasakan pelukan seseorang yang memeluk dirinya. Tidak, bukan dari anggota keluarganya. Ia memang tadi tidak langsung pulang, ia menemani seseorang perempuan yang berdiam diri sendirian di sebuah Caffe 24 jam.
"Baaal..." ujar seorang perempuan di sebelahnya, sembari memeluk lengan lelaki yang bernama Iqbaal tadi.

Iqbaal menatap perempuan itu dengan tatapan bingungnya, lalu mengelus puncak kepala perempuan tersebut. "Kenapa Vik?"

"Bilang ke (Namakamu) sejujurnya, kalo sebenarnya hubungan kita itu apa?"

"Hubungan kita? Kamu pasti udah tau."

"Putusin (Namakamu) demi aku, ya?"
"Biar kita, damai-damai aja waktu pacaran."
Ocehan Vika masuk melewati telinga kanan Iqbaal, dan keluar melalui telinga kiri.

Iya, jadi selama mereka dekat dua hari, Vika sudah melaksanakan perintah jahatnya dengan sebuah ancaman.

"Gak. Gue sayang sama (Namakamu), lagian dulu yang nembak itu elu, bukan gue." Ingin Iqbaal berkata seperti itu, namun hatinya menahan, ia masih memiliki hati untuk berucap seperti itu di hadapan perempuan. Perempuan itu menurut quotes quotes selalu membawa-bawakan perasaan ke setiap percakapan orang yang mengobrol dengannya.

Gak semua sih.

"Iya, aku bakal putusin (Namakamu) besok."

[1] Aileen Dan Aline✨IDRDove le storie prendono vita. Scoprilo ora