[62]

1.1K 205 4
                                    

Selamat membacaa📖📖🎉 (52)

🐘🐨🐒🐵🐆🐯🐻

Chapter 62

"Jangan terlalu berharap, itu menyakitkan."

***

Iqbaal menatap bulan dan bintang yang terang benderang di atas sana. Sesekali matanya menatap ke arah (Namakamu) yang sedang bermain iPhone diatas kasurnya. "Baal." Iqbaal menoleh, ditatapnya (Namakamu) yang juga menatapnya.

(Namakamu) menghela nafas kasar, "Lu nanti tidur dimana? Inget ya, jangan sekasur sama gue." Lanjut (Namakamu).

Iqbaal terkekeh, "Gak usah peduliin aku, aku bisa tidur dimanapun aku mau, yang seharusnya kamu peduliin itu diri kamu sendiri."

"Beneran?" Tanya (Namakamu) memastikan. Iqbaal mengangguk dan tersenyum sebagai jawaban.

(Namakamu) menyimpan iPhonenya di atas nakas sebelah tempat tidurnya, dan mulai menguap. Jam baru saja menunjukkan 19.30, masih tak terlalu larut. "Yodah, gue tidur duluan yak. Kalo kedinginan, ambil aja selimut di lemari." Ucapnya.

Iqbaal mengangguk, "Iya, Good night. Nice dream ya!"

(Namakamu) mengangguk sebagai jawaban.

***

"(Nam), jangan ke Vika. Dia jahat, dia gak pantes buat sahabatan sama kamu." 

"Apaan sih Baal? Aku mau main sama Vika, masa gak boleh?"

Iqbaal menggeleng sebagai jawaban, "Gak (Nam), sahabat kamu masih banyak, gak cuma Vikadal itu." 

(Namakamu) menghela nafas kasar, "Sahabat aku emang banyak, tapi yang setia cuma Vika!"

"Vika?" Tangan Iqbaal menunjuk ke arah Vika yang masih setia melambaikan tangannya, "Setia?" Iqbaal menggelengkan kepalanya kuat-kuat, "Impossible."

(Namakamu) menatap tajam Iqbaal yang masih menggelengkan kepalanya. "Maksud kamu impossible itu apa?! Vika baik kok sama aku, dia mau ngasih apapun buat aku!"

"APA YANG NAMANYA BAIK ITU NGEBUTAIN MATA KAMU?! NGEBUAT KAMU LUPA SEGALANYA?! INI ITU SEGALA MACEM YANG NGELUKAIN KAMU? ITU YANG NAMANYA BAIK?" 

(Namakamu) terdiam, emosinya sudah menguap di otaknya. "Kamu jangan ngajak aku buat benci sama Vika dong! Dia sahabat aku! Gak seharusnya kamu nuduh dia kayak gitu."

"Aku gak nuduh, dia emang kayak gitu ke kamu."

"Udah lah, gak ada gunanya kamu ngejelekkin Vika. Kita putus ya Baal, kamu gak bisa ngertiin aku sama sahabat aku soalnya."

Iqbaal membelalakkan matanya, "Gak!"

"Tapi kamu gak ngertiin aku! Pengertian dalam suatu hubungan itu penting."

"Udah aku bilang, aku gak bakal ngelepasin kamu sampe utang kamu lunas."

"Utang apa lagi?! Hati?"

"Itu kamu tau."

BRAK!

Mimpi yang buruk itu terhenti tiba-tiba ketika Iqbaal jatuh dari sofa. "Ih amit-amit Vika baik, setia apalah itu." 

"Baru jam segini? Ngapain coba? (Namakamu) tidur, gue bangun gegara mimpi buruk." Gumam Iqbaal.

"Baal, aku kangen." 

Iqbaal menatap (Namakamu) yang masih tidur sesekali bergumam. Aku juga, batin Iqbaal. "Semoga kamu inget aku ya" Gumamnya.

***

[1] Aileen Dan Aline✨IDRWhere stories live. Discover now