[56] Dia kemana?!

1K 176 2
                                    

Selamat membaca📖📖🎉 (46)

Chapter 56
"Kalo gak suka sama gue mah, sendiri aja. Gausah ajak yang lain."

***

Bel istirahat mulai berbunyi, dan dengan sorak gembira, gerombolan siswa-siswi keluar dari kandang sumpeknya. Terutama (Namakamu), ia keluar dengan Iqbaal dan duduk di bangku depan kelas mereka. Baru saja mengobrol tak sampai satu menit,

"(Nam)?" Panggil seseorang, (Namakamu) yang merasa terpanggil pun langsung menolehkan kepalanya, begitu pula Iqbaal.

Keke. Kezia Margaretha. Teman yang dulu hampir masuk ke groupnya namun tak jadi, dikarenakan ia melupakan mereka semua. "Kenapa ke?" Tanya (Namakamu).

"Gue minjem (Namakamu) bentar yak, baal? Boleh kan?" Tanya keke. Iqbaal mengangkat sebelah alisnya, "Lu kata (Namakamu) barang apa, yodah gue pinjemin. Tapi lu harus janji, jangan buat (Namakamu) nangis, luka atau bahkan lecet sedikitpun."

"Iya, yaudah ayo (Nam)." Ajak Keke, dia langsung menarik lengan (Namakamu) menjauh dari Iqbaal, dan membawanya ke suatu tempat.

Iqbaal menatap Keke dan (Namakamu) yang mulai menjauh, lalu melangkah menuju kantin yang ia yakin sahabatnya, Adios Arga Galang sedang berada disana.

***

BRAK!

"Keke! Lu apa-apaan sih?! Buka gak!" Tangan (Namakamu) mulai memukul dan mencoba membuka sebuah pintu yang terkesan lusuh. Keke tersenyum sinis, dan menyalakan satu lampu yang mampu menyinari ruangan yang mereka berdua berada.

Gudang.

Keke mulai menepuk tangannya hanya sekali, dan itu membuat seseorang yang bersembunyi di balik tumpukkan barang bekas itu keluar. Vika.

(Namakamu) membelalakkan Matanya, Vika? "Vik! Gue mohon, lepasin gue Vik! Lepasin gue, iiih.."

Vika terkekeh pelan namun terkesan sinis, "(Namakamu) Aline Angela, gue mohon lu buat ngejauh dari Iqbaal bisa? Gue eneg, setiap ngeliat Iqbaal pasti mau gak mau juga ngeliatin elu!"

(Namakamu) mengernyitkan alisnya, "Gue sampai kapan pun, gak akan ngejauh dari Iqbaal!"

"Yakin gak bakal ngejauh?" Ia mulai memasukkan tangannya ke dalam saku rok, dan mengeluarkan benda kecil dari saku roknya. "Mau ngejauh atau mati?" Jarinya mulai membuka benda kecil itu dan berjongkok lalu menggoreskan benda tajam itu ke lantai gudang.

(Namakamu) menatap Vika dengan tatapan sedihnya, "Jadi, lu kerja--"

"Gue kerja sama bareng Keke? Iya. Tentunya, dan pasti." Ucapnya, "Asal lu tau, kasian si Ziko, dia suka sama lu. Dan kasian sama gue, gue suka sama Iqbaal." Lanjutnya, Vika menatap tajam (Namakamu) dengan tatapan psychopath miliknya.

Ia berjalan mendekat, dan mencengkram pipi (Namakamu) dengan keras, "Bahkan bisa jadi, pipi mulus lu ini akan menjadi sesuatu yang amat menyeramkan." (Namakamu) meringis dan sesekali menepis tangan Vika agar menjauh dan melepaskan cengkramannya dari pipinya.

"(Nam), gue gak akan ngelakuin yang kasar kalo lu gak buat kesalahan sama gue."

"Gue punya salah apa sih sama lu? Bisa lu jelasin baik-baik kan? Gausah sampe kayak gini!" (Namakamu) menatap Vika sembari air matanya mulai keluar dari matanya.'-'

[1] Aileen Dan Aline✨IDRWhere stories live. Discover now