[28] Masuk OTS

2K 270 200
                                    

Sebelum memulai, mari kita dahulukan dengan pengucapan selamat untuk 5K vote!!! ahayyy gasadar bisa nyampe segitu👑👑

makasih buat lw pada yang mau tetep ngebaca ini ceritaa🎉🎉

dan juga, utamakan vote sebelum komen sayang-sayangnya nessa🎈

Selamat membacaa📖🎉 (18)

👃👣👄👅💋❤💙

👦Chapter 18👧
"Aku hanya takut kehilangan, bukan ingin kehilangan."

***

Iqbaal yang mendengar omelan (Namakamu) untuk yang kelima kalinya pun akhirnya diam dan berbalik menatap kesal (Namakamu). "Nah gitu, anteng jadi orang. Dimas mah biarin ae, gosah dipeduliin. Kalo lu meduliin dia, yang peduli sama gue siapa? Fahri?" Iqbaal menggeleng cepat sembari merengut kesal

"Apa (Nam)?" Anjir. Iqbaal membatin dongkol saat Fahri betanya seperti itu. Kenapa ia tadi tak merasakan bahwa Fahri tengah menguping dengan cara duduk bersebrangan dengannya?

(Namakamu) menggeleng seraya menebar senyum yang Fahri dambakan, "Gapapa." Jawaban singkat itu langsung ditutup oleh Fahri dengan anggukan dan segera pergi meninggalkan kedua pelaku penyayatan hatinya. eaaak.

Tapi akhirnya, Fahri berbalik lagi dan mendekatkan kepalanya ke samping telinga (Namakamu). Bau maskulin di tubuh Fahri pun mulai menyeruak masuk ke dalam hidung (Namakamu).

"Gue gak bakal ngebiarin orang yang gue sayang bersama orang lain."

(Namakamu) diam. Fahri tersenyum sinis ke arah Iqbaal, dan berbalik badan lalu berjalan kembali meninggalkan mereka berdua.

"Dibisikin apa (Nam)?" tanya Iqbaal penasaran.

"Gapapa kok, Baal." ujar (Namakamu) seraya tersenyum tipis, Iqbaal menyerngit heran, tqk biasanya (Namakamu) tertutup seperti ini. Biasanya, apa pun masalahnya, entah itu yang menurutnya private sekaligus, ia akan memberi tau Iqbaal. Begitu pula dengan Iqbaal.

Karna dalam menjalin hubungan tak boleh adanya rahasia, rahasia boleh, cuma dikit aja. Karna kalo kalian main rahasia-rahasiaan, berarti kalian gak bisa percaya sama pasangan kalian dong? Percuma pacaran kalo gak saling percaya.

"Kenapa sih, kamu jujur gak sama aku!" (Namakamu) menghela nafas kesal, ini yang paling tak bisa membuatnya berbohong.
Iya, tatapan tajam Iqbaal yang sangat menusuk bagaikan panah.

"Fahri gak bakal ngebiarin kita bahagia, Baal." Oke, (Namakamu) jujur. Iqbaal berdecak kesal saat mendengar ucapan (Namakamu) tentang bisikan Fahri tadi.

"Kata-katanya setan lu percaya, gak bakal bisa dia. Selama kita saling kasih percayaan dan sayang satu sama lain." Tumben tau, biasanya sabodo amat.

***

"(Nam), ayo istirahat bareng." ajak Adios pada (Namakamu) yang tengah membereskan peralatan yang berantakan di meja, Lah? Adios? Iya, Adios, Galang, Arga sedang menemui Iqbaal di kelasnya.

"Gue udah makan kok, udah lu berempat aja sama Iqbaal."

"Bahkan, Iqbaal nyuruh kita buat ngajak elu aja" Arga duduk di sebelah (Namakamu), ia hampir 30% bisa menganggap (Namakamu) itu adiknya, sama seperti Adios.

"Mending bertiga ae kuy, biarin mereka nyelesein masalah mereka. Biasanya kan setiap kita dateng, mereka udah romantisan gitu." Galang segera memegang lengan Adios serta Arga, dan menariknya menuju kantin yang selalu penuh kecuali yang di kantin cuma waktu freeclass ataupun acara pembolosan siswa.

[1] Aileen Dan Aline✨IDROpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz