[4] Iqbaal pindah sekolah-_

5.6K 528 13
                                    

👽Chapter 4👽
"Ha(ri) gom(balan) (sedun)ia"


Hari berlalu demi hari yang lain😀 dengan Iqbaal yang terus saja tepe-tepe dengan (Namakamu), dan dengan (Namakamu) yang selalu dengan istilah tak peduli sama sekali.

Saat ini, di hari ini, di pagi ini, dan disini pada tanggal 31 Oktober 2016 hari Senin. Dengan Iqbaal yang masih molor di atas tempat tidurnya, padahal jelas-jelas jam weker, dan alarm pada iPhone nya sudah berbunyi sedari tadi. Jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan coeg!!! Perlu dikapitalin gak? jam setengah delapan COEG!!!

"Ngghh.." Tangan Iqbaal mengerayap mencari jam weker yang semakin berdering dengan keras. Mungkin tu jam ngerti kalo Iqbaal lagi masa-masa telat.

BRAK!!

Mari, kita ramaikan hastag #RIPJamWekerIqbaal.

"Le, bangun aihh. Kamutu udah gede, masa mau telat lagi. Kamu sekolahnya pindah loh." Entah ini keberapa kali, Bunda Iqbaal a.k.a Bunda Rike bolak balik kamar Iqbaal--dapur--kamar Iqbaal--dapur--dan gitu aja terus sampe Lady Gaga mau sama Bopak Castello.

"Bundaa, ale capee. Mau boboo.." tangan Iqbaal menutup mulutnya yang akan mengeluarkan bau kentuknya tapir. Kalo lu tau bau kentutnya tapir berarti lu manusia langka.

BRAK!!

Bunda Rike mengeluarkan jurus tersembunyinya yaitu menarik Iqbaal dan membuat Iqbaal jatuh ke lantai.

Bodoamat udah, salah ndiri kagak bangun-bangun. Kebo amat lu bocah, anak sape si? Dumel batin Bunda Rike.

"Mamakeee" pekik Iqbaal sembari mengelus bokongnya yang mungkin udah berwarna mejikuhibiniu.

***

Iqbaal menjalankan motor ninjanya menuju SMA Bina Nusantara 20, tak sengaja matanya ngocar-ngacir mencari seseorang yang membuat hatinya tersepona. (Namakamu).

Kan, kali ae (Namakamu) sekolah disana kan?

Tapi, kayaknya percuma ia noleh kanan kiri depan belakang atas bawah, kan dia telat-.-

Iqbaal segera mempercepat jalu jalannya, dan memarkirkan motornya pada parkiran yang untungnya gaada satpamnya.

Dan, Iqbaal mulai berlari run run ke ruang kepala sekolah yng ia gatau dimana tempatnya--". Jadi, Iqbaal muter-muter kayak anak nyasar di hutan.

"Misi pak, mau nanya ruang kepala sekolah dimana ya?" tanya Iqbaal pada tukang bersih-bersih yang sedang menyirami beberapa tanaman di lapangan semacam lapangan hijau gitu. Serba hijau sih.

"Oh, nama saya Pak Yoga mas, ini tinggal jalan keluar lapangan hijau terus ke kiri, dan 5 langkah ke arah kantin. Nanti, ada disana." jawab Pak Yoga seraya menggerakkan tangannya memperagakan jalannya.

"Disana? Makasih pak." Iqbaal segera melarikan diri dari lapangan hijau itu.

"Ehh mass!! Itu mah toilet!!" pekik Pak Yoga tiba-tiba. Iqbaal yang berada lumayan jauh segera memperhentikan langkahnya.

"Trus, ruang kepala sekolah dimana bapakeee?" tanya Iqbaal seraya berlari kembali mendekati Pak Yoga.

Pak Yoga menaruh selang yang masih mengeluarkan air ke lapangan yang beralaskan rumput itu. "Sebelahnya ruang guru mas."

"Ya, ruang guru dimana bapak yogaa?!"

"100 langkah dari kantin, mas" jawab Pak Yoga.

"Kurang lebih sih" lanjut Pak Yoga dengan santainya.

[1] Aileen Dan Aline✨IDROù les histoires vivent. Découvrez maintenant