[50] Masih tak percaya

1.4K 218 15
                                    

P.s : Adengan disini gak mengangdung unsur ya itu laa😂😂 jadi kek talks about 18++. :v

Selamat membacaa📖📖🎉 (40)

📋📁📂📃📄📊📈

Chapter 40
"Bilang padanya bahwa aku menyayanginya."

***

Iqbaal melangkahkan kakinya dengan cepat, (Namakamu) di depannya. (Namakamu) sepertinya masih sedikit marah dikarenakan Iqbaal tak ingin jika Vika dan (Namakamu) berteman kembali. Hey? Apa salahnya temenan? Apa untungnya musuhan?

Asal lu tau, (Nam). Gue cuma pengen elu bahagia, tanpa sahabat munafik lu tentunya. Iqbaal berujar dalam hati.

"(Nam)! Maafin aku, please.." Dan ya, berhasil. Iqbaal dengan cepat menangkup pipi (Namakamu) saat ia berada di hadapan (Namakamu). Tatapan yang seperti meminta permohonan maaf, Iqbaal tunjukkan kepada (Namakamu).

(Namakamu) menghela nafas beratnya, seperti rindu yang tengah ia rasakan pada seorang Fahri. gadeng, "Iya, aku maafin." Jawaban singkat yang mampu membuat Iqbaal tersenyum bahagia.

"Tapi, jangan maksa aku buat ngejauh dari Vika!" Iqbaal mengangguk dengan ragu, dia begitu karena tak ingin perempuannya terjebak oleh perempuan ular seperti Vika.

"Pulang sama aku ya?" Tanya Iqbaal, (Namakamu) mengangguk, daripada minta dijemput kan? Untungnya, dia tadi diantar oleh papanya.

Vika mendengus kasar, lalu berlari menuju Iqbaal dan (Namakamu) yang tengah berjalan beriringan menuju tempat mobil Iqbaal. "(Nam), pulang bareng yuk!"

Iqbaal mengernyitkan alisnya. "Lu gak liat ada gue disini? (Namakamu) pulang sama gue, bokap nyokapnya lebih percaya sama gue daripada MANTAN SAHABATNYA!" Penekanan suara yang dibuat Iqbaal membuat (Namakamu) dengan cepat mencubit pinggang Iqbaal yang membuat Iqbaal meringis kecil.

Vika mengendus kasar dalam hati, lalu tersenyum tipis dalam kehidupan aslinya. "Maaf, tapi gue pengen jalan-jalan sama (Namakamu), gue kangen." Untung, gue sayang sama lu. Kalo kagak, gue bunuh lu di tempat, Baal.

(Namakamu) menatap Iqbaal, meminta persetujuan. Iqbaal menggeleng keras, "Kamu, pulang, sama, aku." Ucap Iqbaal tegas.

"Maaf ya Vik, Iqbaal ngomel kek emak-emak. Maklumin aja, gue duluan ya. Bye." Ujar (Namakamu) sedikit menampakkan wajah bersedihnya pada Vika, dan wajah kesalnya pada Iqbaal.

Iqbaal tersenyum kemenangan, lalu menarik (Namakamu) dengan cepat menuju mobilnya yang letaknya tak terlalu jauh.

***

"Baal? Lu kenapa?" Tanya (Namakamu) yang melihat Iqbaal terduduk di sofa seraya melengkungkan badannya kekanan dan kekiri.

Iqbaal masih sibuk dengan kegiatannya, "Pegel anjay, pijetin (Nam)" Ujar nya.

"Sini," Suruh (Namakamu), ia mendekat dan duduk disebelah Iqbaal. Iqbaal mendekatkan punggungnya ke badan (Namakamu), sehingga sedikit mengenai itu (Namakamu).

"Kok empuk (Nam)?" Tanya Iqbaal polos, (Namakamu) bingung, hingga ia merasakan sedikit keanehan, sedikit rasa keambiguan. Hingga..

PLAK!

Dengan cara tzadezt , (Namakamu) memukul punggung Iqbaal yang tak menyentuh itu, tak lupa juga ia mendorong punggung Iqbaal agar menjauhinya. Iqbaal meringis. "Lu nyentuh apaan ha?!" Tanya (Namakamu) sinis

"Apaan? Ya mana gue tau, yang pasti empuk, pen gue tidurin lagi."

BUGH! BUGH! BUGH! BUGH!

[1] Aileen Dan Aline✨IDRWhere stories live. Discover now