"Aku tidak tahu apa yang dilakukan anak itu, tapi aku harus menghentikannya. Original Skill Fatamorgana, Sand Prison."Veil meletakkan tangannya di tanah. 

Pasir yang berada di sekeliling Lintang mualai bergetar. Pasir itu muai berputar intens dan membungkus serta menarik Lintang ke atas. Sementara Lintang sendiri terus mempertahankan cakram yang berada di tangannya yang masih terus mengecil.

"Sial sedikit lagi!" Lintang mencoba membebaskan diri dari kumpulan pasir yang menahannya.

Veil mulai mendaki kumpulan pasir yang mengurung Lintang serta membawa serta dua pisau di tangannya. Saat berada pada puncak gumpalan pasir itu Veil melompat dan melemparkan kedua pisaunya.

"Sudarshana." Kehilangan pilihan Lintang melempar cakram di tangannya yang kini diameternya sudah menjadi dua puluh centi.

Cakram itu melesat dan menabarak Pisau Veil. Pisau itu segera hancur oleh cakram itu. Namun, bukan hanya itu. Saat cakram itu bertabrakan dengan pisau milik veil. Cakram itu beputar semakin kaut dan membesar.

"Ini ...."

Cakram itu terus membesar dan meledak sehingga menimbulkan badai pasir yang sangat besar. Perlahan ruangan pasir itu berubah kembali mejadi kota Andalusia. Veil terlempar ke atas karena bertabrakan dengan cakram yang penuh energi itu.

"Aku ... aku tidak akan dikalahkan seperti ini lagi."

Terjatuh, pikiran Veil melakukan kilas balik pada kenangan masa kecilnya.

"Kakak ... kakak ... dimana ayah akan dibawa?" Diandra kecil yang menangis bertanya pada kakaknya.

"Jangan menangis Diandra, kita harus kuat. Kita adalah keturunan pahlawan besar yang diagung-agungkan oleh tiga kerajaan." Veil memeluk adiknya dan mencoba mengusir kekhawatirannya sendiri.

Setelah beberapa tahun Veil kecil itu kini telah tumbuh menjadi seorang pemudi yang sangat cantik.

"Aku belum selesai guru kita lanjutkan sekali lagi."

"Kita istirahat sekarang. Jika kau terus memak–"

"Kumohon guru, ajari aku sekali lagi. Kali ini aku tidak akan gagal."

"Baiklah." Nampak ke kahwatiran pada pria tua yang merupakan guru Veil itu.


"Veil, kau dan adikmu tumbuh menjadi seorang putri yang sangat cantik dan juga kuat. Ayah pasti bangga melihat kalian. Oh iya, kebetulan ibu baru saja menerima lamaran–"

Veil segera berdiri dan membuat ibunya terdiam.

"Ibu, aku masih belum memikirkan tentang hal itu. Jika ada pria yang ingin melamarku atau dekat denganku, dia harus bisa mengalahkan aku terlebih dahulu."

********

"Tidak kusangka aku akan kalah di tempat seperti ini dengan seorang pria." Veil membiarkan tubuhnya jatuh perlahan ke bawah.

Saat sedang menutup mata dan pasrah, tiba-tiba Lintang menarik tangan Veil dan mebawanya ke atap sebuah bangunan.

"Kau ...," Veil segera mengunci mulutnya dengan tangan.

Terlihat wajahnya merah padam menatap Lintang yang berdiri di hadapannya.

"Maaf tapi aku membutuhkan ini," Lintang mengambil ikat kepala milik Veil dan terbang menuju tempat Frisca dan Hope.

"Kau ... awas kau aku pasti akan membalasmu!" Veil menggembungkan kedua pipinya.

*********

Guardian (Sefiroth Tree)Where stories live. Discover now