Bab 23

353 32 6
                                    

"Maafkan aku, teman."

*

Sudah seminggu sejak liburan semester 2 beranjak. Sebagian dari anak sekolahan pasti sedang menikmati liburan mereka. Hanya sebagian, yang lainnya tentu menikmatinya dengan cara yang berbeda.

Rani sedang duduk menatap keluar jendela, pada rerumputan di taman rumahnya. Tidak ada yang dia lakukan selain berdiam diri di dekat jendela. Selama satu jam dia hanya merenung tanpa memikirkan hal yang jelas. Pikirannya yang bercabang memikirkan banyak hal. Banyak hal, hingga ia tidak bisa mengingat apa saja yang sejak tadi dia lamunkan.

Rani menghela napas. Matanya menatap sayu jejeran bunga di sekitar taman. Tiba-tiba dia teringat pada Tesa. Perempuan itu kembali dengan tatapan ceria setelah bertemu dengan Diki. Apa yang sudah mereka katakan, apa itu semacam salam perpisahan yang manis? Atau pelukan yang mengharukan? Ah, dia jadi penasaran apa yang membuat Tesa bisa tersenyum seceria itu ketika sampai di rumahnya.

Rani memang tidak memutuskan pulang dan ingin mengantar kepergian Tesa juga. Jadi dia hanya berdiam di ruang tamu rumah Tesa dengan tidur-tiduran di sofa. Sepanjang waktu dia menunggu, pikirannya tidak lepas dari menerka-nerka apa saja yang terjadi saat mereka bertemu.

Sejak bertemu dengan Diki, Tesa lebih ceria dan terlihat cukup baik di hari-harinya yang sebelumnya begitu gelap. Rani tidak bisa membayangkan bagaimana terlukanya perempuan itu. Dia juga tidak bisa melakukan apa-apa selain harapan besar agar hal yang sama-sama mereka takutkan tidak terjadi. Ya, hanya dia yang diberi tahu oleh Tesa. Tidak dengan orang tua Tesa yang cukup sibuk dengan pekerjaan mereka untuk memperhatikan perkembangan anak mereka di rumah. Tentu saja Rani cukup sering tinggal di sana menemani sepupunya itu. Dan ketika Tesa mengalami masalah buruk seperti itu, Ranilah yang menjadi tempat Tesa menumpahkan segala kesedihan yang dirasakan perempuan itu.

Rani tahu dia terlalu berlebihan menganggap Tesa terlalu lemah hingga menjauh untuk mengobati lukanya. Perempuan manapun akan mengalami trauma jika sudah berurusan dengan itu. Tapi Tesa berkilah dia tidak mau menyalahkan Dwira sepenuhnya atas kesalahan yang mereka lakukan. Tesa mengatakan dia juga punya salah karna tidak menghindari laki-laki itu. Siapapun akan lupa jika dia sudah dikuasi oleh setan dan bermain dalam lingkar dosa.

Tesa tetap bersikeras untuk pindah meski selama satu bulan lamanya Rani terus mendatangi Tesa dan mengajak sepupunya itu untuk berdamai dengan egonya. Rani tidak mau Tesa pergi, dia hanya ingin mengajak Tesa untuk melawan rasa takutnya, bukan malah menghidarinya. Karena bisa saja suatu saat nanti Tesa akan merasa takut kembali bila berhadapan dengan laki-laki agresif seperti Dwira, misalnya. Bagaimana jika Tesa dikuasai rasa takut yang berlebihan ketika ada laki-laki yang menyentuhnya. Mungkin saja Tesa akan kehilangan kesadarannya dan perempuan itu akan melukai dirinya kembali secara tiba-tiba. Entah itu mudah atau tidak, tentu saja nenek Tesa belum tentu bisa mengawasi perempuan itu sepenuhnya dari teman-teman sekolahnya. Bagimana.. Bagaimana..

Banyak sekali hal yang Rani takutkan tentang hari-hari yang akan dilewati sepupunya nanti di Surabaya. Hal baru yang mungkin tidak pernah ada dalam pikiran Rani sebelumnya kini malah terus menghantui otaknya. Dia terus berdebat dengan egonya akhir-akhir ini. Menelpon gadis itu berkali-kali dan menanyakan kabarnya. Membuat Rani tampak seperti seorang pacar yang posesif, atau bahkan lebih dari itu. Kadang Tesa menanggapinya dengan tertawa atau mengalihkan pembicaraannya ke topik yang lain. Walau Rani tahu perempuan itu tidak senang lagi dia membahas hal yang sama, tapi Rani tetap menjadi sepupu yang lebih seperti permen karet, meskipun mereka berjauhan.

Sepupunya juga tidak mau tinggal sebentar selama liburan ini. Dengan alasan dia ingin menyesuaikan diri dengan lingkungan di sana. Agar dia tidak terlalu canggung jika sudah memulai sekolahnya di awal semester kelas XI nanti. Tesa juga mau melihat-lihat sekolah barunya dan melihat kelas barunya. Karena sekolah akan dimulai kurang dari satu minggu lagi dan dia tidak mau terlohat seperti orang bodoh mencari-cari keberadaan kelasnya nanti.

Pluviophile [Tersedia Di Fizzo]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt