Menumbuhkan Akar

4.3K 359 22
                                    

Matahari terlihat cerah, ternyata pria pirang berjenggot yang aku kira jahat itu adalah orang yang baik. Bukan cuma mengangkatku sebagai seorang murid, dia juga memberikan tempat tinggal dan makanan yang layak. Tugasku hanyalah mengerjakan pekerjaan rumah seperti  mengepel, menyapu, memasak dan lainnya. Setelah aku membentuk segel darah guru dan murid aku akhirnya mengetahui pria tua itu bernama Aster Vasco. Dia sudah bertualang cukup jauh di dunia ini.

"Hei tua pirang cepat bangun," Aku terus menggoyangkan tubuhnya."hei pak tua cepat bangun!"

Melihatnya yang tak kunjung membuka mata akhirnya akupun memutuskan menggunakan cara kasar. Aku mengambil seember air dari sumur di belakang rumah ini kemudian segera aku siramkan ke arah pak tua pemalas itu.

"Apa yang kau lakukan? brrr, ini benar-benar dingin. Tega sekali kau bocah," tubuhnya terlihat mengigil karena kedinginan. " Melemparkan cobek kearahku, menindih tubuhku dan sekarang kau menyiramku dengan air, lain kali bisakah kau bangunkan aku dengan cara yang biasa? "

"Begitu sulit membangunkan pemalas sepertimu dengan cara biasa. Cepatlah, aku sudah menyiapkan makanan! hari ini kau berjanji mengajari aku cara untuk menumbuhkan akar."

"Ish, bocah ini benar-benar ...."

Pegunungan Green Oak adalah pegunungan di mana tempat aku dan guru saat ini tinggal. Gunung ini terbilang cukup damai dan minim ganguan dari guardian beast. Setiap pagi setelah selesai sarapan guru melatihku tekhnik 'sefiroth tree'. Dia menjelaskan, sefiroth tree adalah tekhnik menumbuhkan pohon jiwa sehingga orang itu mampu menampung sepuluh guardian sekaligus di dalam jiwanya. Karena aku tidak memiliki benih jiwa atau tempat hidup dari guardian, maka guru mengajarkan aku untuk menanam benih jiwa secara manual.

"Baiklah Lintang aku untuk tahap pertama dari latihanmu adalah kontrol energi. Dengan mengunakan sigil magic aku akan memaksa energi alam untuk masuk kedalam tubuhmu. Dari sana, kau harus membuat benih jiwamu lalu menumbuhkanya menjadi ruang jiwa. Untuk tahap pertama dari tekhnik sefiroth ini disebut menumbuhkan akar. Baiklah sekarang duduklah di sini sementara aku akan menggambar sigil di sekitarmu!"

Guru mulai menggambar lambang aneh di sekitaku, perlahan tapi pasti aku merasakan ada energi yang menyelimutiku.

"Ini ...."

"Bagaimana, apa kau bisa merasakannya?"

"Ya, aku bisa merasakan energi berkumpul di sekitarku ... guru."

"Sekarang cobalah bermeditasi dan bayangkan kau membentuk sebuah benih di dalam tubuhmu dengan energi yang berterbangan di sekitarmu."

Aku menutup mataku dan mencoba mengumpulkan energi di sekitarku. Aku kemudian memasukannya kedalam tubuhku dan membentuknya sebagai benih. 

"Guru aku bisa merasakanya." Aku membuka mataku.

"Kalau begitu tambahkan energi di sana dan cobalah untuk menumbuhkan benih itu menjadi akar."

"Baiklah."

Aku segera menambahkan energi pada benih yang terbentuk dalam tubuhku. 

"Menambah ... menambah," ujarku dalam hati

 Aku terus mengumpulkan energi alam dan menuangkan energi itu pada benih yang ada ada dalam tubuhku. Benih itu mulai retak dan dari retakan itu muncul dua cabang akar. 

"Cough ... cough." Aku muntah darah segar.

"Jadi kau gagal, Huh ...." Guru mendesah kemudian mengarahkan pandanganya ke langit.

"Aku akan mencobanya lagi." Mataku bersinar dengan tekad yang kuat.

"Nak, kau harus berhati-hati ketika memasukkan energi alam ke dalam benih yang kau buat. Meskipun kau berhasil membuat benih pada percobaan pertamamu. Akan tapi menumbuhkan akar bukanlah hal yang mudah."

Guardian (Sefiroth Tree)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang