18 - KEBERATAN NGGAK?

7.3K 963 166
                                    


Acha memelankan langkahnya ketika memasuki gerbang SMA Arwana. Sore ini adalah hari pertamanya untuk membantu tim olimpiade SAINS SMA Arwana bersama dengan Iqbal. Pandangan Acha mengedar, memperhatikan setiap sudut SMA-nya.

Suasana SMA Arwana sudah mulai sepi, hanya ada beberapa siswa dan siswi yang masih mengikuti ekstrakulikuler. Bibir Acha mengembang kecil, kepalanya langsung bernostalgia dengan masa-masa SMA-nya enam tahun lalu. Waktu berjalan begitu cepat tanpa Acha sadari.

Acha terus melangkah, ia melewati lapangan outdoor basket, dulu Acha sering diam-diam menonton Iqbal dan teman-teman kelasnya bermain basket sepulang sekolah jika tidak ada jadwal latihan tim olimpiade.

Langkah Acha terhenti, tepat di depan kantin sekolah. Banyak kenangan menyenangkan sekaligus menyakitkan di sana saat masa sekolahnya.

Tentu saja Acha ingat jelas, Iqbal pernah menolaknya mentah-mentah di sana di depan banyak orang. Namun, bodohnya Acha saat itu masih saja terus menyukai seorang Iqbal dan terus mengejarnya.

Acha menghela napas berat, padahal ia sudah susah payah melupakan segalanya dalam enam tahun ini namun kembalinya ia menginjakkan kaki di SMA Arwana membuatnya terpaksa teringat kembali.

"Cha kapan datang? Awal banget datangnya?"

Acha membalikan badan, melihat Pak Bambang berjalan ke arahnya dengan membawa laptop di tangan kirinya. Acha pun segera menghampiri Pak Bambang dan menyalami sang guru.

"Sore Pak, Acha memang sengaja datang lebih awal takut kena macet," jawab Acha sopan.

Pak Bambang tersenyum kecil.

"Sekali lagi terima kasih Cha, kamu sudah bersedia membantu tim olimpiade SMA kita tahun ini," ucap Pak Bambang tulus.

"Dengan senang hati Pak Bamang."

"Kalau begitu langsung saja ke lab olimpiade ya. Adik-adik tim olimpiade sangat senang mendengar kabar datangnya kalian, mereka sudah nunggu dari siang."

"Iya Pak Bambang."

"Oh ya, Iqbal sedikit telat datangnya. Jadi, Acha dulu yang sapa adik-adik nggak apa-apa, kan?"

"Iya Pak tidak apa-apa."

"Satu lagi, Cha..." Pak Bambang tiba-tiba teringat sesuatu.

"Apa Pak?"

"Pagi tadi bapak telfon Dino katanya dia lagi di Jakarta dan bapak tawari untuk ikut bergabung dan dia dengan senang hati mau ikut bantu juga. Jadi, hari ini nggak hanya kamu dan Iqbal saja, ada Dino juga."

Acha tersenyum senang, merasa lebih lega mendengar kabar bahwa Dino juga akan datang. Seengaknya Acha tidak akan merasa canggung karena tidak hanya berdua dengan Iqbal.

"Wah, semua tim Acha datang. Acha jadi makin semangat Pak."

"Dino juga sebentar lagi datang, kamu langsung ke sana saja."

"Siap Pak Bambang, Acha pamit duluan ke lab."

Setelah itu, Acha pun bergegas menuju lab olimpiade dengan langkah yang lebih ringan. Terakhir kali Acha bertemu dengan Dino adalah saat reuni sebulan yang lalu. Sejak dulu Dino memang menjadi penyelamat tak terduga Acha, seperti saat ini.

"Acha harus banget traktir Dino makan sebagai ucapan terima kasih."

****

Acha masuk ke dalam lab olimpiade, ada dua cowok dan satu cewek di sana yang telah menunggunya. Acha tersenyum kecil, berusaha untuk memberikan kesan ramah di pertemuan pertamanya dengan mereka.

MARIPOSA : MASA SEANDAINYATahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon