3 - REUNI SMA ARWANA

8.4K 961 28
                                    


"Iqbal pulang ke Indonesia, Cha."

Ucapan Amanda tersebut berputar berkali-kali di kepala Acha. Kabar kembalinya Iqbal ke Indonesia cukup mengejutkan Acha. Pasalnya setelah kelulusan SMA, Acha tidak pernah lagi melihat Iqbal karena cowok itu sudah pergi kuliah ke luar negeri dan tidak pernah pulang lagi. Bahkan Acha juga tak tau kabar tentang Iqbal lagi.

Sejak Iqbal memutuskan ke luar negeri dan benar-benar menolaknya yang terakhir kali, sejak saat itu juga Acha memutuskan untuk melupakan seorang Iqbal.

Ya, Iqbal adalah cowok yang pernah Acha suka sejak SMA. Bahkan dulu Acha mengejar Iqbal secara terang-terangan seperti gadis gila. Namun hasil pahit dan kejam yang harus Acha dapat, Iqbal tidak pernah membalas perasaan Acha dan terus menolak Acha. Hingga akhirnya Acha memilih menyerah dengan perasaannya.

Dan salah satu alasan Acha masuk Kedokteran adalah agar Acha bisa selalu sibuk dan melupakan perasaannya kepada Iqbal. Perjuangan yang sangat susah buat Acha.

Acha menghela napas panjang, tanpa sadar ia tersenyum getir, teringat dengan tingkah konyol dan memalukannya saat SMA.

"Kenapa Acha dulu ngejar cowok sampai segitunya!"

Acha geleng-geleng kecil, tidak habis pikir dengan tingkahnya saat masih SMA. Namun, Acha menjadikan hal itu sebagai kenangan dan pengalaman yang tak perlu diulangi lagi.

"Jangan pernah lakuin hal gila seperti itu lagi Natasha!"

Acha bergegas mengganti baju jaganya dan memasukan barang-barangnya ke loker. Tiga puluh menit lagi pergantian shift-nya. Acha tidak mau telat dan mendapat semburan tajam dari dokter-dokter seniornya.

Acha menatap wajahnya di cermin, berusaha mengembangkan senyumnya.

"Semangat untuk hari ini Natasha."

Acha keluar dari ruang ganti, namun langkahnya terhenti saat melihat seorang dokter yang cukup Acha kenal berdiri di depan pintu. Senyum dokter tersebut melebar ketika melihatnya.

"Dokter Atlas nyari siapa?" tanya Acha sopan. Dokter Atlas adalah dokter residen sekaligus kakak tingkatnya dulu di Universitas Arwana. Acha cukup mengenal Dokter Atlas dengan baik, cowok itu juga sering membantunya.

Atlas berjalan mendekat, menyerahkan sekotak susu rasa pisang kesukaan Acha.

"Buat lo," ucap Atlas.

"Dalam rangka?"

"Biar lebih semangat. Lo minggu ini rolling ke bagian bedah kan?"

Acha menghela napas seketika teringat akan hal itu. Salah satu bagian yang katanya paling sulit dan Acha harus bersiap.

Acha menerima susu tersebut.

"Terima kasih Dokter Atlas," jawab Acha lirih.

"Nggak usah patah semangat gitu, kalau ada kesulitan lo bisa tanya ke gue Cha."

Acha mengangguk dan kembali mengembangkan senyumnya.

"Sekali lagi terima kasih Dokter."

Jujur Acha bukannya tidak peka, Acha sudah tau sejak kuliah jika Atlas menyukainya. Namun, Acha hanya berpura-pura tidak tahu dan terus mengelak jika ada teman-temannya atau dokter lainnya yang memberitahu kalau Atlas menyukainya.

Atlas cowok yang sangat baik dan parasnya pun tampan, tapi untuk sekarang Acha masih belum tertarik berpacaran dengan siapapun. Entah karena Acha belum ingin membuka hati atau karena Acha hanya ingin fokus segera menyelesaikan pendidikannya.

MARIPOSA : MASA SEANDAINYAWhere stories live. Discover now