36 - RIVAL

6K 831 203
                                    


Acha merebahkan tubuhnya di atas kasur sembari menghela napas panjang. Entah kenapa hari ini terasa begitu berat untuk perasaannya. Dalam satu hari Acha harus bertemu dengan dua cowok yang membuatnya gusar.

Yang pertama, Acha tak sengaja bertemu Iqbal di rumah sakit dan akhirnya menemani cowok itu sebentar hingga meminum obatnya.

Setelah meninggalkan Iqbal, Acha bertemu dengan temannya untuk mengambil catatannya dan Acha tak menyangka jika saat ingin pulang Atlas menunggunya di depan ruang istirahat dokter magang. Akhirnya, Acha menerima tawaran Atlas untuk pulang bersama.

"Apa Acha harus buka hati Acha untuk Kak Atlas?"

Acha tiba-tiba memikirkan hal ini sejak Iqbal menyatakan perasaannya.

"Dengan begitu, Iqbal bisa nyerah suka sama Acha."

Entahlah, Acha sendiri belum yakin dengan keputusannya ini. Apa sebenarnya yang diinginkan hatinya. Jujur, Acha masih sangat bimbang.

Lamunan Acha terbuyarkan saat ada ponselnya bergetar. Acha mengeluarkan ponselnya dari saku celana dan mendapati ada dua pesan bersamaan dari Iqbal dan Atlas.

Acha menghela napas lebih panjang, sungguh timing yang sangat tepat sekali. Acha membuka pesan dari Atlas terlebih dahulu.

Dokter Atlas

Besok sepulang jaga mau nonton bareng, nggak?

Acha tak langsung membalas, kini ia berganti membaca pesan dari Iqbal.

Iqbal Guanna

Thank you for today, Natasha.

Acha berdecak pelan setelah membaca pesan dari Iqbal.

"Emang Acha lakuin apa sampai Iqbal ucapin makasih!"

Acha terdiam sebentar, memikirkan tawaran Atlas. Detik berikutnya, Acha mencoba meyakinkan dirinya.

"Acha hanya perlu mencoba dulu."

Setelah itu, Acha membalas pesan Atlas dan menerima ajakan cowok itu nonton bersama besok. Sementara pesan Iqbal, Acha mengabaikannya dan tak berniat untuk membalasnya.

Acha memejamkan matanya sejenak hingga tanpa sadar ia langsung terlelap. Acha bahkan belum mengganti bajunya terlebih dahulu. Tubuh dan pikirannya mendadak lelah hari ini. Padahal Acha tidak melakukan pekerjaan apapun. Sungguh aneh.

****

Iqbal memeriksa kembali soal-soal yang sudah dibuatnya beberapa hari ini. Minggu depan ujian tengah semester sudah dimulai dan Iqbal harus sudah menyerahkan soal UTS miliknya paling lambat hari ini.

Pengalaman ini sangat baru bagi Iqbal dan tentu saja tidak mudah. Untungnya Iqbal mendapatkan banyak bantuan dari beberapa dosen lainnya. Iqbal sudah mulai beradaptasi dengan lingkungan universitas maupun dosen dan mahasiswanya.

"Finally, done."

Iqbal menyenderkan tubuhnya di kursi, merasa lega setelah mengirimkan soal tersebut ke bagian fakultas melalui email.

Iqbal cukup puas dengan soal-soal yang dibuatkannya. Menurut Iqbal soal yang ia buat tidak begitu sulit namun juga Iqbal tidak ingin terlalu memudahkan. Iqbal juga ingin memberi pengalaman baru bagi semua mahasiswa dan mahasiswi yang diajarkannya.

Iqbal melirik jam tangannya, menunjukkan pukul sebelas siang. Masih ada dua jam lagi sebelum jadwal mengajar siangnya dimulai.

Iqbal segera berdiri dan mengambil ponselnya ada di meja. Iqbal memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu.

MARIPOSA : MASA SEANDAINYAWhere stories live. Discover now