38 - BUKTI PERJUANGAN

5.7K 865 193
                                    

Sudah tiga hari Acha tidak pernah melihat Iqbal datang menghampirinya lagi setelah penolakan tegasnya. Entah mengapa, hal itu cukup mengganggu Acha. Bukan karena Acha merasa kehilangan, hanya saja Acha takut ucapannya sangat melukai Iqbal dan akhirnya Iqbal sangat membencinya. Acha hanya tidak ingin punya musuh.

"Apa Acha keterlaluan ya kemarin?"

Acha mengigit bibirnya, mendadak gusar.

"Apa Acha minta maaf aja ya ke Iqbal?"

Acha menghela napas panjang. Niatnya ingin membuat Iqbal menyerah, malah dirinya sendiri yang kerepotan.

"Dokter Acha baik-baik aja, kan?"

Acha tersentak kaget saat melihat salah satu perawat datang menghampirinya. Acha segera mengembangkan senyumnya.

"Baik Nurse."

"Dari tadi saya lihat Dokter Acha ngelamun terus seperti ada masalah."

Acha menggeleng.

"It's okay. Acha hanya sedikit capek," jawab Acha tidak sepenuhnya bohong. Pagi ini memang banyak pasien berdatangan ke IGD.

"Kalau butuh apa-apa, panggil saja saya ya Dok. Saya bantu Dokter Sinta dulu."

"Iya Nurse, makasih."

Acha menghela napas panjang, mencoba mengembalikan fokusnya. Acha tidak ingin terlalut untuk mencemaskan hal yang tidak penting seperti tadi.

"Fokus Natasha!"

****

Shift jaga Acha akhirnya berakhir, Acha tidak ada rencana apapun hari ini dan ia juga tidak ingin kemana-mana. Acha memutuskan untuk langsung pulang saja.

Acha berjalan menuju ke lobi rumah sakit, tangan dan matanya fokus memainkan ponselnya. Sejak tadi Acha sedang mencari baju batik di aplikasi belanja online untuk ia kenakan di hari pelepasan para dokter yang telah menyelesaikan internship-nya. Acha benar-benar tidak sabar menanti hari itu yang akan datang sebentar lagi.

Kegiatan Acha terhenti bersamaan dengan langkahnya ketika ada panggilan tak terduga dari Mamanya. Acha mengerutkan kening, bingung. Tak biasanya sang Mama menelfonnya siang-siang seperti ini.

Tanpa pikir panjang, Acha segera menerima panggilan dari Mamanya.

"Iya Tante mama, ada apa?"

Acha mendengarkan suara Mamanya yang panik di sebrang.

"Cha itu... Cha!!!"

"Tante Mama pelan-pelan, ada apa?" jujur jantung Acha seketika berdetak cepat, tak tenang. Takut terjadi apa-apa dengan Mamanya.

Terdengar suara helaan napas panjang sebelum akhirnya sang Mama membuka suara kembali.

"Natasha pulang ke rumah sekarang juga!!!"

Deg! Acha langsung tak bisa berpikir jernih, Mamanya langsung menutup panggilan begitu saja, membuat dirinya semakin panik dan khawatir.

"Cha kenapa?"

Acha tersentak kaget, ia mendapati Atlas ada di sampingnya entah sejak kapan.

"Dokter Atlas maaf banget, Acha boleh minta tolong anterin Acha pulang sekarang juga? Mama Acha tiba-tiba telfon panik banget dan minta Acha pulang sekarang juga. Acha khawatir banget ada apa-apa di rumah." Acha tak peduli perkataannya terdengar cepat dan berantakan, yang pikirannya saat ini hanya Mamanya.

MARIPOSA : MASA SEANDAINYAWhere stories live. Discover now