28 - HARI PEMOTRETAN

7.4K 1K 248
                                    


Hari minggu yang sangat mengejutkan bagi Acha. Setibanya di cafe Mama Amanda, kaki Acha langsung terhenti tepat di tengah pintu cafe. Acha dibuat bingung dengan kehadiran orang yang sama sekali tak terduga.

Jika melihat Rian dan Glen saja, Acha tidak akan terlalu heran. Rian pasti akan datang untuk membantu Amanda, sementara Glen memang orang kaya raya yang suka buang-buang waktu dan buang-buang uang.

Namun, satu orang yang menjadi permasalahan bagi Acha. Kenapa Iqbal juga bisa datang? Apakah Rian mengajaknya atau dia memang ingin membeli kue di cafe ini?

"Amanda," panggil Acha pelan.

Amanda segera mendekati Acha dengan senyum canggung. Ia nampak bingung untuk menjelaskan ke Acha. Amanda sendiri memang belum memberitahu Acha bahwa model cowok yang akan menamani Acha adalah Iqbal.

Jujur, Amanda sendiri awalnya dilema dan takut jika memberitahu Acha maka gadis itu akan menolak. Padahal menurut Amanda kombinasi Acha dan Iqbal akan sangat membantu konten promosi cafe Mamanya.

Dan, akhirnya Amanda memutuskan untuk mengorbankan Acha. Amanda yakin Acha tidak akan marah kepadanya, paling hanya akan kesal saja.

"Kenapa Iqbal ada di sini?" tanya Acha saat Amanda sudah berdiri di hadapannya.

Senyum Amanda merekah lebih gugup. Amanda pun memilih segera menarik Acha dan membawa gadis itu ke ruangan kerja Mamanya.

"Cha, ikut gue bentar."

****

Acha hampir tidak bisa berkata apapun setelah mendengar penjelasan dari Amanda, bahkan bibirnya sampai setengah terbuka saking terkejutnya.

"Amanda nggak lagi bercanda, kan?" tanya Acha masih merinding.

"Nggak, Cha."

"Model cowoknya beneran Iqbal?"

"Beneran."

Acha mengerutkan kening, masih tak paham.

"Kenapa dia mau?" Acha juga sangat tahu bagaimana sifat seorang Iqbal sejak dulu. Dan, keheranan Acha pasti tidak beda dengan Amanda.

"Ka... Katanya sih dia pengin bantuin gue," jawab Amanda memilih jujur.

Acha menghela napas berat, masih tak bisa percaya dan menurutnya alasan Iqbal sangat tak masuk akal.

"Cha, lo nggak akan batalin, kan? Lo tetap mau jadi model ceweknya, kan?" rajuk Amanda sembari memainkan lengan Acha.

"Kenapa Amanda nggak ceritain kemarin?" protes Acha. Jujur, Acha tentu saja sedikit kesal.

"Gue takut kalau cerita lo pasti nolak."

"Tentu aja Acha akan nolak."

"Tuh, kan. Sedangkan gue beneran butuh banget lo dan Iqbal buat konten promosi cafe ini. Menurut gue lo berdua cocok banget sama konsepnya."

Acha lagi-lagi hanya bisa menghela napas, lebih panjang.

"Cha, jangan marah. Maafin gue, ya."

"Acha nggak marah."

"Tapi kesal, ya?"

"Amanda masih tanya?" tajam Acha tak bisa menyembunyikan kekesalannya.

MARIPOSA : MASA SEANDAINYAWhere stories live. Discover now