27 - SEBUAH IDE

6.4K 915 250
                                    


Iqbal membuka gerbang rumahnya, pagi ini ia berangkat lebih pagi karena ada jani temu dengan dekan fakultasnya. Ia masuk ke dalam mobil dan sebelum berangkat memeriksa ponselnya yang sejak tadi bergetar beberapa kali.

Iqbal melihat ada pesan dari Rian. Keningnya langsung mengerut, tak biasanya sahabatnya itu mengirimnya pesan pagi-pagi.

Iqbal langsung membuka chat tersebut.

Rian

Udah gue pastiin, Acha nggak punya pacar. Good luck

Senyum di wajah Iqbal mengembang tipis, salah satu kabar terbaik yang pernah ia dapatkan di pagi hari.

Iqbal meletakkan ponselnya dan segera beranjak menuju kampus. Meskipun jalanan cukup macet, tak membuat senyum di wajahnya hilang. Iqbal sangat menikmati pagi ini.

*****

Acha memakan bekal makan siang yang dibawakan oleh sang Mama. Sebenarnya tidak bisa juga disebut makan siang, pasalnya tadi pagi Acha nggak sempat sarapan dan memilih membawanya ke rumah sakit. Namun, dia baru bisa memakannya saat jam makan siang.

"Makan sendirian aja."

Acha tersentak kaget dan langsung menoleh ke samping. Acha melihat Atlas sudah duduk di kursi sebelahnya sembari memberikan sebotol susu pisang kesukaannya.

"Makasih Kak," balas Acha sesopan mungkin.

"Bawa bekal dari rumah?" tanya Atlas basa-basi.

"Iya, Kak Atlas mau? Tapi tinggal krupuk aja," cengir Acha.

Atlas tersenyum sembari menggeleng.

"Nggak, lo habisin aja. Gue tadi udah makan."

Acha mengedarkan pandangnya, tak ada siapapun di ruangan istirahat, hanya dirinya dan Atlas. Padahal Acha yakin beberapa menit yang lalu masih ada beberapa dokter yang juga sedang makan.

"Kak Atlas nggak sibuk?" tanya Acha.

"Sibuk."

"Terus kenapa kesini?"

"Mau ketemu sama lo."

Acha mengerutkan kening.

"Ketemu sama Acha? Ada yang bisa Acha bantu Kak?"

Atlas terkekeh pelan, selalu gemas dengan tingkah polos Acha.

"Lo nggak perlu bantu apapun, Cha. Gue hanya ingin lihat wajah lo aja."

Acha seketika mematung, tak menyangka Atlas akan seterang-terangan itu mengungkapkan perasaannya.

"Sori Cha kalau ucapan gue barusan buat lo nggak nyaman," sesal Atlas saat menyadari keadaan mendadak hening.

Acha menggeleng canggung.

"It's okay, Kak."

"Hari minggu lo ada acara nggak, Cha? Lo sibuk nggak?" Atlas melontarkan pertanyaan lagi.

Acha langsung teringat dengan janjinya kepada Amanda.

"Ada, Kak. Acha diminta bantu teman Acha di cafe Mamanya," jawab Acha.

"Yah, gue telat lagi," lirih Atlas.

"Maaf Kak. Memang ada mau perlu apa?"

"Hari minggu gue pengin ajak lo makan malam bareng."

MARIPOSA : MASA SEANDAINYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang