13 - PENASARAN

9.6K 1.1K 124
                                    


Kaki Acha berhenti di depan toko boneka, mata Acha tertuju ke dua boneka sapi lucu yang ada di display. Acha ingin sekali membelinya tapi awal bulan lalu ia sudah membawa pulang tiga boneka sapi dari toko boneka berbeda. Acha takut jika dia membeli lagi, ia akan kena semprot Mamanya.

Pagi ini Acha pergi ke Mall bersama Atlas. Acha berjanji untuk menemani seniornya itu membelikan kado sepupunya.

"Mau beli Cha?" tanya Atlas, ia menghampiri Acha setelah menyelesaikan pembayaran kado.

Acha menoleh ke samping, kemudian menoleh pelan.

"Nggak Dokter."

Atlas menghela napas panjang.

"Cha, udah gue bilang kalau di luar rumah sakit nggak perlu panggil gue Dok," protes Atlas. Nyatanya, ia sudah berkali-kali mengingatkan Acha namun gadis itu selalu lupa.

Acha tersenyum canggung.

"Maaf Do... Eh, Kak. Sudah kebiasaan sejak magang di sana."

"Mulai sekarang dibiasakan, oke?"

Acha mengangguk kecil.

"Acha usahakan Kak."

Atlas akhirnya bisa tersenyum, senang mendengar jawaban Acha. Entah mengapa jawaban Acha membuatnya merasa lebih dekat dengan gadis itu.

"Beneran nggak mau beli bonekanya? Lo suka banget kan sama boneka sapi?"

"Bulan depan aja Kak. Bulan kemarin Acha sudah beli."

"Beli aja sekarang. Mau gue beliin?" tawar Atlas.

Acha menggeleng cepat.

"Nggak perlu Kak, beneran. Jangan dibeliin ya."

"Padahal gue nggak pernah beliin apapun buat lo. Lo selalu nolak kalau gue beliin," lirih Atlas mengutarakan kesedihannya karena memang Acha selalu menolak tawarannya.

Acha tertegun mendengar ucapan Atlas, tak biasanya cowok itu akan bereaksi seperti itu. Acha cepat-cepat mencari alasan yang tepat, tak ingin membuat Atlas semakin sedih bahkan kecewa.

"Kak Atlas sering traktir Acha makan dan bawain Acha susu pisang. Itu aja sudah buat Acha seneng."

Atlas sedikit mencondongkan tubuhnya.

"Beneran lo seneng?"

Acha mengangguk, tanpa ragu.

"Iya Kak. Jadi nggak perlu beliin Acha boneka sapi ya."

Atlas mengangguk menurut, tak ingin membuat Acha tidak nyaman.

"Kita mau kemana lagi? Mau makan?" tanya Atlas membuka topik baru.

Acha berdeham pelan, tatapanya berubah sendu.

"Kak Atlas maaf banget Acha siang ini udah janji sama sahabat Acha. Mamanya ada pembukaan cafe baru. Acha harus kesana sekarang. Acha nggak bisa nemenin makan."

Atlas menggeleng pelan, masih mempertahankan senyumnya.

"Nggak apa-apa Cha, nggak perlu merasa nggak enak. Lo udah nemenin saja, gue sudah seneng banget."

"Beneran nggak apa-apa Acha nggak bisa nemenin makan siang, Kak?" Acha masih merasa tidak enak.

"Beneran, Cha. Gue anter ke cafe sahabat lo, ya."

MARIPOSA : MASA SEANDAINYAWhere stories live. Discover now