7 - PERTEMUAN KEDUA

10.1K 1K 112
                                    


Acha melepaskan sepatu high heels-nya, sudah lama Acha tidak memakainya, sekali memakai bisa berjam-jam dan sedikit membuat tumitnya sakit.

Acha menatap ke jam dinding di ruang tamu menunjukkan pukul setengah dua belas malam dan ia baru saja tiba di rumah setelah acara reuni SMA yang sangat seru.

Acha perlahan merebahkan tubuhnya di sofa, memejamkan matanya sebentar untuk merilekskan tubuh dan pikirannya.

"Lo bener-bener sudah lupain Iqbal, Cha?"

Kedua mata Acha langsung terbuka, pertanyaan Amanda terlintas begitu saja di kepalanya.

Acha menegakkan kembali tubuhnya sembari menghela napas panjang. Jika harus menyimpulkan malam ini dalam tiga kata makan Acha hanya akan menyebutkan satu kata : entahlah.

"Sebaiknya Acha mandi dan langsung tidur!"

Acha segera berdiri dan masuk ke kamar mandi. Besok pagi dia harus kembali ke aktivitasnya sebagai dokter magang di rumah sakit. Tidak ada waktu bagi Acha untuk memikirkan hal lain saat ini.

****

Setelah acara reuni SMA dan pesta kecil penyambutan kedatangan Iqbal selesai, baik Rian, Iqbal dan Glen tidak langsung pulang ke rumah masing-masing. Mereka memilih untuk kumpul bersama di apartmen Glen yang ada di dekat Universitas Arwana.

"Gue sudah bilang ke Papa lo kalau lo nginap di Apartmen Glen malam ini Bal," ucap Rian sembari mengeluarkan tiga botol air minum dari kulkas.

"Gue bukan anak kecil," celetuk Iqbal dingin.

"Ya siapa tau aja lima menit kemudian lo pamit pulang," balas Rian sarkas.

Iqbal memilih tak membalas, ia mengeluarkan ponselnya dan fokus memeriksa beberapa pesan yang dikirim teman-teman UK-nya.

"Gue pesen pizza dan burger. Ada tambahan lagi nggak?" tanya Glen.

"Cukup, Iqbal nggak bakalan makan. Dia mana mau makan malam apalagi junk food," jawab Rian.

Glen langsung menatap Iqbal.

"Lo masih nggak mau makan pizza dan burger Bal?" heran Glen.

"Just reduce..."

Glen manggut-manggut iba. Padahal makan Pizza dan burger di malam hari adalah sebuah kenikmatan dunia yang luar biasa.

"Serius ini lo nggak ikut makan?"

"Hm," jawab Iqbal tanpa mengalihkan pandangnya dari ponsel.

"Oke, gue pesan burgernya dua aja kalau gitu."

Keadaan kembali hening sesaat, Iqbal sibuk dengan ponselnya, Glen sibuk dengan delivery makannya dan Rian sudah masuk ke kamar mandi sejak tiga menit yang lalu.

Glen meletakkan ponselnya setelah selesai memesan makanan, pandangannya beralih ke Iqbal.

Glen mengerutkan kening, heran melihat Iqbal yang diam dengan tatapan kosong ke luar jendela Apartmen. Seolah ada yang sedang dipikirkan oleh cowok itu. Padahal beberapa menit yang lalu Iqbal masih sibuk dengan ponselnya, benar-benar aneh.

Glen merasa tingkah Iqbal sedikit aneh sejak kepulangan mereka dari reuni SMA. Iqbal memang pendiam, tapi sepanjang perjalanan cowok itu lebih diam bahkan menjawab pertanyaan Rian atau pun dirinya hanya singkat saja bahkan kadang hanya dengan tindakan seperti mengangguk, menggeleng dan berdeham singkat. Seperti tadi, hm.

MARIPOSA : MASA SEANDAINYAМесто, где живут истории. Откройте их для себя