5 - HAI

9.7K 1K 79
                                    


Sudah satu minggu Iqbal menunggu Papanya di rumah sakit. Kondisi Papanya sudah cukup membaik meskipun jadwal operasinya terpaksa ditunda. Selama seminggu ini Iqbal banyak menghabiskan waktu dengan Papanya, banyak bercerita dan banyak mendengarkan ceramah panjang Papanya.

Namun yang Iqbal syukuri, Papanya tidak pernah bertanya apakah dia akan kembali bekerja di Inggris atau pun rencananya setelah ini. Seolah sang Papa tahu jika pertanyaan tersebut sangat sulit untuk di jawab oleh Iqbal.

Iqbal sendiri sudah menjelaskan ke sang Papa mengenai pekerjaannya agar Papanya tidak merasa bersalah. Toh, keputusan berhenti bekerja dan kembali ke Indonesia merupakan keputusan Iqbal sendiri tanpa paksaan siapapun.

"Bal bantu Papa duduk di sofa. Ada yang mau Papa obrolin," ucap Bov tiba-tiba mematikan televisinya.

Iqbal yang tengah asyik membaca jurnal langsung berdiri dan menghadap Papanya.

"Ngobrol apa Pa? Iqbal bisa duduk di..."

"Papa ingin di sofa," potong Bov cepat.

Iqbal mengangguk pasrah dan segera membantu Papanya agar bisa duduk di sofa. Iqbal membantu Papanya dengan hati-hati.

****

"Malam ini ada reuni SMA?"

Iqbal terdiam sejenak, Papanya langsung mengajukan pertanyaan tanpa basa-basi apapun. Iqbal tiba-tiba teringat dengan kedatangan Glen dan Rian seminggu lalu di rumah sakit ini. Sejak saat itu, dua sahabatnya itu tak pernah lagi memaksanya.

Iqbal mendesah pelan, menyadari jika ini pasti rencana aneh yang sudah disiapkan oleh Rian untuknya, dengan meminta bantuan sang Papa. Rian dan Glen memang sangat tau kelemahannya.

"Iqbal nggak mau datang Pa," jawab Iqbal sungguh-sungguh.

"Kenapa? Bukannya kamu belum pernah ikut acara reuni SMA sejak kamu kuliah di luar negeri?"

"Kalau Iqbal kesana, siapa yang jaga Papa di sini?"

Bov berdecak pelan, seolah pertanyaan putranya tersebut tidak masuk akal.

"Kamu pikir Papa anak bayi yang nggak bisa sendirian?"

"Bukan gitu Pa. Iqbal ben..."

"Kamu harus datang. Ini perintah!"

Iqbal menghela napas lebih panjang.

"Pa, Iqbal nggak tertarik buat datang," kekuh Iqbal.

"Kakak kamu sebentar lagi datang. Papa sudah telfon tadi untuk kesini malam ini. Jadi kamu nggak perlu khawatir Papa sendirian. Kamu bisa datang ke acara reuni dan nikmati acaranya." Bov pun tak menyerah dengan mudah.

Meskipun misi ini adalah permintaan Rian dan Glen yang meminta tolong kepadanya, Bov juga sangat ingin Iqbal datang ke acara reuni agar putranya tak terus merasa khawatir dengan keadaannya. Jujur, Bov masih merasa bersalah membuat putranya harus merelakan pekerjaan impiannya yang didapatkannya dengan susah payah.

Bov sendiri sudah sering memaksa Iqbal untuk kembali, tapi putranya tetap terus menolak dan ingin menjaganya.

"Iqbal tetap akan di sini jagain Papa," putus Iqbal tegas.

Kini giliran Bov yang dibuat bernapas panjang, membujuk Iqbal memang tidak mudah. Putranya ini kadang terlalu kaku dan sangat logis akan sesuatu.

"Bal ada kalanya kamu harus nikmatin masa muda kamu. Sekarang kamu di Indonesia, kamu punya teman-teman yang pernah menemani masa SMA kamu. Jangan putus silaturrahmi hanya karena kamu tidak tertarik buat datang. Mereka pasti senang kalau kamu datang," pesan Bov bijak.

MARIPOSA : MASA SEANDAINYAWhere stories live. Discover now