20 - SITUASI

6.7K 877 133
                                    

Sadar atau tidak sejak tadi kedua mata Iqbal hanya memandang ke satu orang. Entah mengapa, pertanyaan Glen terus terpikirkan di kepalanya sejak dua hari yang lalu. Padahal, Iqbal sudah menjawabnya dengan tegas dengan elakan.

"Lo beneran nggak pernah suka sama Acha?"

Iqbal menghela napas panjang, mencoba kembali fokus. Untung saja semua yang ada di dalam lab olimpiade sedang memperhatikan Acha yang tengah menjelaskan di depan, sehingga tidak akan ada yang curiga jika sejak tadi Iqbal terus menatap Acha begitu lekat.

"Ada yang ingin ditanyain?" Acha mengakhiri penjelasan panjangnya.

Baik Radit, Kaiara dan Sean menggeleng, mereka nampak puas dengan semua penjelasan Acha yang sangat membantu pengetahuan tambahan ketiganya.

"Kalau nggak ada, lebih baik kita akhiri pertemuan hari ini karena sudah jam lima sore biar kalian bertiga tidak pulang malam seperti pertemuan kemarin," lanjut Acha dan disetujui yang lainnya.

*****

Dino menagih janji ke Iqbal dan Acha untuk makan malam bersama, membuat keduanya mau tak mau harus ikut dengan Dino ke cafe yang sudah dipesankan.

Mereka bertiga beranjak ke cafe dengan mobil Iqbal. Dino sendiri memang sengaja tidak membawa kendaraan.

Sesampainya di cafe baik Dino, Acha dan Iqbal segera memesan makanan kesukaan mereka. Dino memberikan berbagai rekomen ke Acha dan Iqbal agar tidak salah pesan.

"Lo minum kopi sekarang, Cha?" kaget Dino melihat Acha memesan segelas ice americano.

Nyatanya bukan Iqbal saja yang terkejut dengan fakta itu, karena waktu SMA dulu Acha sangat tidak suka meminum kopi.

"Iya Dino, mungkin efek harus begadang sebelum pre-test dan ujian," jawab Acha.

Dino mengangguk-angguk mengerti, ucapan Acha memang sangat relate dengannya. Ia juga membutuhkan banyak asupan kopi jika dihajar banyak tugas.

"Sumpah gue seneng banget kita bertiga bisa kumpul lagi. Gue masih nggak nyangka lo akhirnya pulang, Bal." Dino membuka topik pembicaraan lain.

"Lo ngira gue nggak akan pernah pulang?" heran Iqbal.

Dino mengangguk dengan cepat.

"Bukan hanya gue, semua teman-teman kita ngiranya begitu. Acha juga pasti ngira gitu, kan?"

Pandangan Dino dan Iqbal langsung mengarah ke Acha, membuat Acha sedikit kaget.

"I... Iya," jawab Acha memilih mengiyakan saja. Kepalanya mendadak blank karena serangan tak terduga dari Dino.

"Gue ada rencana pulang," jelas Iqbal.

"Tapi harusnya nggak tahun ini?" tebak Dino.

"Iya."

"Kabar Papa lo gimana? Gue udah denger dari Glen dan Rian alasan lo pulang."

"Sudah jauh membaik," jawab Iqbal.

"Papa lo dirawat di rumah sakit Arwana, kan?" tanya Dino lagi.

"Iya."

Jari telunjuk Dino langsung mengarah ke Acha.

"Acha juga intern di sana, lo berdua pasti sering ketemu."

MARIPOSA : MASA SEANDAINYAWhere stories live. Discover now