17 - TRAGEDI SANDWICH TUNA

7.3K 984 163
                                    


Acha duduk kembali di kursi jaganya, menghela napas dengan kasar. Acha masih bisa merasakan detakan jantungnya berdegup kencang, perkataan Iqbal terakhik kali cukup mengganggunya. Entah mengapa Acha merasa semakin gugup namun merasa kesal juga dalam satu waktu.

"Kenapa sikap Iqbal yang sekarang jadi lebih menyebalkan?" Acha merasa Iqbal sering suka sengaja menggodanya hingga membuatnya bertambah gugup dan Acha yakin Iqbal tentu saja menyadari kegugupannya yang sangat sulit untuk ia sembunyikan setiap didekat cowok itu.

Acha mendecak pelan.

"Kenapa nggak bersikap dingin dan cuek aja ke Acha kayak dulu!" seru Acha mengeluarkan unek-uneknya.

Acha menyeruput kopinya sampai setengah, mencoba meredahkan emosinya.

"Kenapa juga pakai nerima tawaran Pak Bambang? Kenapa juga peduli dengan kegugupan Acha? Kenapa sek..."

"Cha lo nggak apa-apa, kan?"

Acha langsung menghentikan ocehannya, ia menoleh ke Tera yang melihatnya dengan canggung, seolah gadis itu baru saja melihat temannya menjadi gila karena ngomel-ngomel sendiri.

Acha tersenyum masam.

"Acha nggak apa-apa Tera," jawab Acha.

"Lo diganggu siapa di Cafetaria sampai sekesal ini?" Tera masih penasaran, karena tak biasanya seorang Acha yang baik hati dan murah senyum mencak-mencak seperti ini apalagi di malam hari.

"Orang nyebelin Tera." Emosi Acha kembali naik.

"Orang yang nyebelin?"

Acha memutar badannya seutuhnya agar menghadap ke Tera, menatap gadis itu dengan serius.

"Tera, Acha boleh tanya sesuatu nggak?"

Tera mengangguk tanpa ragu.

"Boleh, tanya apa Cha?"

Acha terdiam sebentar, merangkai kata-kata dalam kepalanya untuk ia sampaikan ke Tera.

"Seandainya kalau ada teman lama Tera yang dulunya cuek dan dingin banget ke Tera tapi tiba-tiba sekarang jadi lebih ramah, lebih banyak bicara ke Tera dan bahkan nggak sedingin dulu ke Tera, menurut Tera alasan sikap teman lama itu sedikit berubah karena apa?"

Tera menyipitkan kedua matanya, mencerna baik-baik pertanyaan Acha.

"Kalau boleh tau, berapa lama jarak lo dan teman lama lo itu nggak ketemu?" tanya Tera tanpa basa-basi, seolah tahu pertanyaan Acha adalah tentang gadis itu sendiri.

"Enam tahun."

Tera mengangguk-angguk, mengerti. Detik berikutnya, seulas senyum mengembang di paras cantik Tera.

"Cha, enam tahun itu lama. Lo ngerti, kan?"

"Ma... Maksudnya Tera?"

"Gue yakin pasti banyak hal yang terjadi dengan teman lama lo itu selama enam tahun ini dan akhirnya buat sikap dia sedikit berubah."

"Banyak hal? Misalnya?"

Tera mengangkat kedua bahunya, tidak yakin.

"Gue nggak tau pastinya, tapi bisa aja seperti lingkungan baru dia yang membuat dia harus beradaptasi dan merubahnya pelan-pelan menjadi sosok yang bisa bersosialisasi, atau mungkin aja dia tiba-tiba terpilih jadi ketua BEM di kampusnya yang mengharuskan dia banyak ngomong dan ngerubah dia jadi sosok lebih ramah."

MARIPOSA : MASA SEANDAINYAWhere stories live. Discover now