22 - KECEROBOHAN

7.1K 938 143
                                    

"Amanda...."

Amanda mendecak pelan sembari geleng-geleng melihat penampakkan sahabatnya yang sudah mirip orang gila yang tidak mandi tiga hari. Rambut acak-acakan, kantung mata menghitam dan wajah kusam.

Amanda menaruh sarapan yang sempat ia belikan untuk Acha. Pagi ini, Amanda sengaja mampir ke rumah Acha, niatnya ingin sekadar berkujung dan melihat kondisi sahabatnya karena mereka sudah tidak bertemu dua minggu terakhir ini.

Namun, pandangan yang didapat malah penampakkan Acha yang memprihatinkan. Amanda yakin pasti Acha sedang ada banyak tugas beberapa minggu ini.

"Cha mandi dulu!" pekik Amanda tajam dan langsung menjauhkan kotak sarapan yang ingin dibuka Acha.

Acha mendesis sebal.

"Lo kerja rodi apa gimana sih? Raut wajah lo sampai kayak gitu?"

Acha menggeleng lemah.

"Nggak tau Amanda. Ingin rasanya Acha hilang aja. Laporan Acha banyak tapi Acha juga harus selesaikan materi seminar," racau Acha.

"Lo mau ada seminar?" heran Amanda.

Acha mengangguk.

"Iya, lusa Acha harus berangkat ke Bali sebagai perwakilan fakultas."

Amanda menghela napas panjang, kini terjawab sudah alasan utama sahabatnya mendadak menjelma seperti mayat hidup.

"Tetap jaga kesehatan lo, jangan terlalu diforsir Cha. Ngerti?"

"Ngerti Amanda."

"Sekarang berdiri dari kursi dan mandi dulu. Kita sarapan bareng."

Acha menatap Amanda dengan sorot mata haru, merasa bersyukur dengan kehadiran Amanda yang selalu peduli dengannya.

"Makasih Amanda."

****

Acha turun dari mobil Amanda, pagi ini Amanda menjadi penyelamatnya. Mulai dari membawakannya sarapan hingga mengantarkannya ke rumah sakit.

"Nanti sore mau dijemput juga, nggak?" tawar Amanda.

Acha menggeleng.

"Nggak usah Amanda. Sepulang kerja, Acha mau ke perpustakaan kampus dulu."

"Oke. Lusa gue antar ke Bandaranya."

Acha mengangkat kedua jempolnya.

"Love you, Amanda."

Bukannya membalas, Amanda malah bergegas menutup kaca jendela dan menjalankan mobilnya begitu saja. Sementara Acha terkekeh puas melihat sikap tsundere seorang Amanda.

"Semangat untuk hari ini Natasha!"

*****

Iqbal keluar dari ruangan dekan dengan membawa sebuah undangan. Setelah mengajar, Pak Prama memanggilnya dan Iqbal diminta menjadi perwakilan dosen untuk acara seminar di Universitas Kencana, Bali.

Tentu saja, Iqbal langsung menerima penunjukkan tersebut, Iqbal merasa terhormat mendapatkan kesempatan tersebut, mengingat dirinya masih dosen baru.

"Sebaiknya gue segera siapkan materinya."

Iqbal memilih bergegas pulang. Penjukkan tersebut cukup mendadak dan ia tidak punya bnayak waktu. Lusa dirinya sudah harus berangkat ke Bali bersama dua mahasiswanya yang ditunjuk juga oleh fakultas.

MARIPOSA : MASA SEANDAINYAWhere stories live. Discover now