23 - UCAPAN TERIMA KASIH

7.5K 1K 262
                                    

Acha merasa sangat lega permasalahan laptopnya satu per-satu selesai dan bisa teratasi dengan cepat. Dan, yang paling penting materi seminarnya pun bisa ia selesaikan tepat waktu berkat bantuan Iqbal dan teman-teman dekatnya.

Iqbal benar-benar menepati janjinya untuk membantu materi seminar Acha hingga selesai. Di mana cowok itu sampai harus begadang sampai jam tiga dini hari di rumahnya.

Tidak hanya itu, Rian dan Glen pun berhasil mendapatkan identitas dan nomer telepon penumpang terakhir dari taxi yang dikendarai Acha. Penumpang itu juga terbukti mengambil laptop Acha. Awalnya, penumpang itu tidak mengaku namun Rian yang sudah ahli dengan kasus seperti ini melakukan berbagai cara dan membuat sang pelaku akhirnya mengaku.

Dan, setelah negosisasi panjang pelaku pun setuju mengembalikan laptop Acha bahkan tanpa memberikan kompensasi apapun.

Acha merasa bersyukur bisa memiliki teman-teman yang bisa ia andalkan.

*****

Selesai dari shift paginya, Acha segera pulang ke rumah. Ia bergegas mem-packing baju-baju yang akan ia bawa ke Bali. Untung saja, malam ini Amanda datang untuk membantunya.

"Lo nggak usah khawatir Cha, urusan laptop serahin ke gue dan Rian. Besok gue dan Rian akan nyamperin pelakunya," ucap Amanda sembari membantu melipat baju Acha.

Acha menatap Amanda terharu. Ia pun langsung memeluk Amanda dengan erat.

"Amanda, makasih banyak sudah banyak bantuin Acha. Love you."

Amanda melepaskan pelukan Acha, menatapnya tegas.

"Ingat! Jangan diulangi lagi dan lebih hati-hati. Kurangi cerobohnya secapek apapun dan selalu periksa barang-barang lo. Ngerti?"

Acha mengangguk dengan yakin.

"Mengerti Amanda."

"Pinter," puji Amanda puas. "Setelah ini lo langsung istirahat biar besok pagi nggak telat ke bandaranya. Gue jemput jam tujuh."

"Iya Amanda. Sekali lagi makasih banyak."

Setelah itu, keduanya kembali fokus memasukan baju-baju dan perlengkapan Acha ke dalam koper. Acha hanya membawa tiga pasang baju dan dua baju tidur. Walau pun hanya dua hari, Acha selalu jaga-jaga membawa baju tambahan untuk keadaan urgent atau tak terduga.

*****

Acha dan Iqbal saling bertatapan lama dengan ekspresi sama-sama terkejutnya ketika bertemu di ruang tunggu boarding bandara. Acha dan Iqbal sama-sama tidak tau jika mereka menjadi perwakilan dari fakultas masing-masing. Padahal mereka baru bertemu kemarin dini hari setelah menyelesaikan materi seminar Acha.

Iqbal pun kini mengerti untuka apa materi seminar tersebut, tapi tak menyangka jika digunakan untuk kegiatan yang sama dengannya.

"Iqbal ke Bali juga?" tanya Acha memastikan.

Iqbal mengangguk.

"Hm."

Acha tersenyum canggung.

"Kalau gitu, Acha pergi samperin teman Acha dulu."

Tanpa menunggu balasan Iqbal, Acha memilih beranjak begitu saja, melewatinya. Acha sama sekali tak menduga takdir seperti ini bisa terjadi. Dari banyaknya dosen yang ada di Fakultas teknik Iqbal-lah yang ditunjuk.

MARIPOSA : MASA SEANDAINYAWhere stories live. Discover now