--57. Risoles Mayo--

123 17 4
                                    

Festival pensi semakin dekat. Hanya dua minggu lagi dari hari ini. Sementara para guru memulai proses remidial untuk siswa dengan nilai merah-- para anggota osis dan MPK juga sibuk dengan program kerja tahunan mereka.



Sebenarnya, lebih banyak yang bergabung dalam acara tahunan ini. Bukan hanya osis dan MPK, tapi seluruh ketua ekskul dan dua orang perwakilan ikut serta menjadi bagian dari acara besar Techno.


Hal yang membuat Yerina sampai hari ini belum bertemu Mark Endaru. Meski beberapa kali ia bergabung dalam rapat pensi, terkadang kekasihnya itu tidak ikut serta dalam rapat. Entah tengah mencari sponsor, atau mengurus hal lain.

Yerina benar-benar paham akan posisi Mark yang sulit untuk ditemui. Ia agak khawatir, karena beberapa kali Mark terlihat tidak cukup baik. Bahkan di beberapa kesempatan Mark sampai terkantuk-kantuk ketika rapat.

Jadi, di sela waktunya yang cukup banyak, Yerina mulai memendar. Mencari sosok cowok itu yang terakhir kali ia lihat saat mereka berangkat bersama. Di tangannya sudah ada kotak berwarna ungu. Berisi makanan sederhana hasil eksperimennya bersama Deya. Dibantu tutorial dari bunda Praja.

Tidak mewah. Hanya risoles Mayo yang sengaja ia sisakan untuk kekasihnya. Setelah terjadi beberapa pertempuran untuk memutuskan dagangan apa yang kira-kira mereka jual di Expo nanti, mereka memutuskan untuk menjual beberapa jenis kue basah dan risoles mayo.

"Lo yakin mau kasih ke cowok lo?" Yerina mendengus kecil, melirik Praja curiga. Karena dari banyaknya manusia di TKR 2. Praja dan Janu memang si pemangsa paling besar.

"Lo nggak usah embat ini juga ya Ja! Jatah gue mau buat Mark,"

Praja mencibir itu. Tapi lantas segera berlalu setelah melihat Yena dan Ujin melintas di depannya. Membuat gadis mungil itu kembali sendiri.

Ketika netranya kembali memindai, Yerina berhenti bergerak di arah jam 2. Melihat bagaimana Mark Endaru yang kini hanya memakai kaus hitam polos-- menanggalkan seragam sekolahnya. Tengah berbincang serius dengan Naura dan Ajun.


Hanya selang beberapa menit sampai para pengurus osis itu pergi meninggalkan Mark. Yerina lantas melangkah mendekat. Bergerak menuruni anak tangga menuju lapangan utama yang agak ramai. Karena hari ini mereka bersiap untuk mengatur layout Expo.


Bibirnya tertarik lebar dan cantik. Berjalan ringan menuju kekasihnya di ujung lapangan. Sementara udara cukup sejuk meski matahari mentereng dengan gagah di tengah cakrawala.


Saat Mark mulai menoleh dan menyadari keberadaannya, Yerina makin mempercepat langkah. Terlalu lama ia tidak mengobrol ngalor ngidul dengan Mark. Meski beberapa kesempatan mereka memang mengobrol-- membicarakan urusan pensi antar divisi mereka.


"Hey.. Panas loh ini kok mau turun?" Mark mengacak puncak kepala Yerina ringan. Tahu gadis itu tidak terlalu suka berada di bawah terik matahari begini.

"Nggak pa-pa. Sesekali aja," meski jawabannya tidak memancing emosi, tapi tangannya sibuk merapikan helai rambut yang berubah kusut seketika.


Mark terkekeh pelan. Kemudian mengulurkan tangan, kini ganti menyisir lembut rambut Yeri dengan jari tangannya yang panjang. Menggenggam telapak tangan Yerina dan membawa gadis itu ke tribun dan duduk disana.

"Hari ini udah kemana aja? Nyebar proposal lagi?" Mark mengangguk kecil.


"Tadi dari sponsor bareng Ajun," Mark menarik napas panjang. Merasakan getaran di saku celananya. "Wait a minute princess,"


Yeri akhirnya hanya bisa mengangguk. Memang, kali ini ia harus rela menjadi yang kesekian diantara sibuknya jadwal Mark Endaru. Dari cowok itu yang pasti sibuk dengan persiapan Expo karena menjadi koordinator humas. Menjadi bapak dari sembilan belas anak monyet lepas-- yang mana mereka sama sibuknya untuk menentukan apa yang pantas untuk dijual pada Expo minggu depan.

Fur Eye ✓ [MARK | YERI] Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ