--53. Punya Mina--

209 23 5
                                    

Nesya Alminami. Si gadis berpipi cubby dan mata bulan sabitnya selalu terlihat ramah. Ia terkenal sering menjadi buntut Mark Endaru, meski cowok itu punya pacar.

Yerina selalu mengira-ira bagaimana hubungan keduanya tetap terjalin meski salah satu jelas punya pacar. Sementara Mina tidak terlihat dekat dengan siapapun kecuali teman kelasnya yang lain. Gadis itu seolah tak punya teman-- yang lain diluar itu.

Berkali-kali mengulik masalah itu, Yerina justru tak menemukan apapun. Gadis itu terlalu menutup diri dari orang luar. Lalu, apa artinya ketika Yerina sudah berhasil mengenakan kaus berlengan panjang berwarna violet dengan jogger pants hitam yang agak kebesaran itu?

Milik gadis bernama Nesya Almina. Si sahabat Mark Endaru-- katanya.

Gadis itu mematung agak lama. Rambutnya masih setengah basah ketika berdiri di depan meja belajar Mark. Memandangi pigura kecil di ujung meja. Memperlihatkan dua bocah berseragam TK dan salah satunya merupakan si pemilik kamar.

Seberapa dalam hubungan Mina dan Mark? Seberapa banyak mereka saling bertukar keluh kesah selama ini.

Oke. Yerina hanya orang baru di sini. Tapi bukan berarti Mark bebas menyembunyikan semuanya. Yeri, juga ingin tahu.

Saat keadaannya sudah lebih baik daripada tadi, gadis itu memilih melengos. Tidak ingin memperburuk keadaannya sendiri. Ia gampang flu, dia gampang demam. Gampang baper. Gampang tersulut emosi.

Dan, saat sebuah ketukan terdengar lebih nyaring dari sebelumnya, Yerina memilih memutar knop pintu. Barangkali Mommy-- atau ibu Mark kembali datang. Meski, yang datang justru cowok itu. Mark Endaru yang sama-sama sudah mandi sepertinya.


"Gimana? Muat kan?"

Yerina memutar kedua bola matanya jengah. Mina bukan Abimanyu yang memiliki bahu lebar dan tubuh tinggi berisi. Jadi, memakai bajunya tidak akan membuat Yeri se tenggelam itu.

"Kayaknya aku mau pake baju tadi aja deh. Nggak enak,"

"Kenapa sih?" Mark kembali menarik tangan Yerina yang mulanya berusaha meraih seragamnya yang setengah basah. "Pake itu aja, nanti demam,"

"Tapi nggak enak Mark. Ini punya orang, belum tentu dia bolehin kalo baju ini dipinjam," Yeri melengos. "Jadi, tolong biarin aku pake punyaku sendiri,"

Mark memejamkan matanya sejenak. Lalu kembali memperhatikan gadis itu yang cukup sibuk meraih seragam miliknya yang tergantung di kamar mandi. Cowok itu menarik napas panjang.

Yerina selalu sama. Dan ia akan selalu mencintai gadis itu. Yang gengsinya parah, yang cukup sering demam, yang ngamukan. Yerina yang seperti itu.

Jadi, setelah agak lama memperhatikan gadis itu yang berusaha keras mengeringkan bajunya dengan hairdryer-- Mark bergerak masuk ke kamar mandi. Menyerahkan kaus dan celana cargo miliknya-- yang pasti semuanya akan menjadi oversize untuk Yerina.

"Kalo nggak mau punya Mina. Pake punyaku," kata cowok itu final. Seraya menyerahkan kaus di tangannya.

Yerina menoleh. Dengan bibir mengerut dan mata mengerjap malas, gadis itu agak berpikir beberapa detik. Sebelum akhirnya meraih kaus milik Mark. Alih-alih mengenakan milik Mina.

"Pake itu aja kalo mau," Yeri lagi-lagi melengos. Meski akhirnya mendorong Mark untuk keluar dari kamar mandi.

"Yaudah awas, aku mau ganti baju," gadis itu mendengus. Tapi setelah beberapa detik ia tidak menemukan Mark bergerak. Cowok itu masih berdiri di ambang pintu, memperhatikannya.

Fur Eye ✓ [MARK | YERI] Where stories live. Discover now