--45. Salam Dari Fur Eye--

169 34 5
                                    

Tiga hari, Yerina tidak menginjakkan kakinya di area sekolah. Entahlah ada hal baru apa lagi, yang jelas ia kini hanya merebahkan diri di kasur kesayangannya. Bergoler kanan kiri mencari tempat yang nyaman.

Ia amat berterimakasih kepada dokter yang memberikan dispensasi hingga 3 hari lamanya. Dan.. Di hari terakhir ini Yerina memilih untuk body battery saving mode-- alias rebahan seharian ini.

Kepalanya tidak berdenyut, hidungnya sudah tidak meler lagi. Sudah lebih baik daripada kemarin. Yeri merasa agak lucu, sebab ia langsung demam dan flu-- setelah merasa dikecewakan Mark Endaru. Seolah-olah hal itu benar-benar mempengaruhi kesehatannya. Mengganggu pikirannya. Padahal realitanya, iya juga sih.


Keripik singkong yang ia sita dari Yira kini sudah tandas. Sementara dirinya benar-benar tidak punya niat untuk bangkit sekedar mencari minum dan membasahi tenggorokan yang kering. Gadis itu justru meraih earphone, mencari-cari aplikasi radio. Siapa tahu hari ini Haikal akan membadut di sana.

Agak lama sampai ia menemukan saluran radio sekolah, Yerina kemudian mencepol rambutnya dengan asal. Sementara suara milik Keisha Levronka masih terdengar.

"Ecan mode galau, di tolak siapa lagi tuh bocah," Yeri menggeleng kecil. Tahu nasib Haikal Raditya yang harus ditolak berkali-kali oleh anak TKJ. Tapi tabiatnya Haikal memang antifragile, jadi ia benar-benar akan mengejar siapa lagi kali ini?

Tepat setelah lagu itu mencapai titik akhir, Yerina bisa mendengar suara lain. Ini jelas bukan suara Haikal, tapi mas Jordan si alumni yang kini sibuk kuliah. Laki-laki itu bicara banyak hal. Lalu pesan-pesan yang dikirim ke akun Twitter Radio mulai dibacakan dengan nada ceria.

"Eits, gue melihat sesuatu nih," suara mas Jo masih saja riang. "Buat Yerina-- eh Yer dicariin nih!"

Yeri mengernyit, ia sampai menaikkan volume ponselnya. Suara cekikikan mas Jo juga terdengar riang.

"Yerina, ini dicariin," kata mas Jo sekali lagi. "Katanya, Get well soon Yerina. Salam dari Fur Eye,"

Yeri melongo. Rahangnya hampir jatuh-- mengingat orang-orang yang tahu Fur Eye hanya sebagian kecil saja. Sementara pendengarnya bahkan tak pernah tahu-- Yerina si percaya mitos penyampaian rindu dengan bulu mata.

"Apa nih Fur Eye-Fur Eye?"

Yeri tahu, pasti mas Jo tengah mencerna makna Fur Eye sebenarnya. Tapi mungkin juga tidak, karena setelah beberapa menit membahas fur eye yang tak penting-- cowok itu sudah membacakan salam dari pendengar lain.

Yang membuat Yerina kepikiran. Apakah iya Mark Endaru mengirimi dirinya salam lewat radio sekolah?

Cowok itu bahkan tidak ada niat sedikitpun untuk membujuknya beberapa hari ini. Setelah kemarin ia tahu cowok itu mengirim manusia bernama Jinendra James Adnan-- Yeri bisa menyimpulkan, mungkin Mark benar-benar tidak punya niat tulus meminta maaf padanya.

"Ck! Apaan sih cowok lemot banget. Nggak punya pergerakan sedikitpun," Yeri berakhir menendang boneka beruang-- yang ia anggap mirip Haikal-- hingga jatuh dari atas ranjang.

"Ya menurut lo? Gue tuh bisa dibujuk cuma pake salam fur eye doang? Ha?!" gadis itu berkacak pinggang di atas tempat tidur. Menunjuk boneka beruang yang sama, lalu melengos lagi.

"Kirimin gue apa kek anjir!"


🍉🍉Fur Eye🍦🍦


Di sisi lain, cowok itu mendengus lagi. Kepalanya bergoler malas di atas meja kerja Alan, sementara si pemilik tidak ada di tempat. Tengah berunding di tengah ruangan bersama Elsa dan beberapa pengurus lain.

Fur Eye ✓ [MARK | YERI] Where stories live. Discover now