--12. Insecure--

183 39 0
                                    

Votenya bestie♥♥
.
.
.


"Teh," Yeri yang masih menyantap bakso di mangkuknya agak menoleh. Mendapati James yang baru datang dan duduk di depannya.

Yang tak lama, si mata sipit Gino pun ikut duduk di samping James. Seolah tempat Yeri sudah teramat sempit.

"Apa?" tanya gadis itu tak peduli. Masih sibuk meniup baksonya sebelum menyuapkan ke dalam mulut. Membuat pipinya langsung mengembung.

Dua pemuda tampan di depannya hanya menipis kan bibir. Menggeleng kemudian karena merasakan energi negatif dengan bara api membumbung tinggi. Jadi, alih-alih bertanya lebih lanjut, James memilih mengeloyor pergi ke tempat bu Ati untuk memesan makanannya dengan Gino.

Yeri mengunyah dalam diam. Memandangi punggung tegap dua bocah itu yang menjauh dari pandangannya. Kemudian, ia mendesah panjang. Menyeruput kuah hangat yang pedas di depannya.

Sebenarnya, Yeri tuh kenapa sih?

Dia sampai tidak tahu dengan dirinya sendiri. Apa dia membenci Mark? Jelas tidak. Tidak ada satupun hal dalam laki-laki itu yang bisa dibenci. Tapi kenapa sampai sekarang ia justru selalu menghindar dari cowok itu?

Seperti saat ini. Ketika cowok itu datang bersama Aldi, membawa satu kardus berisi karton warna warni dan beberapa peralatan menggambar. Yeri sudah sesak napas duluan. Ia merutuk kenapa memilih tempat duduk agak luar-- yang pada akhirnya jelas terlihat oleh orang-orang yang datang.

"Lo sendiri, Teh?" tanya Aldi begitu datang. Langsung meletakkan kardus di bawah meja.

"Sama James," jawab Yeri dengan datar. Jelas menghindari tatapan Mark yang mengarah padanya.

Gadis itu berdeham pelan. Mendorong kursi ke belakang lalu berdiri meraih tas miliknya.

"Loh, mau kemana?" suara Mark terdengar ketika Yeri melengos akan berbalik pergi. Membuat gadis itu menghela napas panjang, tetap tak berbalik dan mengabaikan cowok itu.

Yeri tetap berjalan menjauh dan mengembalikan mangkuk ke warung bu Sri. Benar-benar tak mengindahkan panggilan James atau Gino yang terus memintanya agar menunggu untuk pulang bersama. Lalu, ketika ia sudah jauh dari kantin-- Yeri menghela napas panjang sekali lagi.

Sebenarnya dia kenapa sih?

Dia tidak bisa mengerti dirinya sendiri. Yeri selalu sangsi tiap bertemu Mark beberapa hari terakhir ini. Bahkan, sebisa mungkin menghindar dan tak bertatapan dengan laki-laki itu. Menjadi alasan kenapa dia sekarang jarang menghampiri Ajeng atau Haikal untuk pulang bersama.

Matanya tak sengaja berserobok dengan milik Arinda. Gadis itu lagi-lagi datang ke sekolah di sela jadwal pkl nya. Gadis dengan rambut lurus sepunggung itu tersenyum cantik untuk sekedar menyapa. Membuat Yeri diam-diam merasa dihempaskan jauh ke belakang.

Dibandingkan Arinda yang cantiknya begitu, Yerina tuh apa sih?

Yeri memaksakan diri menarik kedua ujung bibir untuk memberikan kesan ramah pada si pengurus osis. Sebelum akhirnya beranjak, melangkah lebih cepat dengan rasa insecure diatas rata-rata. Jika biasanya ia akan sombong tingkat dewa--kini justru jatuh mengenaskan karena seorang pengurus osis cantik. Mantan Mark Endaru.

"Gila. Yang bening gitu aja dihempas," katanya masih terheran--ada sedikit rasa envy karena nyatanya Arinda memang semenakjubkan itu.

Wajah cantiknya, kulitnya yang seolah tanpa cacat. Senyumnya yang manis hingga membuat kedua matanya menyipit lucu. Rambutnya yang lurus jatuh sepunggung. Otaknya yang encer, good atittude. Dan segalanya mengenai kelebihan Arinda yang tak bercelah.

Fur Eye ✓ [MARK | YERI] Where stories live. Discover now