BAB 39: A NEWS

52.8K 3.4K 520
                                    

Berita kecelakaan beruntun di kota New York begitu menjadi perbincangan hangat di hari ini. Di duga kecelakaan tersebut terjadi pada pukul 9 malam. Semua stasiun televisi menyiarkan berita tersebut bahkan Lia tengah menyaksikan berita itu sembari memakan keripik kentang pedas yang diam-diam ia beli tanpa sepengetahuan Arnov.

Wanita dengan baju tidur di pagi hari itu tengah duduk bersila di sofa kamarnya. Tangannya tak berhenti memasukkan keripik kentang ke dalam mulutnya. Bahkan Arnov sudah melarangnya untuk memakan makanan itu tetapi diam-diam Lia membelinya dan menyembunyikannya.

Ponsel Lia bergetar, sebuah pesan masuk membuatnya mengalihkan atensinya.

Wanita itu menutup mulutnya tak percaya kala salah satu temannya memberitahu jika Alana terlibat dalam kecelakaan beruntun yang terjadi semalam. Bahkan kondisi Alana terlihat begitu mengkhawatirkan, seluruh tubuhnya basah oleh darah dan wajahnya terkena goresan yang begitu parah. Lia tak sanggup melihat foto yang dikirimkan kepadanya itu.

Pintu kamar terbuka menampilkan Arnov dengan sepiring sarapan dan susu yang berada di tangannya. Ia menghampiri istrinya dan meletakkan nampan stainless di meja.

Pria itu mengambil alih ponsel istrinya, "Tidak perlu melihat berita sampah, sayang. Ayo makan sarapanmu."

"Kau tahu wanita itu terlibat dalam kecelakaan beruntun tadi malam dan kondisinya terlihat begitu parah" ujar Lia lalu memasukkan sebuah keripik kentang pedas ke dalam mulutnya tanpa menyadari tatapan tajam suaminya.

Arnov meraih toples kaca yang berisi penuh keripik kentang pedas lalu melemparnya ke dalam tempat sampah.

Lia tersentak kecil, ia merutuki kebodohannya. Sekarang tatapan Arnov benar-benar seperti raja hutan yang tidurnya terganggu.

"Siapa yang mengizinkanmu memakan makanan itu?" tanya Arnov sembari menarik pinggang ramping istrinya dan mengangkatnya ke atas pangkuannya.

"Siapa yang mengizinkanmu memakan makanan itu?" tanya Arnov sembari menarik pinggang ramping istrinya dan mengangkatnya ke atas pangkuannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tatapan Lia begitu gelisah, bola matanya melihat ke kanan dan ke kiri. Dirinya tidak berani menatap mata tajam Arnov saat ini.

"Bukankah aku sudah melarang mu untuk tidak memakannya tapi kenapa kau begitu nakal, hm?"

"Maaf" jawab Lia.

"Apa aku harus membakar pabriknya terlebih dahulu agar dirimu tidak memakannya lagi?."

"Jangan" pekik Lia dengan spontan.

Arnov menyingkirkan helaian rambut istrinya ke belakang telinga, pria itu membisikkan sesuatu.

"Kau mau dihukum?" bisiknya lirih.

Lia memukul dada suaminya dengan keras, kalimat itu yang selalu Arnov keluarkan jika dirinya melakukan kesalahan.

"Sebenarnya bukan aku yang menginginkannya tetapi baby sangat ingin memakan kripik kentang pedas itu" ujar Lia beralasan, melihat tatapan tajam Arnov membuatnya begidik ngeri.

"Benarkah?."

Lia mengangguk cepat, ia mengalungkan tangannya di leher suaminya.

"Dimana kau menyimpannya?" tanya Arnov sembari mencium pipi istrinya.

"Menyimpan apa?." Lia terlihat sok bingung dengan pertanyaan suaminya, "Aku tidak menyimpan apapun."

"Tunjukkan sayang atau aku yang akan membakarnya sekarang" ancam Arnov, istrinya ini sangat nakal jika tidak digertak maka akan semakin menjadi.

Dengan bibir yang mengerucut, telunjuk Lia mengarah pada laci yang berada di bawah TV.

Arnov menghela nafas pelan, dugaannya benar jika istrinya beberapa kali diam-diam mengonsumsi snack pedas itu. Akan ia pastikan pabriknya tidak akan produksi lagi.

Suara kucing mengalihkan atensi Lia, wanita itu turun dari pangkuan suaminya dengan cepat membuat Arnov diam-diam menggeram marah.

"Lia...." suara rendah Arnov ia hiraukan.

Wanita itu menggendong kucing orange kesayangannya. Ia mengambil kembali toples kaca yang berada di tempat sampah.

Arnov bangkit dari duduknya, ia mengambil dengan cepat toples yang berada di tangan Lia lalu membuangnya kembali. Pria itu mengeluarkan aura marahnya.

Lia mencebikkan bibirnya, ia tahu Arnov pasti marah melihat ulahnya barusan.

Pria itu menatap tajam manik indah istrinya, "Kau mengambil barang kotor sayang, bagaimana jika kau sakit karena hal itu?."

"Arnov aku hanya ingin memberikannya pada Leo, sia-sia jika sisanya dibuang begitu saja. Keripik itu membelinya pakai uangku."

"Bukankah aku sudah melarang mu untuk membelinya kenapa dirimu tetap saja nakal, sekarang siapa yang salah disini?" balas Arnov sembari bersedekap dada di depan istrinya.

Lia seolah-olah tertawa pelan menanggapi Arnov, "Jelas kau yang salah, seharusnya kau tidak melarangku memakan kripik itu" cetus Lia lalu memukul dada Arnov dengan kuat.

Wanita itu melangkahkan kakinya menuju sofa kembali, meletakkan Leo di sebelahnya dan mulai memakan makanan yang tadi dibawa Arnov tanpa menghiraukan pria itu.

Arnov menghela nafas, lihatlah istri kecilnya yang marah dan tidak ingin kalah. Sudah jelas-jelas Lia yang salah tetapi dengan berbagai cara tetap menyangkalnya.

Pria yang berstatus sebagai suami Lia itu menghampiri istrinya yang tengah lahap memakan sarapan pagi. Arnov mengusap surai coklat Lia dengan lembut membuat wanita itu mendelik kesal kearah suaminya. Hei, ingatkan Arnov jika Lia masih marah!

"Sini" pinta Arnov sambil menepuk pahanya.

Lia memalingkan wajahnya, Arnov hobi sekali memangku dirinya. Kali ini ia akan menolak permintaan suaminya.

Melihat Lia yang tak meresponnya Arnov berniat mengangkat tubuh kecil itu tetapi tanpa diduga kucing orange yang berada di tengah-tengah keduanya bersuara keras hingga mencakar dan menggigit tangan kekar Arnov.

"Shit" maki Arnov berniat ingin segera mencekik kucing gila itu.

Lia tersenyum lebar melihat hal itu, ia segera mengangkat kucing kesayangan ke pangkuannya. Wanita itu menepuk-nepuk pelan kepala Leo.

"Pintar sekali, kau melindungiku dari monster yang ganas" ucap Lia sembari cekikikan.

Ia membawa kucingnya keluar kamar tanpa mempedulikan Arnov yang tengah menahan kekesalan. Kesabaran pria itu akan menebal jika bersama istrinya.

_

"Bagaimana apakah beritanya sudah menyebar ke penjuru kota?" tanya seorang wanita pada orang suruhannya.

"Sudah nona, saya sudah menyebarkannya dan saat ini tengah menjadi trending topik."

Wanita itu tersenyum lebar, ia melemparkan amplop coklat berisi uang pada orang yang berada di depannya.

"Kerja bagus, sekarang kau boleh pergi."

Ia menggigit kukunya yang dilapisi kutek merah darah sembari tertawa jahat, "Sekarang aku harus kemana, Korea atau Thailand?."

_

Terimakasih ✨

Vote dan komen ya.

Komen next untuk lanjut

Sampai jumpa di chapter selanjutnya.

ARNOVEA: Second Life His Wife Where stories live. Discover now