BAB 7: FORGET

111K 8.8K 73
                                    

Lia basah kuyup sebab menyelamatkan kucing malang dari derasnya hujan, bahkan baju mahalnya sudah kotor terkena noda tanah. Ia membawa kucing berwarna oranye yang berada di pelukannya ke dalam butik.

"Astaga, ibu kenapa bisa kotor seperti ini?" tanya karyawan butik miliknya.

Bahkan beberapa karyawan lain tergopoh-gopoh membawakan handuk untuk bosnya.

"Terimakasih, tadi aku menyelamatkan kucing ini."

"Leria, bisakah kau mengantarkan aku pulang dengan mobilmu?" tanya Lia pada manager keuangan butiknya.

"Tentu saja bisa, sebentar aku akan menyiapkan mobilku terlebih dahulu."

Lia pun mengangguk menunggu Leria menyiapkan mobilnya. Setelah mobilnya siap, keduanya pergi ke kediaman Nicholas.

Sedangkan ditempat lain, Arnov memijat pelipisnya pusing entah apa yang dirinya makan tetapi setelah pertemuannya dengan klien Araz's Company kepalanya terasa sangat pusing dan sakit.

Alana tersenyum miring memasuki ruangan Arnov, berjalan berlenggak-lenggok layaknya seorang model bahkan wanita itu dengan lancangnya mengelus pelan pundak atasannya.

Melihat kedatangan Alana dan sikap kurang ajar sekretarisnya, Arnov menepis kasar tangan lancang itu.

Hanya Lia yang boleh menyentuh tubuhnya.

"Sialan, jaga batasanmu" marah Arnov pada Alana.

Pria itu mengambil ponselnya dan menghubungi Leo untuk meminta pertolongan.

Setelah menghubungi Leo, ia menatap tajam Alana yang kini tengah memberikan tatapan menggoda.

'Cih, menjijikkan' batin Arnov.

"Pak, aku tahu kau tidak bahagia dengan Lia."

Arnov tak merespon, membiarkan Alana berkicau semaunya sampai Leo datang.

"Aku mencintaimu pak Arnov, mari kita membuat sebuah hubungan. Aku akan memberikanmu kebahagiaan yang tidak pernah wanita itu berikan."

Alana bersikukuh merayu Arnov, berharap pria itu luluh dan jatuh kedalam pelukannya.

Tetapi bukankah Alana salah dalam memilih target?

"Bahkan wanita itu juga mengkhianatimu dengan hubungannya bersama Calvin. Hubungan mereka bahkan sudah sangat jauh."

Wanita rubah itu mencoba untuk menyentuh dada Arnov, tetapi sebuah suara menghentikan aksinya itu.

"Tuan" panggil Leo membuat Arnov mengangguk.

"Usir dia dari sini, aku sudah muak melihat tingkah tak bermoralnya" perintah Arnov pada Leo.

"Baik tuan."

"Nona, tolong keluar dari ruangan tuan Arnov anda sangat menganggu tuan" ujar Leo dengan suara datar.

Alana menggeleng kuat, "Aku tidak mau."

"Anda keluar sendiri atau harus saya seret terlebih dahulu."

"Pak Arnov kau menyetujui tawaranku bukan, kau bisa menghubungiku nanti malam" ujar Alana sambil menggigit bibir bawahnya menggoda, bahkan wanita itu mengedipkan sebelah matanya.

Prang

Hiasan guci di meja kerja Arnov melayang hampir mengenai kepala Leo.

"Apa kau tidak memahami ucapanku Leo, usir wanita ini dari ruangan ku sekarang juga" teriak Arnov penuh dengan emosi bahkan wajah pria itu terlihat sangat murka.

Tubuh Leo gemetar dengan segera ia pun menyeret tubuh Alana untuk keluar dari ruangan Arnov.

"Pak Arnov aku mencintaimu" teriak Alana saat dirinya diseret kasar oleh Leo.

"Oh shit, kenapa pusingnya semakin menjadi-jadi. Apa yang wanita masukkan ke dalam minumanku?" racau Arnov.

Leo masuk keruangan Arnov setelah melaksanakan tugasnya.

"Tuan, apa anda ingin pulang sekarang?."

"Hm, bantu aku wanita itu sangat licik hingga memasukkan sebuah obat ke minumanku."

Leo pun memapah tubuh Arnov menuju mobil, setelahnya mereka melaju menuju mansion mewah milik Arnov.

_

Arnov memasuki mansionnya dengan sempoyongan, bahkan Leo tengah berjaga-jaga jika nanti tuannya jatuh pingsan. Pria dingin itu mengedarkan pandangannya ke segala penjuru mansion, berharap orang yang ia cari segera menunjukkan batang hidungnya.

Melihat maid yang berlalu lalang, ia pun bertanya.

"Dimana Lia?."

"I-itu tuan, nyonya belum pulang."

Damn! Tubuh Arnov hampir jatuh ke lantai, sialan kenapa ia lupa jika dirinya sudah berjanji untuk menjemput Lia setelah pulang bekerja.

Dengan langkah cepat Arnov menuju pintu keluar bahkan pria itu tidak memperdulikan pusing yang mendera di kepalanya.

"Bodoh sekali sialan" sesekali dirinya memukul kuat kepalanya.

Saat akan memasuki mobilnya ia melihat sebuah mobil berwarna putih memasuki pekarangan mansionnya.

Lia turun dari mobil tersebut dengan seekor kucing kotor yang berada di pelukannya.

"Leria, aku sangat berterima kasih padamu" ujarnya pada Leria.

"Tidak masalah bu, aku akan kembali ke butik."

Dengan pakaian kotor dan basah Lia segera masuk ke dalam mansion, tapi langkahnya terhenti saat melihat Arnov yang menatapnya dengan tatapan sedih.

Pria itu mengambil langkah besar berjalan kearah Lia dan memeluk tubuh mungil yang basah itu.

"Sorry, i forgot" ujarnya bahkan suara tetap dingin dan datar.

Lia melepaskan pelukannya, ia menatap wajah Arnov sekilas lalu mengangguk.

"Tidak apa-apa, aku tahu kau sibuk lagian diriku tidak sepenting itu" ujarnya lalu melangkah meninggalkan Arnov yang berdiri mematung di tempat.

Lia menyuruh maid untuk membersihkan kucing yang ia temukan bahkan ia menyuruhnya untuk membelikan kandang kucing.

"Tolong berikan kucing itu perawatan yang terbaik" perintahnya yang langsung dijalankan oleh para maid.

Wanita itu pergi ke kamar tanpa mempedulikan Arnov, entah mengapa ia merasa kecewa dengan suaminya itu. Jika tidak bisa menjemputnya setidaknya jangan berjanji diawal.

"Jahat banget sih" gerutunya sambil mengusap matanya yang mengembun.

Lia pun segera mandi untuk membersihkan diri, dirinya sangat lelah hari ini dan ia ingin segera beristirahat.

Ia merasakan hawa dingin yang begitu menusuk kulitnya, setelah mandi Lia pun bersin-bersin tanpa jeda. Ah, karena terkena hujan sepertinya ia akan sakit.

_

Terimakasih ✨

ARNOVEA: Second Life His Wife Kde žijí příběhy. Začni objevovat