BAB 3: MANIPULATIVE ROLE

121K 9.9K 77
                                    

Lia memperhatikan gedung pencakar langit yang ada dihadapannya, terlihat begitu mewah dari luar. Ia pun segera melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam. Menuju meja resepsionis untuk menanyakan keberadaan Arnov.

"Permisi apa pak Arnov nya ada?."

"Pak Arnov baru saja kembali dari luar, anda siapa dan apakah sudah membuat janji?" tanya sang resepsionis.

"Saya istrinya dan saya lupa belum membuat janji."

Mendengar jawaban dari Lia resepsionis tersebut merasa terkejut, ia memang pernah mendengar berita jika atasannya telah menikah tapi dengan siapa dan bagaimana rupanya publik belum mengetahui. Tak anyal banyak wanita yang mengaku-ngaku datang ke kantor hanya untuk bertemu sang atasan.

"Sebentar saya akan menghubungi Pak Arnov terlebih dahulu. Nama anda siapa nona?."

"Emilia."

Saat sang resepsionis tersebut akan menghubungi atasan, tangan kanan Arnov terlebih dahulu menghampiri mereka.

"Nyonya Lia, apa yang anda lakukan di sini?"

"Ah, hanya ingin bertemu Arnov. Apa dia berada di ruangannya?."

"Iya, mari saya antarkan."

Melihat itu resepsionis tersebut mejatuhkan teleponnya, untung saja dirinya tidak membuat kesalahan yang fatal.

Sesampainya di depan pintu ruangan Arnov, Lia menormalkan degup jantungnya yang menggila setelahnya ia mengetuk sebanyak tiga kali.

"Masuk."

Mendengar perintah dari dalam Lia pun membuka pintu ruangan itu, wanita itu disuguhkan pemandangan yang membuat matanya sakit. Bagaimana tidak, Alana dengan tidak tahu malunya duduk berdekatan bahkan menempel dengan Arnov.

Pria yang terkejut dengan kedatangan istrinya itu langsung berdiri dan menjauh dari jangkauan Alana, batin Arnov bergetar seakan ia tertangkap basah karena selingkuh.

"Sepertinya kalian sedang sibuk" ujar Lia, ia sedikit menunduk dan tersenyum miring.

Baiklah, kali ini ia akan memainkan drama yang akan membuat Alana panas dingin.

"Aku membawakan sarapan untukmu, apa kau sudah sarapan di luar?" tanya Lia pada Arnov yang masih mematung dengan kedatangan istrinya.

"A-apa?" gumam Alana tak percaya, sejak kapan keduanya saling peduli.

"Bukankah kita baru saja sarapan di cafe depan kantor, pak" tutur Alana dibuat selembut mungkin.

Lia memasang wajah sedih dan kecewanya, "Sudah rupanya, tidak apa-apa aku akan membawanya pulang. Semoga hari kalian lancar."

Sebelum membalikan badan Arnov lebih dahulu berbicara, "Aku lapar lagi."

"Tapi kau baru saja makan."

"Aku masih lapar."

Tangan Alana mengepal melihat keduanya.

"Bisa tinggalkan kami" tutur Arnov pada Alana tidak lupa dengan wajah datar dan suara dinginnya.

Dengan perasaan kesal, Alana keluar dari ruangan sang bos.

Arnov mendudukkan dirinya di kursi kebesaran, ia menatap datar istrinya yang masih berdiri.

"Aku masih lapar" ujarnya sekali lagi.

"Sebentar aku akan menyiapkan terlebih dahulu."

Perasaan Arnov menghangat melihat Lia yang dengan telaten menyiapkan sarapannya.

"Mau aku suapi?" tanya Lia membuat mata Arnov menggelap dan batinnya bergetar.

Tanpa persetujuan Lia mendudukkan dirinya di pangkuan suaminya, tindakannya itu membuat reaksi tubuh Arnov menggila.

Wanita itu mulai menyuapi suaminya, hingga tanpa sadar tangan besar Arnov merengkuh pinggang mungil istrinya. Ia menikmati momen yang terjadi saat ini hingga tak terasa makanan itu telah habis.

Lia menggapai botol minum yang tersedia di meja, membukanya lalu menyerahkan pada Arnov.

"Terimakasih" suara serak Arnov mengalun.

"Aku lihat kau begitu dekat dengan Alana, apa kalian memiliki hubungan dibelakang ku?."

"Tidak" Arnov mulai panik dengan pertanyaan istrinya, bagaimana jika Lia meninggalkan dirinya karena mengira ia selingkuh.

Tapi seketika tatapan pria itu kembali datar, "Bukankah kau yang selingkuh dengan Calvin?."

"Kau menuduhku?."

"Aku hanya berbicara sesuai dengan bukti yang kulihat" jawabnya sambil menunjukkan foto yang dikirimkan Alana kemarin malam.

Lia memperhatikan gambar itu dengan seksama, seperti bukan settingan tapi jika dilihat lebih teliti foto itu hanya sebuah editan belaka yang dibuat serapi mungkin.

"Kapan aku melakukan itu?" tanya Lia menatap suaminya bahkan jarak wajah mereka sangat dekat.

"Saat aku lembur lusa dan baru kembali tadi malam, benar bukan?" Arnov tersenyum miris melihat wajah Lia yang terlihat tenang tanpa ada keinginan untuk menyangkal.

Wanita itu mengelus dagu suaminya lembut, Arnov memejamkan matanya kala tangan mungil dan lembut itu menyentuhnya.

"Lihat aku" pinta Lia, keduanya saling menatap satu sama lain.

"Selama kau lembur aku tidak kemana-mana, bahkan aku sempat sakit kepala dan pingsan. Aku memang tidak tahu dari mana kau mendapatkannya, tapi aku berbicara jujur padamu jika aku tidak pernah tidur dengan Calvin. Apa kau percaya?."

Melihat diamnya Arnov membuat Lia bangkit dari pangkuan suaminya, ia memberikan tatapan kecewa dan penuh luka pada Arnov.

"Aku tidak menuntut mu untuk percaya dan terimakasih telah mendengarkan aku. Semoga harimu selalu lancar, aku akan kembali pulang."

Sebelum keluar dari ruangan Arnov, Lia mengecup pipi suaminya lalu berlari menuju pintu keluar secepat kilat.

Arnov tertegun sejenak dengan tindakan istrinya, tapi di satu sisi ia merasa bimbang dengan tingkah laku Lia dari kemarin malam. Apa wanita itu telah benar-benar bisa menerima atau hanya sebuah permainan saja?

Sepertinya ia tidak bisa mempercayai satu pihak, baik itu Lia ataupun Alana. Arnov harus menugaskan kembali Leo untuk mencari tahu kebenaran tentang Lia dan Calvin.

_

Terimakasih ✨

ARNOVEA: Second Life His Wife Kde žijí příběhy. Začni objevovat