BAB 5: SUSPECT?

115K 9K 57
                                    

Malam telah mengambil alih, sang surya sudah digantikan oleh terangnya purnama. Wanita cantik dengan dress warna putih itu tengah berdiri di balkon kamarnya. Ia menatap aktivitas para penjaga mansion yang tengah berganti shift.

Sebuah mobil mewah datang membuat para pekerja berbondong-bondong untuk membuka gerbang. Lia yang melihat itu lantas tersenyum dan segera turun kebawah untuk menyambut kedatangan suaminya.

Wanita cantik itu tersenyum lebar melihat raut datar suaminya yang menatap kearahnya.

Lia mengambil alih tas yang dibawa Arnov, "Apakah kau lelah?."

"Hm" pria itu masih belum terbiasa dengan sikap perhatian Lia.

Lagipula reaksi tubuh dan jantungnya  sangat berlebihan saat berdekatan dengan wanita ini.

"Mau Coffee? Aku akan membuatkannya" tawar Lia.

"Hm."

Wanita itu bahkan berusaha mengambil perhatian Arnov hingga tanpa sadar keduanya memasuki kamar pria berhati dingin itu.

Seakan seorang istri yang sudah terbiasa, Lia meletakkan tas suaminya di sofa kamar lalu dirinya mengambil baju di walk in closet untuk Arnov.

Setelah menyiapkan keperluan Arnov sesudah mandi, Lia pun turun menuju dapur untuk membuat secangkir Coffee. Bahkan wanita itu membuatnya dengan sangat hati-hati agar rasanya bisa dinikmati oleh suaminya.

Lia membawa coffee buatannya ke kamar Arnov, wanita itu spontan masuk tanpa mengetuk pintu hingga dirinya refleks kaget melihat penampilan suaminya.

"Astaga" ujarnya dengan suara sedikit keras lalu membalikkan tubuhnya sambil menutup kedua matanya.

"Maafkan aku yang tidak mengetuk pintu dulu."

Arnov tersenyum tipis melihat tingkah menggemaskan Lia-nya, dengan segera pria itu memakai pakaian yang telah disiapkan oleh istrinya

"Aku sudah memakai pakaian, berbaliklah" pinta Arnov.

Lia membalikkan badannya pelan menghadap Arnov, ia menyingkirkan satu persatu jarinya yang menutupi matanya.

Wanita itu menyerahkan secangkir coffee buatannya pada Arnov.

"I-ini coffee untukmu, minumlah" ujar Lia sambil menunduk entah mengapa pipinya memanas karena kejadian tadi.

Tangan kekar Arnov memegang dagu istrinya, lalu mengangkat wajah mungil itu agar bertatapan dengannya.

Lia menelan ludahnya susah payah melihat tatapan tajam dari suaminya, sudah lima bulan menikah tapi baru kali ini dirinya menatap mata tajam Arnov.

"Aku belum makan malam."

Lia mengerjapkan mata bulatnya beberapa kali, otaknya mendadak lemot karena beberapa detik bertatapan dengan mata tajam itu.

"K-kau mau makan?" Lia memejamkan matanya merutuki pertanyaan bodohnya.

Jelas Arnov ingin makan karena dirinya belum makan malam. Astaga kenapa Lia jadi tidak fokus dan salah tingkah begini?

"Ya, bagaimana jika memakan dirimu?" wajah Arnov terlihat serius bahkan mata tajamnya tidak teralihkan untuk selalu menatap istrinya.

Lia terlihat linglung, "Aku akan memasak sebentar."

Setelahnya wanita itu berlari keluar dari kamar Arnov dengan tergesa-gesa. Satu ruangan dengan suaminya tidak baik untuk kesehatan jantung dan otaknya.

Arnov mengusap wajahnya kasar.

"Shit, kenapa Lia ku semakin menggemaskan brengsek."

Wajah malu-malu Lia berhasil menggetarkan batinnya, bahkan dirinya hampir hilang kendali untuk mengurung istrinya dan menikmati wajah cantik itu seorang diri.

'Sebentar lagi sayang, setelah itu kita akan hidup bahagia selamanya.'

_

Di dapur Lia membantu para maid untuk memasak makan malam khas Amerika. Ayam General Tso dan Kuah Kerang Manhattan akan menjadi menu untuk dinner kali ini.

Sesekali Lia tidak fokus pada hal yang ia kerjakan, bayangan dirinya bersama Arnov beberapa menit lalu menghantui pikirannya.

"Astaga, hilangkan dari pikiranku" gumam Lia sambil memukul pelan kepalanya.

Beberapa maid yang melihatnya tampak khawatir, "Nyonya, apakah anda sakit?."

"Tidak, aku tidak apa-apa. Lanjutkan pekerjaan kalian."

"Jika kau sakit bisa istirahat saja nyonya, biar kami yang menyelesaikan ini" ujar salah satu maid.

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan dariku, kalian tenang saja."

Mereka pun melanjutkan kegiatan memasak, Lia mengambil bawang merah untuk dipotong tapi kegiatannya dihentikan oleh seorang kepala koki.

"Maaf nyonya, tapi biarkan saya yang memotong bawangnya" ujar kepala koki.

"Kenapa memangnya? Aku bisa hanya sekedar memotong bawang."

Para maid dan kepala koki berkeringat dingin, melihat sang nyonya memotong bawang yang berukuran kecil dengan pisau yang tajam.

Tiba-tiba peringatan sang tuan muncul di pikiran mereka.

'Aku peringatkan pada kalian, jangan sampai Lia-ku terluka saat di dapur atau nyawa kalian yang jadi penggantinya'

Bahkan wajah datar tuannya membuat mereka kesulitan bernafas apalagi sampai kesayangan sang tuan terluka. Mereka pasti akan langsung menghadap Tuhan.

"Nyonya, tolong mengertilah posisi kami."

Lia menghela nafas pelan, "Baiklah."

"Jangan lupa memasak yang enak" Lia memperingati para pekerja dengan wajah galaknya namun terkesan lebih menggemaskan.

"Baik nyonya."

Lia meninggalkan dapur, ia menuju ruang makan sembari menunggu makanan telah matang.

_

Arnov menghubungi Leo tangan kanannya untuk mencari sebuah bukti.

"Ikuti dia selama beberapa hari dan katakan padaku apa saja yang ia lakukan."

"Baik tuan. Sebenarnya saya ingin mengatakan ini dari lama tetapi baru kali ini saya memiliki kesempatan untuk mengatakannya"

"Katakan"

"Foto yang anda dapatkan beberapa hari yang lalu bukanlah asli tuan, itu sebuah editan yang dibuat serapi mungkin."

"Aku tahu. Lakukan apa yang aku perintahkan tadi."

"Baik tuan."

Panggilan diakhiri, Arnov menyimpan ponselnya diatas nakas. Dirinya segera turun untuk makan malam walau Lia belum memanggilnya.

Arnov sebenarnya bukanlah pria bodoh yang mudah dimanipulasi, ia hanya mengikuti permainan sang lawan. Sekretarisnya itu bukanlah wanita baik, ia mengetahui hanya saja karena perintah Lia agar wanita itu bekerja dengannya membuat Arnov tidak bisa menolak.

Pria itu tersenyum tipis melihat Lia yang ikut membantu para maid menata hidangan makan malam.

"Arnov, kemarilah makan malam sudah siap" panggil Lia membuat Arnov mendekat kearahnya.

Lia melayani suaminya selayaknya keluarga harmonis yang sudah terjalin bertahun-tahun setelahnya keduanya memakan hidangan malam ini dengan nikmat

_

Terimakasih ✨

ARNOVEA: Second Life His Wife Where stories live. Discover now