BAB 24: I WANT A BABY

82.6K 7.3K 161
                                    

Pagi ini Lia tengah bersiap-siap untuk menemani suaminya ke kantor, ia bahkan rela tidak pergi ke butik hanya untuk menuruti keinginan Arnov. Dirinya sudah siap dengan pakaian elegan miliknya, sedangkan Arnov masih melaksanakan mandinya.

Lia menyiapkan pakaian suaminya sesekali ia melihat media sosial untuk mengetahui trend fashion anak muda saat ini.

Arnov keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melingkar di pinggangnya, rambutnya ia biarkan basah bahkan airnya menetes ke lantai. Pria itu berjalan menuju istrinya yang tengah asik dengan ponsel miliknya.

"Lihat apa, hm?" Arnov mencondongkan tubuhnya.

Lia mendongak menatap suaminya, air dari rambut Arnov menetes hingga mengenai wajah Lia yang sudah terpoles make up tipis.

"Ihhh Arnov" pekik Lia menghindar dari hadapan suaminya.

"Keringin dulu rambutnya."

Lia berpindah duduk di tengah ranjang, ia menatap kembali suaminya yang masih diam di tempat. Setelah menyadari sesuatu pipinya seketika merah sebab malu, ia memalingkan wajahnya ke samping.

"Pakai baju dulu sana" ucap Lia sembari melihat kesana-kemari karena salah tingkah.

Arnov ikut naik ke atas ranjang membuat Lia membulatkan matanya.

"Bantu keringkan rambutku, Lia" titah Arnov menyerahkan handuk kecil pada Lia.

Wanita itu mengambil handuk kecil dari Arnov tanpa menatapnya, mungkin pipinya masih memerah sebab melihat Arnov yang hanya memakai sehelai handuk.

Lia mulai mengusap rambut hitam milik Arnov dengan handuk, pria itu memejamkan matanya menikmati setiap hal yang dilakukan oleh istri cantiknya.

"Udah. Sana pakai baju nanti kamu telat" ujar Lia turun dari ranjang untuk menyimpan handuk kecil itu.

"Tidak akan ada yang memarahiku" balas Arnov dengan santai.

Lia mencibir pelan, "Dasar sombong."

"Kau tidak ingin melihatku?" tanya Arnov pada Lia yang masih membelakanginya.

"B-bukankah setiap hari aku sudah melihatmu."

"Kemarilah" perintah Arnov pada Lia yang masih sibuk membelakanginya.

Lia masih berdiam di tempatnya sambil menepuk pipinya pelan, berharap rona merah itu akan hilang.

Pria itu menarik pelan lengan istrinya hingga keduanya saling berhadapan.

"Kau tidak ingin memegang ini?" tanya Arnov mengarahkan tangan kecil Lia pada perutnya yang terbentuk indah.

Ia memejamkan matanya sejenak kala tangannya meraba-raba perut kotak-kotak suaminya.

"Menyukainya, hm?"

Lia mendorong tubuh Arnov pelan, "Cepat ganti baju atau aku tidak jadi menemanimu ke kantor" ancam Lia.

Arnov tersenyum miring mendengarnya.

"Aku bisa menggendongmu, sayang."

"Dasar menyebalkan" pekik Lia, ia pun meninggalkan Arnov yang tengah tersenyum tipis di kamarnya.

Lia menuruni tangga sesekali berbicara sendiri sebab merasa kesal bahkan ia lupa tidak memakai lift saat turun ke lantai satu.

Beberapa hari yang lalu Arnov memperingatinya untuk menggunakan lift sebab lebih aman dan entah apa jadinya jika pria itu melihat kelalaian istrinya.

"Bi, tolong buatkan aku susu coklat. Hari ini aku akan sarapan di kantor Arnov saja" ujar Lia pada maid yang biasa melayaninya.

"Tapi nyonya, tuan akan marah jika anda tidak sarapan di rumah."

ARNOVEA: Second Life His Wife Where stories live. Discover now