BAB 17: SWEET

90.9K 8.2K 139
                                    

⚠️ Perhatian part ini sedikit mengandung unsur 17+

_

Arnov menghisap dan menghembuskan asap rokoknya ke udara. Tatapan tajamnya mengarah pada layar laptop yang diberikan oleh Leo beberapa menit yang lalu. Aura intimidasi membuat ruangan itu terasa sesak bahkan untuk bernafas pun sulit.

Leo beberapa kali menetralkan nafasnya, berusaha terlihat baik-baik dengan topeng wajah datarnya.

"Kau mengerti apa yang harus dilakukan?" tanyanya tanpa mengalihkan perhatiannya.

Leo mengangguk tegas, "Mengerti tuan."

"Bagus, kerjakan tanpa kesalahan sedikitpun."

Pria yang menjabat sebagai tangan kanan Arnov itu mengangguk lalu berbalik untuk keluar dari ruangan yang menyesakkan itu.

"Tunggu Leo" ujar Arnov membuat Leo menggerutu dalam hati.

"Ya tuan?."

"Pesankan tempat romantis di tanggal special."

"Ba_"

Brak

"Arnov" teriak seseorang yang baru saja mendobrak pintu kerja milik CEO perusahaan Nicholas itu.

Arnov mengernyitkan dahinya heran melihat kedatangan Lia, bukankah istrinya tadi berada di Cafe.

Pria itu mengibaskan tangannya, menyuruh Leo untuk meninggalkan ruangannya.

Leo mengangguk dan membungkukkan badannya.

"Baik, tuan."

Setelah Leo keluar, Arnov menatap lekat ke arah istrinya.

"Kemarilah" ujarnya yang langsung dituruti oleh Lia.

Arnov meraih pinggang mungil istrinya, menariknya hingga Lia duduk di pangkuannya.

Lia terlihat tidak nyaman, ia menolehkan kepalanya ke samping seakan tidak ingin berhadapan dengan Arnov.

"Kau baru saja merokok?" tanya Lia sembari menjepit hidungnya dengan jari.

"Hm, kau tidak suka?."

"Itu terserah dirimu, tapi aku tidak menyukai aromanya" jawab Lia sembari bangkit dari pangkuan suaminya.

Arnov berdiri ia berjalan ke sebuah ruangan yang terlihat seperti kamar pribadi.

Lia yang melihat itu menggelengkan kepalanya, "Suamiku memang aneh."

Wanita cantik itu melihat-lihat ruang kerja Arnov dengan teliti, ia mengusap pelan sebuah pigora kecil yang berisi fotonya beberapa tahun lalu.

Lia tersenyum miris, bukankah dulu ia sangat bodoh. Arnov begitu manis walau pria itu hanya menampilkan wajah datar dan tatapan yang tajam. Sikapnya begitu sulit ditebak bahkan pria itu memiliki banyak rahasia yang menurutnya sengaja disembunyikan.

Ia meraih sebuah tumpukan cetakan foto yang diletakkan terbalik, melihatnya satu-persatu tanpa ekspresi.

"Apa yang kau lihat?" tanya Arnov ketika dirinya keluar dari ruangan pribadi.

"Hanya melihat-lihat ini" jawab Lia sembari tersenyum tipis menatap Arnov.

Pria itu mendekat, mengambil foto yang berada di tangan Lia lalu melemparnya ke tempat sampah. Ia menatap Lia dengan intens lalu memojokkan wanita itu pada jendela kaca yang langsung mengarah pada jalan raya.

"Apa kau mempercayai semua itu, Arnov?" wanita itu mendongak melihat wajah tampan suaminya.

"Iya."

Lia tersenyum miris, menatap sendu manik tajam suaminya.

"Apa kau akan menghancurkan kaca ini lalu melemparku ke bawah?" tanyanya lagi.

Arnov tidak menjawab, ia malah balik bertanya.

"Apa dirimu takut?."

Tangan kekar Arnov membungkus pinggang ramping Lia lalu merapatkan tubuh keduanya hingga tidak ada jarak. Arnov semakin menyudutkan tubuh istrinya pada jendela kaca besar itu.

"Tentu saja aku takut, ketinggiannya membuatku merinding."

Lia baru menyadari jika Arnov sudah mengganti kemejanya bahkan aroma rokok dari pria itu sudah hilang digantikan aroma mint yang menyegarkan.

"Kau benar-benar melakukan hal yang di foto tadi?" tanya Arnov, tangannya semakin mempererat pelukan di pinggang Lia.

"Bukan, aku tidak pernah melakukannya."

"Hm, aku percaya."

"Semudah itu?" tanya Lia tak percaya, bukankah tadi Arnov bilang jika dirinya mempercayai foto itu.

Tapi sekarang, pria itu mengatakan jika percaya padanya.

Apa semuanya laki-laki secepat itu mengambil kesimpulan?

Lia mendorong dada pria itu, berusaha melepaskan pelukannya tetapi Arnov semakin menempelkan tubuh keduanya.

"Jangan bercanda Arnov, aku tahu foto itu bagian dari rencana Alana untuk mengadu domba kita."

"Bukankah tadi kau bilang percaya dengan foto itu, lalu setelah itu kau bilang jika percaya padaku."

"Apa kau memang secepat itu dalam menyimpulkan sesuatu?" mata Lia terlihat mengembun, ia mendongak menatap mata tajam milik Arnov.

"Aku mempercayai semua perkataan mu Lia, sekalipun itu kebohongan. Aku mengatakan hal tadi sebab kau belum menyangkal" ujar Arnov, pria itu mengusap surai madu milik istrinya.

Lia mengusap matanya, ia tetap menatap manik tajam milik suaminya.

Arnov menyatukan keningnya dengan Lia, keduanya bisa merasakan nafas satu sama lain. Jarak tinggi badan Lia dan Arnov begitu ketara sangat jauh.

"Aku mempercayaimu, Lia."

"Apa kau mencintaiku?" tanya Lia dengan mata terpejam.

"Hm, bahkan sejak dulu."

"Kau pernah membenciku?" tanyanya lagi.

"Never"

"Lalu sifatmu dulu?."

"Agar kau tetap berada di sisiku."

Lia membuka matanya, keduanya beradu pandang beberapa detik.

Arnov memajukan wajahnya, hingga bibirnya menyentuh bibir tipis milik Lia. Mata pria itu menggelap merasakan bibir merah Lia yang begitu manis.

Pria itu menggerakkan bibirnya pelan, bahkan tangan kirinya berada di belakang leher Lia dengan satu tangannya mengusap pinggang ramping milik istrinya.

Ciuman semakin menuntut bahkan Lia terlihat begitu kewalahan mengimbangi permainan Arnov. Pria itu seperti singa yang siap mencabik-cabik mangsanya.

Lia memukul dada pria itu dengan keras membuat Arnov menyudahi ciumannya.

Ia kembali menyatukan keningnya dengan Lia, mengusap pelan bibir bawah milik istrinya yang tampak merah.

"I love you, my Lia."

Arnov memeluk dengan erat tubuh Lia, menumpukan dagunya di atas kepala sang istrinya.

Mata tajamnya berkilat penuh cinta dan obsesi, sekarang ia akan mendapatkan hati Lia. Hidup bersama selamanya dan memberikan kasih sayang yang begitu tak terhingga.

_

Terimakasih ✨

Jangan lupa vote dan komen

Yang suka sama karakter di cerita ini komen dong!

Yang suka Lia?

Arnov?

Alana?

Or me?😁🤣

Bye-bye semuanya sampai jumpa di chapter selanjutnya!

ARNOVEA: Second Life His Wife Onde histórias criam vida. Descubra agora