BAB 2: MISSED DINNER

124K 9.3K 34
                                    

Lia telah menyelesaikan acara memasaknya, ia pun meminta maid untuk menghidangkan menu makan malam di meja. Wanita itu telah diberitahu oleh salah satu penjaga jika Arnov telah kembali setengah jam yang lalu.

Wanita dengan baju tidur motif strawberry itu dengan ragu menuju pintu ruang kerja suaminya, ia menghembuskan nafasnya pelan sebelum tangannya mengetuk pintu bercat hitam itu.

Setelah mendapatkan persetujuan dari pemiliknya, Lia membuka kenop pintu perlahan. Dapat ia lihat jika Arnov begitu terkejut dengan kedatangannya.

Ia pun mulai menyampaikan maksudnya, semoga saja Arnov mau makan malam dengannya.

Lia kembali ke ruang makan mulai menyiapkan gelas dan mengisinya dengan air putih, ia pun duduk dengan tenang sambil menunggu Arnov turun.

Satu setengah jam berlalu tapi Arnov tak kunjung turun, Lia mulai menguap karena ini sudah memasuki jam tidurnya. Ia menaruh kepalanya di atas lipatan tangan dengan wajah yang menghadap ke tangga, dirinya tetap menjaga kesadaran agar tidak mengecewakan Arnov.

Tanpa disadari matanya tertutup dengan sempurna dan jiwanya menyusuri alam mimpi.

_

Setelah Lia menutup pintu, jantung Arnov berdebar kencang ia sesekali menampar wajahnya sebab takut apa yang dialami hanyalah mimpi. Ini pertama kalinya Lia berbicara dan menghampirinya, senyum tipis terbit di wajah kakunya. Tapi tiba-tiba ingatan tentang pesan yang dikirimkan Alana meyerang pikirannya.

Arnov menggeleng pelan, mungkin tadi Lia tengah mempermainkannya, mana mungkin wanita itu mau repot-repot mengajaknya makan malam.

Pria itu duduk di kursinya dan mulai berkutat dengan laptop, tanpa tahu jika ada pihak yang ingin memperbaiki hubungan mereka.

Waktu telah larut, jam 11 malam Arnov baru saja menyelesaikan pekerjaannya bahkan matanya terlihat sayu karena kelelahan. Ia berniat untuk kedapur mengambil minum.

Tapi langkahnya terhenti saat sampai di ruang makan, jantungnya berdebar hebat kala melihat Lia yang tertidur dengan posisi duduk. Tak lupa berbagai masakan yang sudah dingin masih tersusun rapi di atas meja.

Tangannya terkepal kuat, apa kali ini dirinya menyakiti perasaan Lia-nya?

Jika iya, dirinya akan berjanji untuk segera makan malam jika Lia mengajaknya.

Arnov, mulai menggeser kursi yang berada di dekat Lia tetapi sepertinya kegiatannya mengusik tidur seseorang. Lia mulai mengerjapkan matanya.

"Kau sudah turun rupanya?" gumam Lia dengan suara khas bangun tidur, matanya melirik jam yang berada di dinding.

Astaga ternyata sudah larut!

Melihat Arnov yang mulai mengambil nasi ke piringnya, tangan mungil Lia menghentikannya.

Mata Arnov menggelap merasakan tangan halus dan mungil itu menyentuhnya.

"Aku akan memanaskan lauk sebentar setelah itu kita makan malam"

Arnov mengangguk kaku sebagai jawaban.

Lia pun mulai memanaskan menu untuk makan malam, setelah selesai ia menghidangkan kembali di meja.

"Mau cumi?" tanya Lia.

Melihat Arnov yang mengangguk, ia pun mulai mengambilkan dengan porsi pas. Setelahnya dirinya mengambil untuk dirinya sendiri.

Suasana makan malam begitu canggung karena sebelumnya belum pernah terjadi interaksi seperti ini.

"Apakah masakannya enak?" tanya Lia penasaran, sebab pria itu menikmatinya sedari tadi.

"Enak"

"Kau mau aku buatkan setiap hari?."

Tangan Arnov berhenti sejenak mendengar pertanyaan Lia, sebenarnya apa yang terjadi dengan wanita itu?

"Boleh jika kau tidak repot."

Lia tersenyum mendengar jawaban suaminya.

"Makanlah yang banyak setelah itu tidur, kau sepertinya sangat kelelahan" tutur Lia yang membuat batin Arnov bergetar.

Keduanya selesai melaksanakan makan malam, Lia menyuruh pria itu untuk tidur terlebih dahulu tapi dengan kekeuh Arnov tidak ingin meninggalkan Lia sendirian.

"Ayo tidur."

Keduanya mulai memasuki kamar yang berbeda, karena nyatanya kedua pasangan sah itu pisah kamar dari dulu. Tidak! Lebih tepatnya itu merupakan keinginan Lia.

_

Pukul 06.00 pagi, Lia menggulingkan badannya mungilnya ke kanan dan ke kiri sesekali melakukan peregangan karena dirinya baru saja bangun tidur. Merasa nyawanya telah terkumpul sepenuhnya wanita itu bangkit dari ranjang dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Para maid berlalu lalang menyiapkan menu sarapan untuk sang tuan rumah. Mereka menunduk hormat kala Arnov berjalan melewati mereka.

"Tuan, sarapannya sudah siap" ujar kepala koki di mansion mewah itu.

"Aku tidak ingin" ujarnya dan berlalu begitu saja.

Hari ini Arnov memang ada rapat pagi oleh sebab itu dirinya tidak sempat sarapan, sebenarnya tadi dirinya berharap jika Lia yang menyiapkan sarapan untuknya sepertinya tadi malam. Tapi sepertinya Arnov harus bermimpi dulu untuk mewujudkannya.

Setelah Arnov pergi, wanita cantik yang berperan sebagai istrinya tengah menuruni tangga. Wanita itu terlihat ramah menyapa para maid dan penjaga.

"Bibi, apakah Arnov sudah turun?" tanya Lia pada Bibi Sania.

"Tuan sudah berangkat beberapa menit yang lalu, nyonya" jawab Bi Sania dengan sopan.

Lia melirik makanan yang tersaji di meja makan, terlihat masih utuh dan belum tersentuh.

"Apa dia sudah sarapan?"

"Belum nyonya, tuan terlihat sangat terburu-buru tadi."

Lia menganggukkan kepalanya paham.

"Bi, tolong pindahkan semua makanan itu ke kotak bekal aku akan mengantarkan makanan ke kantor Arnov."

Terlihat jika maid itu terlihat sedikit terkejut sepertinya perubahan Lia akan membawa suasana yang berbeda kedepannya.

"Baik nyonya."

Lia pergi ke kamarnya untuk mengganti baju, hari ini ia akan mengejutkan Arnov dengan kedatangannya. Semoga saja pria itu menyukainya.

Tiba-tiba tangannya mengepal kala mengingat jika Alana saat ini masih menjadi sekretaris Arnov. Semua itu terjadi karena permintaan Lia sendiri yang pada akhirnya menjadi boomerang untuk kehidupan rumah tangganya.

Saat hubungannya dengan Arnov membaik, ia akan menyuruh suaminya untuk memecat sahabat manipulatifnya itu.

Lia memperhatikan penampilannya di kaca, dress berwarna peach dengan panjang sedikit di bawah lutut dan rambut yang digerai indah. Ia mengambil tasnya lalu turun ke bawah dan berangkat.

_

Terimakasih ✨

ARNOVEA: Second Life His Wife Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ