BAB 38: DEVIL SIDE

54.2K 4K 235
                                    

Arnov memperhatikan istrinya yang tengah lahap memakan croissant, kedua pasangan suami istri itu mampir ke sebuah toko kue selepas dari rumah sakit. Pria itu diam-diam memotret momen menggemaskan kala istrinya makan.

"Apakah sangat enak?" tanya Arnov sembari menggigit kecil croissant yang berada di tangan Lia.

Wanita itu mengangguk, "Hm, ini benar-benar sangat enak. Sepertinya baby menyukai croissant."

"Benarkah? Kurasa baby tidak terlalu menyukai croissant tapi sepertinya kau yang menyukainya" goda Arnov menyanggah perkataan istrinya.

Dengan pipi menggembung, ia menatap tajam suaminya yang tengah tersenyum tipis ke arahnya.

"Kalau kau tidak percaya ya sudah, aku tidak peduli."

Arnov mencium gemas pipi istrinya, wajah kesal Lia begitu begitu menggoda menurutnya. Wajah Arnov yang semula diselimuti senyum tipis memudar digantikan raut datar dengan tatapan tajam kala seorang pria menghampiri keduanya.

"Lia, bukankah sudah lama kita tidak bertemu" ujar seseorang membuat Lia menatap sosok tersebut.

Pria itu berdecak pelan, ia begitu mengagumi paras ayu Lia "Ck, sekarang dirimu semakin cantik."

Arnov mengepalkan tangannya, ia membogem sudut bibir pria yang sudah memuji istrinya. Lia memekik pelan melihat adegan yang spontan terjadi di depannya.

"Bajingan, mulut kotormu tidak pantas untuk memuji istriku" marah Arnov, bahkan wajah pria itu sudah memerah karena amarah.

Calvin, pria itu sedikit memundurkan langkahnya. Jika seperti ini Arnov bukanlah tandingannya, lebih baik ia mendekati Lia saat wanita itu tengah sendiri.

Arnov mencengkeram kerah baju Calvin, orang di masa lalu istrinya ini harus segera disingkirkan. Beberapa pengunjung memekik keras, melihat tubuh Calvin yang diangkat kemudian di hantamkan ke tembok.

Lia menutup mulutnya tak percaya, seumur hidupnya baru kali ini ia melihat Arnov yang benar-benar seperti iblis. Suaminya itu bisa saja membunuh Calvin saat ini juga.

"Setelah ini jangan harap kau bisa hidup tenang" bisik Arnov tepat di dekat telinga Calvin. Ia menatap remeh pria yang tak berdaya di bawah kakinya.

Langkah tegasnya menghampiri Lia yang tengah berdiri dalam keadaan mematung, Arnov mengusap wajahnya kasar ia benar-benar lupa jika masih bersama istrinya. Tindakan Calvin membuat emosinya langsung naik.

Tangan Arnov menggenggam jemari kecil Lia namun wanita itu menghindar seolah tidak ingin disentuh olehnya.

Arnov menghela nafas kasar, ia menatap dalam manik istrinya yang dipenuhi ketakutan.

"Jangan takut, sayang" ujar Arnov lembut, tangannya mengusap pelan pipi Lia yang sedikit dingin.

"Kita pulang sekarang ya" tatapan Arnov begitu lembut membuat beberapa pengunjung sempat tertegun, bukankah pria kejam ini begitu manis dengan istrinya?

Arnov mengangkat tubuh istrinya ala bridal style, mereka meninggalkan area toko dan segera menuju mobil.

Pria itu meletakkan tubuh kecil istrinya di pangkuannya, ia mengusap lembut punggung Lia. Tangan kanannya ia gunakan untuk menyetir mobil, ini memang posisi berbahaya tapi Arnov akan senantiasa menjamin keselamatan istri dan calon anaknya.

"Jangan takut sayang" Arnov mengecup pelipis Lia pelan, tangan kirinya senantiasa mengusap punggung istrinya.

Lia menggelengkan kepalanya pelan, ia belum pernah melihat Arnov sekejam ini di kehidupan sebelumnya. Dirinya belum sepenuhnya mengenal sosok Arnov, sepertinya ada banyak hal yang belum ia ketahui tentang suaminya.

Wanita itu menatap wajah tampan suaminya dari jarak dekat, tangannya bertumpu pada dada Arnov.

"Kau ingin membeli croissant lagi, sayang?" tanya Arnov kala menyadari tatapan istrinya.

Lia menggeleng sebagai jawaban.

Arnov menghela nafasnya, amarahnya belum benar-benar mereda saat ini. Ia menepikan mobilnya di pinggir jalan.

Kedua tangannya menangkup pipi putih istrinya, ia menatap lekat mata cantik itu.

"Lihat aku" pinta Arnov, "Kau takut dengan suamimu ini?."

Lia hanya diam tanpa menjawab matanya menatap dalam manik tajam suaminya.

"Hei dengar, tadi aku benar-benar emosi melihat pria itu memujimu karena hanya aku yang boleh mengagumimu sayang."

"Apa kau pernah melakukan hal lebih dari ini?" tanya Lia membuat Arnov tersenyum tulus.

Tangan besar Arnov mengepal kuat, ia menatap manik indah istrinya.

"Kau percaya padaku kan?."

Lia mengangguk kaku, ia mengalihkan pandangannya pada kaca mobil.

Pria itu mengecup pipi istrinya sedikit lama lalu beralih mencium punggung tangan Lia.

"Tidak perlu banyak berfikir sayang."

Arnov kembali melakukan mobilnya, ia menyetir dengan satu tangan satunya lagi mengusap lembut punggung istrinya.

_

Seorang wanita dengan dress biru tua tengah tersenyum ke arah tumpukan kertas yang terdesain begitu indah. Tangannya mengelus pelan ukiran nama yang ada di sana. Ia tertawa begitu keras sembari menitikkan air mata.

"Benar-benar bajingan."

"Kau benar-benar bajingan dasar sialan" teriaknya.

Ia membanting semua tumpukan kertas itu dilantai hingga berserakan, matanya memerah karena tangis dan emosi yang begitu kuat.

"Bukankah kita sudah menyiapkan semua ini sejak awal dan kau ternyata menghianatiku."

"Aku memang bukan orang baik tapi aku memiliki hati, sialan."

Wanita itu mengacak rambutnya kuat hingga kusut, dirinya terlihat begitu kacau. Ia memandang cermin yang begitu besar, tersenyum dengan angkuh dan congkak.

"Permainan besar akan segera di mulai, bukankah ini awal yang mengerikan untuk kalian?."

_

Terimakasih ✨

Maaf update nya lama, hehehe

Vote dan komen ya

Oh ya, cerita ini bakalan terbit kalo udah tamat.

See you

ARNOVEA: Second Life His Wife Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum