BAB 27: ANTAGONIST CHARACTER

71.7K 6.1K 226
                                    

Butik Lia tengah ramai pengunjung, wanita cantik itu melayani salah satu pembelinya yang akan memesan baju pernikahan. Tak hanya itu, semua desain dan rancangan bahan harus ditangani oleh Lia sendiri.

"Akan saya usahakan semuanya selesai tepat waktu" ujar Lia pada customer-nya, "Dan untuk desain detail nya akan saya kirimkan lewat E-Mail."

"Baik terimakasih, saya menaruh harapan besar pada butik anda."

Lia mengangguk sembari tersenyum ramah, "Baik, saya akan mengabari anda jika ada kendala."

Lia meregangkan badannya yang terasa pegal setelah customer-nya pergi ke kasir pembayaran. Sepertinya ia harus istirahat sebentar, sedari pagi dirinya terus bekerja tanpa jeda.

"Hai sahabat, ups" seseorang menyapa Lia lalu menutup mulutnya dengan ekspresi mengejek, "Maksudnya, hai mantan sahabat."

Lia memutarkan bola matanya malas melihat seseorang yang tidak ia harapkan kehadirannya.

"Aku akan memesan baju termahal koleksi butik buruk mu ini, Lia."

Lia menatap tajam lawan bicaranya, "Jika anda tidak memiliki urusan, silahkan pergi dari sini."

"Jadi seperti inikah pelayanan di salah satu butik terkenal di New York, aku rasa pelayanannya tidak seperti yang dibicarakan oleh kebanyakan orang."

"Bahkan pemiliknya saja mengusir pengunjung yang ingin berbelanja."

Lia menghela nafas setelahnya ia tersenyum manis ke arah orang itu, "Silahkan melihat koleksi di butik kami, beberapa karyawan akan membantu anda untuk memilih."

"Dan jangan lupa di sana tempat pembayarannya, Alana."

Entah apa rencana Alana untuk datang ke butiknya, setelah pertemuannya di caffee saat itu Lia baru melihat Alana saat ini.

"Kau pikir aku tidak memiliki uang, heh?" tanya Alana sinis, ia mengeluarkan beberapa credit card dari dompetnya dan menunjukkannya pada Lia.

"Lihat tanpa bekerja keras seperti dirimu sekalipun aku tetap memiliki uang, Lia" ujarnya sombong.

Lia terkekeh kecil mendengar penuturan Alana yang menurutnya terkesan lucu.

"Bukankah dulu kau selalu mencuri uang dariku dengan dalih sahabat, Alana?."

Alana mengepalkan tangannya, ia kembali menatap sinis pada Lia, "Dulu kau yang terlalu bodoh Lia, bahkan suami sesempurna Arnov kau abaikan demi omongan bualan."

"Ya kau benar, dulu aku memang bodoh karena mengabaikan suamiku yang sempurna tetapi sekarang aku tidak akan membiarkan itu terjadi lagi. Aku sudah membangun sebuah keluarga yang begitu bahagia, Alana."

"Dan aku tidak akan pernah membiarkan Arnov menikah denganmu seperti di kehidupanku sebelumnya" lanjut Lia dalam batinnya.

Alana berdecih sinis mendengar perkataan Lia, "Membangun keluarga bahagia, heh?."

Wanita itu mendekatkan wajahnya pada Lia "Kau bahkan tidak mengetahui betul tentang kebenaran kedua orang tuamu, Lia. Asal kau tahu, bertahun-tahun dirimu hidup dalam lingkup kebohongan" Alana menjauhkan wajahnya, ia tersenyum bak antagonis pada Lia.

"Alana, sepertinya kau terlalu ikut campur tentang apa yang aku alami. Bukankah lebih baik jika kau mengurusi dirimu sendiri" balas Lia sembari bersedekap dada.

Alana tersenyum sinis, "Dan, apa kau yakin jika suamimu itu benar-benar baik?"

"Cari tahu lebih dalam jika kau ingin mengetahuinya."

Alana pergi meninggalkan Lia, ia lantas memilih beberapa koleksi baju yang ada di butik milik Lia.

Wanita cantik itu menghela nafas, ia menguatkan tekadnya untuk selalu mempercayai suaminya tapi jika apa yang diucapkan Alana adalah kebenaran, lantas ia harus bagaimana?

Sepertinya komunikasi adalah hal tepat yang bisa Lia lakukan saat bersama Arnov nanti.

_

Arnov memijat pangkal hidungnya, ia merasa sedikit pening dengan beberapa masalah perusahaan. Sepertinya ia sudah lama tidak melakukan kegiatan di ruangan bawah tanah miliknya.

"Leo" panggil Arnov pada tangan kanannya.

Leo datang lalu membungkukkan badannya sebagai tanda hormat.

"Ada apa tuan?."

"Tangkap beberapa koruptor dan putuskan kerjasama dengan beberapa perusahaan yang tidak berguna" perintah Arnov sembari menghidupkan korek dan mengarahkan pada ujung rokok yang berada di bibirnya.

"Baik tuan."

Arnov menghembuskan asap rokok di udara, "Dan satu lagi, awasi wanita ular itu biarkan dirinya hidup bebas untuk saat ini."

Leo mengangguk, ia kembali membungkukkan badannya dan segera melaksanakan perintah dari sang atasan.

Arnov menikmati rokoknya, ia memejamkan matanya sembari membayangkan wajah cantik Lia yang selalu membuatnya gila.

"Shit, aku merindukanmu sayang."

Pria itu mengelus pelan pigora yang terdapat sebuah potret istrinya, ia mencium benda mati itu dengan penuh cinta selayaknya Lia benar-benar ada di hadapannya.

Jika kalian berpikir Arnov gila, maka kalian benar! Pria ini benar-benar sangat gila jika menyangkut Lia-nya.

Ting

Sebuah pesan masuk membuat Arnov mengalihkan perhatiannya.

Unknown

Long time no see, Mr.Nicholas

Your wife is very beautiful, can i have it too?

Bastard

Arnov membanting ponselnya dan tangannya mengepal hingga urat-uratnya menonjol, ia terkekeh sinis.

"Ingin merebut Lia dariku, heh?."

"Sebelum itu, akan aku pastikan kau mendekam di neraka."

Seketika atmosfer di ruangan itu menipis, jiwa iblis Arnov seakan-akan ingin keluar. Ia akan segera menuntaskan semua hal yang menghalangi rumah tangganya.

Arnov tersenyum tipis menatap foto istrinya, "Bukankah kita memang ditakdirkan untuk selalu bahagia, sayang?."

_

Terimakasih ✨

Kira-kira siapa ya musuh terbesar Arnov? Kalian bisa tebak nggak?

Yuk komen sebanyak-banyaknya di chapter ini agar lebih semangat buat ngetik lagi🔥🔥

Jangan lupa kunjungi dan follow IG: wp.tantriii

dan IG Pribadi aku di: tantri.fjt

Mohon maaf kalo part ini dikit😭

Salam bahagia untuk semuanya

Sampai jumpa di chapter selanjutnya!

ARNOVEA: Second Life His Wife Where stories live. Discover now