BAB 19: HIDDEN

81.7K 7.9K 168
                                    

Di sinilah Lia berakhir sekarang, disebuah restoran mewah atas ajakan wanita paruh baya tadi. Sebenarnya Lia ingin menolak sebab urusannya dengan satu pelanggan yang tidak bisa ditangani Leria, tapi ia merasa tidak enak ketika wanita itu menatapnya dengan sendu.

Wanita paruh baya itu mengajak Lia menuju meja yang sudah di pesan sebelumnya.

Lia menatap aneh meja yang terisi menu untuk dua orang, apa wanita itu sudah memesannya dari tadi?

"Apa anda yang memesan ini?" tanya Lia ketika dirinya baru saja duduk di kursi.

"Ini suamiku yang memesannya, dia pasti berada di toilet saat ini" jawabnya sambil tersenyum ramah.

Wanita baru baya itu berusaha membuat Lia akrab dengannya, terbukti sedari tadi dirinya mengajak Lia untuk berbincang hal yang sefrekuensi seperti membicarakan topik fashion terkini.

"Tante, siapa nama anda?" Lia bertanya sebab sedari tadi wanita itu tak kunjung memperkenalkan dirinya.

Wanita paruh baya itu tersenyum hingga matanya menyipit.

"Aku Emala" jawabnya.

"Dan dia suamiku, Edrick" lanjutnya sambil menunjuk pria paruh baya yang berjalan ke arah meja keduanya.

Lia menatap pria paruh baya itu dengan lekat, hal pertama yang ada dipikirannya yaitu tampan walaupun pria itu menampilkan wajah datar dengan tatapan yang dingin.

"Sayang, jangan menampilkan wajah seperti itu" ujar Emala kepada suaminya.

Pria itu tetap mempertahankan ekspresi wajahnya, ia menatap Lia dengan tanda tanya besar.

Lia berusaha tersenyum ramah, "Om perkenalkan saya Lia."

Tidak ada respon dari Edrick membuat suasana menjadi canggung dan itu membuat Lia merasa tidak nyaman. Apalagi tatapan pria itu semakin menajam yang membuatnya takut.

Hei, apakah dirinya salah?

"Jangan ambil hati Lia, suamiku memang seperti itu" ujar Emala sembari tersenyum lembut ke arahnya.

"Tidak apa-apa tante Ema."

"Kau akan ingin makan apa, Lia? Biar tante yang pesankan" tanyanya sembari memanggil seorang waiters.

"Tidak usah tante, saya baru saja makan siang tadi."

"Tante saya minta maaf yang sebesar-besarnya atas kejadian tadi, maafkan kelalaian supir saya" ucap Lia sambil memegang tangan milik Emala.

"Aku juga bersalah Lia bahkan diriku tidak melihat jika ada kendaraan yang melintas sebab terburu-buru" balasnya, wanita itu mengusap pelan punggung tangan Lia.

Lia mengeluarkan sejumlah uang dari dalam tasnya lalu menyodorkannya pada wanita paruh baya itu.

"Ini sebagai ganti rugi dari saya tante."

"Apa-apaan ini Lia bukankah aku sudah mengatakan jika tidak apa-apa" Emala menolaknya bahkan wanita itu tampak terkejut dengan tindakan Lia.

"Tapi tante ak_"

"Kau ingin ganti rugi kan?" suara berat dengan aura dingin itu mengudara.

Lia mengangguk kaku, dirinya sedikit takut dengan Edrick.

"Mari foto bertiga" ujarnya membuat Lia menganga tak percaya.

Ganti rugi macam apa ini? Bukankah biasanya orang akan lebih senang jika diberikan uang, lantas ini pertama kalinya ia mendengar cara ganti rugi yang unik.

Emala tersenyum senang ide suaminya benar-benar luar biasa.

Wanita paruh baya itu menyuruh waiters yang tadi ia panggil untuk memfotokan.

Mereka sudah siap dengan posisinya masing-masing dan Lia berada di tengah-tengah keduanya.

Ketiganya tersenyum ke arah kamera seolah menunjukkan raut paling bahagia.

"Om, tante saya harus pergi dulu karena ada pekerjaan yang mendesak" ujar Lia setelah sesi foto telah berakhir.

Emala mengangguk dan tersenyum, "Tidak apa-apa Lia, kau harus berhati-hati."

Lia mengangguk dan melenggang pergi meninggalkan keduanya yang masih berada di meja makan.

"Dimana kau menemukannya?."

"Tidak sengaja bertemu di jalan."

"Kau tahu, dia sangat mirip dengan kita. Bukankah dunia tidak adil dengan kita, sayang?."

_

Arnov berjalan di lobi kantor tergesa-gesa, matanya menunjukkan kekhawatiran dan amarah yang besar. Ia baru saja mendapatkan kabar jika mobil istrinya hampir saja menabrak seseorang dan baru saja Leria menghubunginya jika Lia belum sampai di butik.

Mendengar itu pikiran negatif mulai menyeduruk di otak Arnov. Berbagai pertanyaan mengenai kondisi istrinya bermunculan.

"T-tuan" bodyguard yang ia tugaskan untuk mengikuti Lia sudah berjejer di hadapannya.

"Dimana?."

"Heaven Restauran bersama kedua pasangan paruh baya."

Arnov segera memasuki mobilnya dan melaju menuju tempat tujuan.

"Pasangan paruh baya?."

Pria itu tersenyum miring kala menyadari sesuatu. Ia semakin menambah laju kendaraannya tanpa mempedulikan pekikan dari pengendara lainnya.

Beberapa menit ia pun telah sampai di depan Heaven Restauran. Arnov segera keluar dari mobil dan itu membuatnya menjadi pusat perhatian.

Beberapa orang terkejut melihat seorang CEO Nicholas Group berada di sini.

Arnov melangkahkan kakinya tapi baru lima langkah ia menghentikannya.

Pria itu tersenyum lega melihat istri mungilnya yang baru saja keluar dari pintu restoran.

"Arnov kau__"

Arnov menghampiri Lia dan memeluk wanita itu dengan erat.

"Kau membuatku khawatir Lia" ucapnya semakin mengeratkan pelukannya.

Lia menepuk-nepuk pelan punggung suaminya, "Aku tidak apa-apa."

Lia mengurai pelukan keduanya, "Ayo antarkan aku ke butik."

"Tidak, kau harus pulang ke mansion" ujar Arnov menolak.

"Pelanggan ku ada yang komplain, Arnov."

"Aku tidak peduli, sekarang kita pulang aku akan mengurusnya nanti."

Lia pun menghela nafas pasrah melawan pun tidak ada gunanya.

_

Terimakasih ✨

Hai semuanya apa kabar?

Yuk kunjungi akun instagram @wp.tantriii

Gimana nih menurut kalian chapter ini?

Maaf ya baru update soalnya kemarin-kemarin kan halal bihalal.

Sampai jumpa di chapter selanjutnya!

ARNOVEA: Second Life His Wife Where stories live. Discover now