BAB 12: LIA AND HER GARDEN

106K 8.1K 85
                                    

Lia menggeliatkan tubuhnya, ia merasa perutnya ditimpa sesuatu yang berat. Matanya mengerjap perlahan lalu menoleh kesamping mendapati wajah tampan suaminya yang masih terlelap.

Tangan mungilnya menyentuh hidung mancung milik Arnov lalu menurunkannya. Ia mencoba menyingkirkan tangan berat suaminya tetapi Arnov semakin merapatkan pelukannya.

"Lepasin" cicit Lia sembari menatap Arnov yang masih memejamkan matanya.

Pria itu hanya bergumam lirih sembari mengeratkan pelukannya, dalam hati Arnov tersenyum kemenangan.

"Ini sudah pagi Arnov bukankah kau harus ke kantor hari ini" ujar Lia memberitahu Arnov agar pelukan erat itu segera dilepas.

"Lagipula aku harus ke butik hari ini."

Mata terpejam Arnov terbukan menampilkan tatapan tajam yang menghunus, tangan kekarnya semakin erat melilit pinggang ramping milik Lia.

"Kau tidak boleh bekerja hari ini" ucap Arnov dengan suara serak khas bangun tidurnya.

Lia mendongakkan wajahnya, menatap wajah tampan suaminya.

"Kenapa? Bahkan aku sudah sehat" balas Lia.

Ia merasa tidak tega jika para karyawan butiknya merasa kewalahan sebab permintaan dari konsumen yang membludak.

"Aku bilang tidak ya tidak. Kau masih sakit jadi harus istirahat di rumah" Arnov berkata demikian sebab tak ingin jika Lia-nya kembali sakit.

"Arnov ak_"

Ucapan Lia disela oleh Arnov tak lupa dengan tatapan tajamnya.

"Kau mau aku merobohkan butikmu itu?."

Lia menatap suaminya kesal, "Terserah."

Sedikit ada celah untuk melepaskan diri, Lia pun menyingkirkan lengan kekar suaminya dengan cepat dan sedikit kasar.

"Kau tidak ingin mandi di sini?" tanya Arnov saat melihat istrinya yang akan keluar dari kamarnya.

Lia membalikkan tubuhnya, "Tidak, lagian aku takut jika kau mengintip."

"Bukankah itu wajar, lebih baik lagi jika mandi bersama kan?."

Brak

Pintu kamar Arnov tertutup dengan kencang hingga menimbulkan suara bising. Arnov yang melihat itupun tersenyum tipis, lihatlah tingkah dan wajah malu istrinya yang begitu menggemaskan.

Lia menepuk-nepuk pipinya yang memanas, ia terus bergumam tak jelas sembari berjalan menuju kamarku.

"Arnov sialan, ternyata dia lebih mesum."

Wanita cantik itu membuka kamarnya yang telah ia tinggalkan semalam. Dirinya menuju balkon untuk menghirup udara pagi yang begitu segar.

Ah, ia tiba-tiba teringat dengan taman bunganya. Pasti para maid itu merawatnya dengan baik.

Lia segera membersihkan diri dan berganti dengan pakaian santai.

_

"Bibi, kau memasak apa pagi ini?" tanya Lia yang sudah duduk di meja makan.

"Sup ayam, nugget dan capcay nyonya" jawab salah satu maid dengan sopan.

"Apakah sudah selesai? Ada yang bisa aku bantu?."

"Tidak ada nyonya, semuanya sudah selesai tinggal menyajikan di meja."

Lia meluruhkan bahunya, niat hati ingin membantu para maid di dapur tetapi mereka sudah selesai.

Terdengar suara langkah kaki dari arah tangga membuat para maid dan penjaga membungkuk hormat. Lia mengabaikannya sebab masih kesal dengan Arnov yang melarangnya untuk bekerja. Juga ucapan mesumnya tadi pagi.

Pria itu mendudukkan dirinya di kursi samping Lia berada, ia menatap istrinya tengah mencebik kesal.

"Aku lapar" ujar Arnov entah tengah berbicara dengan siapa.

"Makanlah, lagipula bukankah semua menu sudah tersaji di depanmu."

Arnov menatap tajam Lia, hal inilah yang membuat istrinya jinak kepadanya.

Lia menghela nafas kasar, ia mengambil piring dan mulai mengambil nasi.

"Kau mau lauk apa?."

"Capcay dan nugget."

Lia pun mengambilkan lauk sesuai permintaan suaminya lalu meletakkan piring itu di depan Arnov.

Keduanya sarapan dengan tenang, Arnov tengah memperhatikan Lia yang sedang berkutat dengan tulang ayam.

Pria itu mengambil mangkuk sup ayam dan meletakkannya di depan Lia.

"Masih banyak jika mau lagi ambil saja tidak perlu sampai menggigit tulang ayam" ucap Arnov.

Lia mengangguk lalu mengambil satu potong ayam.

Mereka pun melanjutkan makan hingga habis.

"Aku akan ke kantor, kau harus di rumah" ujar Arnov yang sudah siap akan berangkat.

Lia mengangguk mematuhi perintah suaminya.

"Good" ucapnya sambil mengacak pelan surai madu yang indah itu.

"Aku berangkat" ucapnya sekali lagi, lalu...

Cup

Arnov mengecup kening Lia sebelum memasuki mobil mewah miliknya.

Lia termenung di tempat sambil meraba dahinya, ia merasakan pipinya memanas.

Mungkinkah Arnov akan berubah dan mulai mencintainya?

_

Lia menyiram bunga yang baru ia tanam beberapa hari yang lalu. Dirinya tidak menyangka jika para maid itu benar-benar merawatnya dengan baik. Terbukti dengan kondisi bunganya yang nampak segar dan sehat.

"Bibi, kau merawat bungaku dengan baik. Aku sangat berterimakasih" ujar Lia sambil menatap maid yang berada di sampingnya.

"Sudah tugas saya nyonya."

"Aku akan menanam bunga matahari di sebelah sana" ucap Lia sambil menunjuk tempat yang akan ia tanami bunga baru.

"Apa saya harus membelinya sekarang, nyonya?" tanya maid itu.

Lia menggeleng, "Tidak, aku akan membelinya sendiri nanti."

"Nyonya kemarin tuan Arnov mengatakan sesuatu kepada saya."

"Apa itu?" Lia merasa penasaran dengan apa yang dikatakan Arnov pada maid itu.

"Kebun yang akan anda buat ini diberi nama oleh tuan 'Emilia's Garden of Love"

Lia terperangah mendengar ucapan sang maid, ternyata Arnov begitu manis padanya. Tapi mengapa pria itu tidak mengatakan kepadanya?

Ah, akan ia tanyakan nanti.

"Bukankah dia sangat manis, bibi?."

_

Terimakasih ✨

ARNOVEA: Second Life His Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang