12 - Lebih Dekat

4.1K 780 201
                                    

Hai hai, Mocca update lebih awal.

Jangan lupa VOMEN seperti biasa, yap!

Happy reading^^

Sabtu, 13 Mei 2023

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Sabtu, 13 Mei 2023

Selain senyum Rosalie dan Ann, senyum para pengunjung di galeri juga menjadi hal yang membuat Ivander bahagia. Bagaimana orang-orang memandangi, menyentuh, dan terkagum-kagum dengan hasil pekerjaannya adalah sesuatu yang membuat Ivander merasa ada. Setelah bertahun-tahun menyembunyikan bakat dari publik, akhirnya semua orang tahu bahwa tangannya mampu membuat karya. Tangan yang dulu kerap Bramantyo pukul ketika memilih memahat dan melukis daripada mengerjakan latihan-latihan soal selama berjam-jam.

"Pagi, Pak. Tumben weekend-weekend datangnya nggak siang," sapa seorang pria dengan kemeja biru batik motif mega mendung. Ia begitu hafal dengan kebiasaan atasannya yang selalu menyempatkan berkumpul dengan istri dan anak sebelum ke galeri.

Laki-laki dengan long outer warna beige itu tersenyum. "Iya, hari ini saya mau beresin kerjaan secepatnya. Dan kamu tolong bantu adik sepupu saya cari barang yang dia mau. Dia udah nunggu di depan."

"Oke, Pak. Siap." Balas Sugeng lalu menjalankan tugas setelah Ivander meninggalkannya.

Pria yang selalu memiliki kepercayaan diri tinggi itu mulai mendekat ke arah perempuan yang Ivander maksud. Sudah memasang wajah penuh keramahan dan keceriaan tiba-tiba lidahnya kelu saat gadis itu berbalik melihatnya.

"Jadi, kamu orang kepercayaan yang kakak saya maksud. Saya Ines, bisa tolong tunjukkan produk terlaris di galeri ini?" gadis dengan rok span sepaha itu memulai pembicaraan.

Tak ada balasan, sebab Sugeng mulai membeku sekarang. Pria itu tampak terpesona dengan kecantikan gadis berusia 21 tahun di depannya. Ines yang sedikit kurang nyaman mendapat tatapan seperti itu lantas berdecak kesal.

"Hello. Kamu masih sadar, kan?" Mahasiswi UI jurusan kimia itu menjentikkan jari di depan wajah Sugeng.

Pria itu praktis berkedip dan membalas, "Woo, haiya jelas. Mari-mari ikut saya."

Sepertinya kali ini ucapan dan tindakan Sugeng tidak selaras. Ia menyuruh Ines mengikuti, tapi dirinya sendiri masih berdiri di tempat dengan mata yang masih belum bisa teralihkan dari wajah ayu perempuan di depannya.

"Ck. Kenapa kamu malah diem? Buruan jalan dulu," ketus Ines.

Sugeng menggelengkan kepala cepat, mengusir rasa terpananya kepada Ines. Detik berikutnya ia langsung melangkahkan kaki agar tak membuat perempuan itu semakin kesal.

~•~•~•~•~•~•~•~

Pukul 10.35 Ivander meletakkan skew chisel setelah memahat sudut-sudut kecil di ukiran kayunya. Laki-laki yang sejak tadi hanya memakai kaos itu membereskan perkakasnya dan menuju toilet untuk membersihkan diri. Tak sampai sepuluh menit Ivander sudah kembali rapi dengan pakaiannya yang semula.

Rose & Lose [S1 end - S2 on going]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon