23 - Perihal Ego

3.1K 569 216
                                    

Haiiii, sesuai janji Mocca kembali lagi. Tengah malam banget ini, ya ampun. 😌

Terima kasih banyak, ya, untuk semua jejak di chapter 22.

Chapter ini tolong dibaca pelan dengan perasaan. Kalau udah ngantuk mending besok aja bacanya, haha. Janlup VOTE KOMEN seperti biasa^^

Happy reading~

Now PlayingDawai - Fadhilah Intan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Now Playing
Dawai - Fadhilah Intan

Di dalam suite room dengan dekorasi mewah, dua orang pria duduk bersama seorang perempuan yang tengah berkelahi dengan pikirannya sendiri. Ketiganya masih geming setelah pembicaraan selama lima belas menit tadi.

"Jadi, bagaimana? Kamu memilih saya merawat Ann di Amsterdam atau menunggu pendonor lain yang belum pasti dan membiarkan anak semata wayangmu kesakitan lebih lama," pria berperawakan gagah dengan rambut pirang itu kembali membuka suara. Sedangkan Rosalie memandang Romano dengan penuh kebimbangan.

"Kamu tidak perlu khawatir, Rosa. Ann akan hidup terjamin di sana, baik dalam urusan kesehatan, pendidikan, dan masa depan. Kamu dan Frans juga bisa memulai hidup baru dengan lebih bahagia. Kalau kamu tidak mau ikut pun tidak masalah. Ann tetap aman bersama saya dan ayah kandungnya, Frans." Lanjut pria berkulit putih kemerahan tersebut, lantas menyandarkan punggung ke sofa.

"Saya sudah hidup dengan sangat bahagia di sini. Masa depan Ann juga terjamin di tangan Ivander, papa Ann satu-satunya. Saya tidak butuh bantuan dari orang gila harta seperti kalian," ucap Rosalie penuh penekanan.

Romano terkekeh kecil melihat perempuan di depannya yang mulai emosi. "Kamu memang tidak butuh, tapi anakmu yang butuh. Kamu sendiri tau seberapa langka darah milik Ann. Dan saat ini pendonor sudah di depan mata, kakek kandung Ann sendiri. Bukankah kita tidak pernah tau kapan sisa usia orang akan habis?"

Mendengar kalimat terakhir yang Romano lontarkan membuat Rosalie dan Frans memandang dingin. Rosalie yang khawatir dengan kesehatan anaknya dan Frans yang takut mengenai keselamatan orang tuanya.

Hari itu setelah Frans mengirim hasil laboratorium Ann, Romano langsung mengunjungi kedua orang tua Frans untuk melakukan tes darah. Dari hasil yang telah keluar diketahui bahwa darah milik ayah Frans cocok dengan milik Ann. Tak ingin menunggu terlalu lama, akhirnya Romano langsung terbang ke Indonesia untuk menemui anak angkatnya dan ikut berbicara dengan rosalie di hari ini.

Pria itu mengatakan secara terang-terangan kepada Rosalie mengenai hubungannya dengan Frans, keinginannya untuk membawa Ann, juga perihal warisan yang tidak ingin ia berikan kepada anak kandung dan sang mantan istri. Namun, ada satu hal yang tidak Rosalie ketahui. Romano terus mendesak Frans agar Rosalie setuju Ann tinggal bersamanya. Jika dirinya gagal membawa Ann ke Amsterdam, maka nyawa orang tua Frans yang akan menjadi taruhan. Sekarang baik Rosalie maupun Frans sama-sama sedang dalam permainan seorang Romano bersama egonya.

Rose & Lose [S1 end - S2 on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang