02 - Choice

6K 873 134
                                    

Haiii, apa kabar?

Chapter ini sedikit lebih panjang, tapi tetap dibaca pelan-pelan, okey?

VOTE & KOMENTAR untuk membuat Mocca lebih semangat lagi nulis cerita ini!

Happy reading^^

Seorang gadis dengan dress polos sebetis terisak di depan rumah sederhana setelah membaca pesan dari temannya di Belanda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang gadis dengan dress polos sebetis terisak di depan rumah sederhana setelah membaca pesan dari temannya di Belanda. Ia mendapat kabar bahwa sosok ayah dari bayi yang ia kandung pergi membawa mobil dan jutaan uangnya yang akan digunakan untuk menggelar pernikahan. Kini perempuan itu masih tertunduk, setia menunggu kehadiran si tuan rumah yang sangat dirindukan.

"Nak, kenapa? Kok nangis di sini?" tanya seorang wanita paruh baya dengan wajah khawatir.

Gadis itu langsung bangkit dan bertanya, "Bu, mama masih tinggal di rumah ini, kan? Saya Rosalie."

"Nak, Ninggar sudah menjual rumah ini sepekan yang lalu. Dan sekarang mama kamu sudah beristirahat di sana." Jelas ibu itu dengan lembut, lalu melihat ke arah area pemakaman yang berada tepat di samping rumah.

Rosalie sempat mematung setelah mendengar penuturan tetangganya. Hatinya seperti diremas sampai hancur. Kepalanya juga terasa seperti dihantam batuan besar. Matanya memanas dan dadanya mulai terisak. Tanpa berlama-lama gadis itu berlari mencari keberadaan sang mama. Kakinya seperti tak bertulang saat membaca papan kayu yang bertuliskan nama malaikat tanpa sayapnya. Rosalie terjatuh begitu saja dengan tangan yang langsung memeluk gundukan tanah basah di depannya.

"Ma, Rosalie pulang. Ayo kita ke Amsterdam, Ma. Bantu Rosalie untuk mencari pria jahat yang sudah melarikan diri itu," gadis tersebut mengadu pada ibunya.

"Jangan tinggalkan Rosalie, Ma. Rosalie takut sendirian," lanjutnya dengan suara isakan yang menyakitkan.

"Rosalie sayang,"

Mendengar namanya dipanggil Rosalie praktis melihat ke sumber suara. Rupanya itu adalah sosok sang mama yang begitu cantik tengah melambaikan tangan di depan sana. Melihat itu, Rosalie langsung bangkit dan mendekat. Namun, sosok Ninggar tiba-tiba saja mengabur dan hilang. Rosalie yang sempat terjatuh dan berakhir gagal memeluk langsung berteriak memanggil Ninggar.

"Mama!"

"Rosalie," laki-laki yang baru saja selesai melaksanakan salat malam itu mendekati sang istri.

Ivander memberikan segelas air minum kepada perempuan yang sudah bercucuran keringat dingin. Setelah itu ia berusaha menenangkan Rosalie yang terbangun dari mimpi buruk.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya laki-laki berbaju koko lengan panjang tersebut.

Rosalie hanya mengangguk sebagai jawaban, kemudian kembali merebahkan tubuh. Mengingat kondisi mental sang istri yang belum stabil, Ivander memilih diam. Ia menjauh dari tempat tidur dan mengistirahatkan diri di sofa.

Rose & Lose [S1 end - S2 on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang