07 - Putri Kecil Papa

5.4K 752 174
                                    

Soreeee, Mocca datang lebih awal. Ada yang nungguin R&L update?:v

Jangan sungkan-sungkan buat komen, yap. Mocca malah seneng bisa bacain respon kalian satu-satu, hehe. Kalian baca cerita Mocca, Mocca bacain komentar kalian. Behhh, cocok lah kita.

Oke, langsung baca aja. Happy reading^^

Kaki jenjang Ivander mulai menapaki halaman kantor Graff Art Corporation

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kaki jenjang Ivander mulai menapaki halaman kantor Graff Art Corporation. Bibirnya melengkung indah selama tiga detik saat melihat gedung lima lantai bercat putih itu tampak cantik bersanding dengan tumbuhan mawar yang dulu ia tanam di samping kanan dan kiri bangunan. Dengan langkah pasti pria berkemeja abu itu masuk seraya mengalungkan lanyard berisi ID card dari perusahaan. Ia langsung naik ke lantai tiga untuk bertemu dengan beberapa anggota divisinya. Mereka akan mendiskusikan tentang karakter-karakter game online baru yang akan dibuat.

Setelah meletakkan tas di ruangan kerjanya, Ivander segera keluar untuk bergabung bersama lima laki-laki lain yang sudah menunggu. Tak perlu banyak basa-basi dirinya langsung membuka rapat, membuat suasana menjadi lebih serius. Belum ada tiga puluh menit, tapi belasan ide sudah Ivander tampung. Mereka saling beradu argumen untuk mempertahankan usulan masing-masing, tapi Ivander mampu mengendalikan situasi itu dengan sangat baik sehingga teman-temannya bisa lebih terbuka untuk menerima banyak masukkan.

Pukul sepuluh tepat forum diskusi itu selesai. Mereka kembali bekerja di mejanya sendiri-sendiri, kecuali Ivander. Pria itu turun ke lantai dua untuk memastikan sesuatu secara langsung ke tim pemrograman.

"Van," panggil seseorang membuat Ivander menoleh cepat.

"Eh- kaget gue, Jib. Kirain siapa," balasnya setelah mendapat tepukan di bahu yang rupanya berasal dari Jibran.

Pria rantauan dari Jogja itu tertawa kecil, "Maaf. Aku nggak bermaksud membuat terkejut."

"Iya, santai. Oiya, kode baru yang kalian pasang di beberapa tools game belum bisa diakses. Siang ini bisa selesai nggak? Soalnya nanti sore Pak Dhaffa minta buat uji coba," Papar Ivander.

"Bisa-bisa. Nanti aku kabari kalau udah selesai," balas Jibran ramah.

Ivander mengulas senyum, "Thanks, Jib. Kalau gitu gue balik ke atas dulu."

Setelah percakapan singkat itu kalian mungkin akan melihat Jibran sebagai sosok yang kaku. Pertama kali kenal Ivander pun juga memikirkan hal yang sama. Namun, ternyata Jibran tidak sekaku itu. Setelah banyak mengobrol dan mengenal lebih dekat ternyata Jibran juga sosok teman yang asyik. Hanya saja gaya bicaranya cukup formal, untuk lebih menghormati katanya. Meski sudah bertahun-tahun tinggal di Jakarta, ajaran orang tuanya masih melekat erat. Pelajaran unggah-ungguh nya orang Jogja memang tidak bisa diragukan. Wait, tapi Jibran juga biasa menggunakan lo-gue saat berbicara dengan Ivander. Kali ini tidak, karena berada di hadapan teman-teman kerjanya.

Rose & Lose [S1 end - S2 on going]Where stories live. Discover now