10 - Langkah-Langkah Kecil💙

2.7K 408 203
                                    

Hai, apa kabar? Semoga baik, ya.

Ada yang kangen sama keluarga Papa Ivander nggak?

Maaf, ya, Mocca lama enggak update dan hari ini munculnya malam banget.

Chapter kali ini cukup panjang dan ada time skip-nya.

VOTE + KOMEN sebagai feedback atas kelanjutan cerita yang sudah teman-teman inginkan^^

Happy reading~

Tujuh purnama telah berlalu dengan sangat hangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tujuh purnama telah berlalu dengan sangat hangat. Menjadi saat di mana tali duka yang menjerat itu akhirnya bisa terlepas. Terurai menjadi serat-serat yang akan kembali dipintal menggunakan alat bernama ikhlas. Mengubahnya menjadi helaian-helaian benang harapan yang nantinya akan berakhir sebagai rajutan kebahagiaan.

Hari ini benar-benar sudah tidak ada lagi raut kesedihan. Sepasang senyum yang waktu itu luntur, kini telah pulih sempurna bersama tawa renyah bayi laki-laki bernama Sabqi.

"Bababa bababa baba," sosok yang kerap dipanggil dengan sebutan 'pangeran kecil' itu kembali mengoceh sambil menendang-nendang tempatnya berbaring.

"MasyaAllah, pangeran kecil Papa asyik sendiri," ucap Ivander seraya berjalan menuju tempat tidur. Pria tersebut baru saja menyelesaikan pekerjaannya di ruangan atas.

"Bababa baba," kata Sabqi yang sebenarnya tidak berniat untuk membalas ucapan sang ayah, tapi berhasil membuat pria di depannya tersenyum indah.

"Loh, kamu udah selesai, Mas? Katanya banyak yang harus dikerjakan?" tanya Rosalie yang muncul dari arah kamar mandi.

"Besok aku lanjutin di kantor. Kalau nurutin kerjaan nggak akan ada habisnya, Sayang. Di rumah itu waktunya buat aku nemenin kamu sama Sabqi. Iya, kan, Nak?" Pria berbalut kaus lengan panjang tersebut memandang Sabqi penuh kasih, membuat bayi itu tersenyum lebar hingga menampilkan gusinya yang sebentar lagi akan ditumbuhi dua gigi susu.

Mendengar pernyataan tersebut, Rosalie langsung memeluk lengan suaminya dengan lembut. Perempuan itu bersyukur, sebab di tengah-tengah kesibukan bekerja Ivander tak pernah lupa bahwa ada istri dan anak yang juga butuh dengan kehadirannya.

"Baju kamu basah, ganti dulu. Nanti bisa masuk angin," tutur Ivander saat tangannya tak sengaja menyentuh ujung blouse Rosalie yang cukup lembab.

Perempuan dengan rambut digulung itu melepaskan dekapan. "Eh, iya, malah kelupaan gara-gara ngobrol sama kamu. Ini tadi karena Sabqi pup, Mas," jelas Rosalie seraya berjalan ke arah lemari.

"Sabqi pup? Alhamdulillah. Pup-nya bagus, kan, Sayang?" tanya Ivander antusias, membuat istrinya tertawa kecil.

Rosalie mengangguk. "Iya, udah enggak encer juga, kok. Mungkin sekarang pencernaannya udah berhasil beradaptasi sama makanan yang lebih padat," terangnya.

Rose & Lose [S1 end - S2 on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang