03 - Pesta Tanpa Rasa

5.6K 812 171
                                    

Haiii, ada yang nunggu cerita ini update?

Nggak perlu lama-lama, langsung baca aja.

VOTE & KOMENTAR jangan lupa. SPAM juga bolehhh. Mocca mau lihat gimana reaksi kalian setiap baca per paragrafnya😊

Happy reading^^

Rosalie diam menatap langit-langit di ruangan serba putih ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rosalie diam menatap langit-langit di ruangan serba putih ini. Seorang perempuan seusia ibunya mulai mendekat dengan membawa sebuah alat medis di satu tangan. Sedangkan Ivander duduk di balik tirai yang ditutup selama pemeriksaan.

"Usia kandungannya sudah berapa bulan?" tanya dokter begitu ramah.

Tak ada jawaban dari Rosalie, perempuan itu hanya memandang tirai dengan sendu. Mengerti bahwa kondisi pasiennya sedang kurang baik, sang dokter langsung melanjutkan tugasnya.

"Ternyata usia kandungannya sudah masuk minggu ke-24, tapi perutnya masih kecil. Berat bayi juga hanya 325 gram," terang perempuan berjas putih tersebut.

Ivander menautkan jari-jari tangannya seraya mendengar pembicaraan dari dalam sana. Ia berharap semoga istri dan bayi yang dikandung tak mengalami masalah apa-apa. Sebab tadi ia begitu khawatir melihat Rosalie yang terlihat sangat kesakitan.

Tak lama kemudian Rosalie keluar bersama sang dokter. Ivander menuntun istrinya untuk duduk dan bersiap mendengar penjelasan lebih lanjut.

"Apa kalian tau alasan mengapa bayi itu lebih kecil dari yang seharusnya?" dokter melemparkan pertanyaan, tapi sepasang suami istri itu hanya diam.

"Bayi mampu membaca emosi dan pikiran sang ibu. Jika ibunya menyangkal kehamilan atau tidak menginginkan kehamilan itu sejak awal, bayi akan berusaha menutup diri. Ia akan bersembunyi seperti yang diinginkan oleh si ibu. Itu juga yang membuat perut si ibu tidak banyak mengalami perubahan," jelasnya dengan menunjukkan hasil pemeriksaan USG melalui layar monitor.

"Lantas bagaimana dengan kesehatan bayinya, Dok?" Ivander mulai membuka suara.

"Syukurlah bayinya sehat. Kondisi organ secara keseluruhan juga baik. Bahkan detak jantungnya terdengar kuat. Silakan kalian dengar." Balas sang dokter, lalu menekan satu tombol di keyboard-nya.

Sedetik kemudian suara detak jantung bayi yang sebelumnya telah direkam memenuhi ruangan. Suara itu begitu jelas dan terdengar konsisten. Ivander terdiam mendengarnya. Hatinya tiba-tiba saja dialiri hangat. Sedangkan Rosalie tampak menunduk seraya meremat ujung baju. Beberapa detik kemudian perempuan itu bersuara, "Sudah cukup, Dok."

Ivander menoleh dan mendapati sang istri yang sudah mengeluarkan keringat dingin di kening. Mengerti dengan perasaan Rosalie, Ivander mengurungkan niat untuk menanyakan beberapa hal lain agar dokter bisa segera mengakhiri penjelasan.

Rose & Lose [S1 end - S2 on going]Where stories live. Discover now