11 - Mencairkan Benteng Es

4.6K 659 175
                                    

Ekhem, udah ada yang skip part belum? Jangan, ya 😖 Nanti ada yang kelewat dan bisa mempengaruhi waktu baca, huhuu

Janlup VOTE + KOMEN biar Mocca semangat buat melanjutkan setiap chapter-nya^^

Happy reading~

Matahari menyingsing dengan begitu cerah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Matahari menyingsing dengan begitu cerah. Panasnya tidak menyakitkan, cahayanya juga tak menyilaukan. Sepertinya si pusat tata surya itu tahu bahwa ada keluarga kecil yang tengah berkumpul di halaman rumah pagi ini. Ivander menyempatkan diri untuk melihat putrinya berjemur sambil bermain sebelum berangkat ke kantor. Mana bisa dia menyia-nyiakan keseruan Ann bersama anak ayam menggemaskan itu. Ya, Ivander berhasil mendapatkan hewan mungil tersebut. Saat mendapat pesan dari Rosalie waktu itu ia langsung pergi ke pasar yang tak jauh dari galeri.

Pria dengan turtle neck berwarna cream itu berjongkok untuk mengambil gambar putrinya. Sesekali ia tertawa saat Ann kesulitan menggendong anak ayam berwarna kuning. Melihat Ann tersenyum sepanjang bermain membuatnya teringat dengan masa lalu.

Dulu semasa kecil ia juga sangat suka dengan anak ayam. Ia bahkan sampai merengek untuk dibelikan. Karena tidak tega akhirnya sang mama membelikannya meski harus secara sembunyi-sembunyi. Ivander yang selalu kesepian di rumah merasa senang bisa mendapatkan hewan peliharaan sebagai teman. Tapi, kesenangan itu hanya bertahan hingga beberapa jam saja. Bramantyo mengetahui hal tersebut dan langsung membuang dua anak ayam kesayangan Ivander kecil. Pria itu tak peduli bahkan hingga anaknya menangis sesenggukan. Dan sekarang Ivander tidak ingin menjadi papa yang seperti itu. Apapun yang anaknya inginkan jika itu baik dan tidak berbahaya akan ia berikan. Karena bagi Ivander tidak ada yang lebih membahagiakan dari melihat bibir anaknya terukir indah. 

"Nak, lihat ke kamera. Cantiknya Papa senyumnya mana?" tutur Ivander lembut, membuat Ann memasang wajah sumringah.

"Aduh. Manis banget, sih, putri kecil Papa." Ucap pria berambut sedikit panjang itu, lalu berlari memeluk Ann.

Di sisi lain Rosalie hanya berdiri dengan tangan dilipat di depan. Senyumnya juga tak luntur melihat malaikat kecilnya kegirangan. Perempuan dengan overall dreess berbahan rayon itu lantas mendekat setelah melirik ke arloji yang melingkar di tangan putihnya.

"Udah jam tujuh, Van. Nggak takut macet?" tanya Rosalie seraya memberikan blazer berwarna cokelat.

"Iya, sebentar lagi." Balas laki-laki itu seraya mengenakan pakaian luaran tersebut, lalu kembali melihat ke arah Ann.

"Astaghfirullah, Ann. Itu anak ayam, bukan mainan," ucap Ivander terkejut saat melihat anaknya menjalankan hewan itu seperti mobil-mobilan.

Bocah dengan rambut berpita itu mendongak sambil melepaskan ayam yang hampir kehilangan napas dari tangannya. Ia berdiri dengan wajah yang sedikit panik. Sepertinya ia merasa bahwa yang dilakukan adalah sebuah kesalahan.

Rose & Lose [S1 end - S2 on going]Where stories live. Discover now