Rose & Lose [S1 end - S2 on going]

01 - Masih Bersama Dia 💙

Hai, apa kabar? Semoga baik, yaaa.

Siapa yang udah nunggu chapter 01 ini?

250 vote + 170 komentar kalau mau baca chapter 02 di besok Sabtu.

Happy reading^^

Rose & Lose 2

Bukan hanya tentang utuhnya cinta,
tapi juga mengenai metamorfosis luka menjadi bahagia yang sempurna.

~•~•~•~•~•~

Selain masih diberi kesempatan untuk memperbaiki diri di dunia, hal lain yang sangat Rosalie syukuri adalah bertahannya rumah tangga bersama pria yang ia cinta. Sosok baik yang Tuhan kirimkan secara tiba-tiba, menjadi penyembuh dari segala lara, juga menjadikannya sebagai sosok ratu satu-satunya. Pasangan yang tidak hanya sekedar mengisi posisi, tapi juga menjadi pembimbing, penenang, serta seseorang yang tak pernah meninggalkan.

Ini memang bukan kali pertama atau kedua bagi Rosalie berjumpa dengan kata 'bangkit'. Namanya saja luka, mau bagaimanapun rasanya akan tetap sakit. Meski begitu Rosalie tidak akan menikmatinya hingga berlarut-larut. Ia ingin genangan duka itu segera surut.

Salah satu cara Rosalie berteman dengan segala bentuk ketetapan Tuhan adalah mempelajarinya hingga ia menemukan satu pesan. Sebuah kebaikan besar dari Tuhan yang diselipkan melalui ujian dan cobaan. Sesuatu yang hanya bisa kita dapatkan melalui sudut pandang lain yang bertentangan dengan rasa marah dan kekecewaan. Dengan begitu Rosalie akan lebih merasakan bahwa kasih sayang Tuhan kepadanya begitu besar dan menakjubkan.

Hari ke-31 di bulan terakhir pada tahun 2023 ini Rosalie memulainya dengan cukup manis. Duduk berdua di balkon kamar bersama sang suami sambil menyesap teh tawar dan potongan buah-buahan. Memandangi langit biru dengan pendaran cahaya kuning matahari yang begitu menawan, sembari membicarakan hal-hal kecil yang menyenangkan. Benar-benar menjadi kegiatan yang ingin keduanya lakukan dalam waktu yang lama.

"Kamu nanti nggak lembur, kan, Mas?" Perempuan bergamis rayon itu memastikan, sebab beberapa hari ini suaminya pulang lebih lambat.

Pria berkemeja itu mengalihkan pandangan dari semburat awan putih yang jauh di sana ke arah sang istri. "Enggak, tapi nanti aku mampir dulu ke galeri buat ambil beberapa lukisan," jawab Ivander.

"Mau aku masakin apa buat makan malam?" tanya Rosalie lagi setelah memberikan anggukan atas balasan dari suaminya.

Ivander tampak memandang ke arah plafon selama tiga detik, memikirkan menu apa yang ia inginkan. "Emmm, ayam bacem goreng," bebernya, lalu menerbitkan senyum.

"Boleh, tapi ada syaratnya."

Terdengar sebuah lenguhan dari diri pria pemilik model rambut curtain hair cut itu. "Masa masakin buat suami sendiri harus ada syaratnya. Enggak ikhlas?"