27 - Masih Putri Kecil Papa

3.2K 503 371
                                    

Hai, Mocca kembali. Harap dibaca perlahan, boleh juga kalau mau dihayati:)

Di pertengahan chapter akan ada scene 17+. Bagi yang belum memenuhi usia bisa dilewati, langsung scroll ke bawah aja untuk membaca note dari Mocca.

Nanti ada warning-nya, kok⚠️

Tinggalkan KOMENTAR pada bagian yang bikin kamu senyum, terharu, nyesek, kesel, atau marah, ya!

Happy reading^^

Selasa, 01 Agustus 2023

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selasa, 01 Agustus 2023

Di bawah langit sore Amsterdam seorang laki-laki berbalut long outer warna navy keluar dari sebuah taksi menuju bangunan tinggi belasan lantai. Sejak siang udara di sini cukup hangat, kemudian mulai menurun hingga berhenti di suhu 21°C. Angin kering musim panas yang sejuk semakin membuat hati Ivander bak terselimuti lapisan es. Perasaan tak nyaman yang ingin segera ia musnahkan.

Pendatang yang baru menginjakkan kaki di Negeri Kincir Angin setengah jam yang lalu tersebut semakin mempercepat langkah ketika melihat sosok sang istri. Satu per satu keping hati kegelisahan yang sempat terhalang jarak seketika kembali terkumpul. Perempuan berhijab segi empat di sana tampak berdiri sendirian, menghadap ke arah dinding ruangan besar yang terbuat dari kaca dengan pandangan sendu.

"Rosalie," panggil Ivander lembut membuat si pemilik nama menoleh.

Mendapati sosok pria yang selalu ia jadikan sandaran, Rosalie praktis mendekap. Hanya dalam waktu dua detik perempuan tersebut langsung menyalurkan hangat berisi banyak rasa takut dan khawatir. Bersamaan dengan itu terdengar suara isakan yang membuat Ivander semakin mengeratkan pelukan. Pria itu dengan terbuka mengambil segala sesak dari dada perempuan rapuh tercintanya. Menerima semua pahit tanpa memilih mana yang tidak terlalu sakit. Keduanya juga tak mengucapkan apapun. Ivander terus menyalurkan kekuatan melalui usapan lembut pada punggung sempit sosok yang tengah berbagi resah. Dan kini pandangan pria bermata sayu tersebut mulai beralih ke arah samping, memejam sekali ketika hatinya dirambati nyeri saat mengetahui bahwa ada Ann yang tengah terbaring lemah di sana.

Hari ini hingga enam hari ke depan Ann mulai diberi perawatan untuk mempersiapkan proses transplantasi sel punca. Mulai dari pemeriksaan tubuh secara menyeluruh hingga terapi persiapan, seperti kemoterapi dan radioterapi. Beberapa obat juga akan dokter berikan melalui akses vena sentral (selang infus obat melalui dada).

"Papa Bram gimana, Mas?" Perempuan dengan manik cokelat muda yang basah itu mendongak setelah mengehentikan isakannya.

Sambil mengusap jejak air mata di pipi istrinya, Ivander menjawab dengan lembut, "Alhamdulillah, papa udah dipindahkan ke kamar inap. Keadaannya juga cukup baik. Kamu tenang aja, banyak yang jagain papa di sana."

Rose & Lose [S1 end - S2 on going]Where stories live. Discover now