04 - Permulaan yang Tak Mudah

5K 826 198
                                    

Yuhuu, Mocca update. Siapa yang seneng?:v

Kasih komentar banyak-banyak, ya. Dengan begitu Mocca bisa tau apa yang kalian suka dengan melihat respon dari kalian di setiap paragrafnya.

Bacanya pelan-pelan, yakk. Happy reading^^

 Happy reading^^

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

03 Oktober 2021

Bibir Ivander terus melirihkan kalimat-kalimat dzikir. Tangan kanannya mengusap rambut Rosalie yang basah karena keringat dan tangan satunya digenggam begitu erat oleh perempuan tersebut. Jantungnya berdebar sangat kencang melihat istrinya yang begitu kesakitan.

"Pak, pipi istrinya tolong ditepuk-tepuk. Kesadarannya hampir hilang," perintah seorang dokter kepada Ivander.

Ivander yang juga merasakan genggamannya melonggar langsung memanggil-manggil nama sang istri, "Rosalie sadar. Rosalie kamu harus bangun, Rosalie."

Rosalie mengalami stress sejak beberapa hari sebelum ketubannya pecah. Perempuan itu takut menyambut kelahiran bayinya. Banyak sekali kecemasan yang ia pendam sendiri. Tekanan darahnya juga menurun sejak kemarin, itu membuat Rosalie cepat lelah dan minimnya oksigen yang masuk ke otak menyebabkan kesadaran menurun.

"Rosalie,"

Laki-laki itu terus menepuk-nepuk pipi sang istri. Ia genggam erat tangan wanita itu hingga akhirnya Rosalie mendapatkan kesadaran secara utuh. Tak lama dari itu perjuangan Rosalie bertarung dengan nyawa berakhir. Suara tangisan bayi yang begitu nyaring memenuhi ruangan, membuat Ivander turut bernapas lega.

"Terima kasih sudah bertahan, Rosalie."

Lima belas menit setelahnya Rosalie dipindahkan ke kamar inap. Perempuan itu masih mengunci mulutnya sejak tadi. Pandangannya juga hanya ke satu titik, sesekali berkedip dengan lemah.

Seorang perawat masuk bersama bayi mungil berjenis kelamin perempuan yang terlihat nyaman di sebuah medical infant bed. Tak perlu berlama-lama, setelah mensterilkan tangan Ivander langsung menggendong bayi yang juga sudah menjadi anaknya. Ia kemudian berjalan untuk mendekat ke brankar milik Rosalie. Diam-diam perempuan terebut melirik ke arah suaminya yang sudah mengambil tempat di kursi. Detik berikutnya suara merdu dari adzan yang Ivander lirihkan ke telinga kanan sang bayi terdengar.

"Asyhadu allaa illaaha illallaah. Asyhadu allaa illaaha illallaah," Rosalie menahan sesak di dalam dadanya saat mendengar separuh kalimat syahadat yang Ivander ucapkan di tengah lafadz adzan.

Hingga akhirnya Ivander tak lagi bersuara. Laki-laki itu mengecup kening sang anak kemudian menidurkannya di samping Rosalie. Perempuan itu kembali memandang ke arah lain, tidak melirik bayinya sama sekali. Sedangkan Ivander tidak ingin banyak komentar, saat ini ia hanya perlu menjaga keduanya saja dengan baik.

Rose & Lose [S1 end - S2 on going]Where stories live. Discover now