08 - Tingkah si Kecil

4.6K 702 254
                                    

Seperti biasa tinggalkan komentar kalian banyak-banyak, oke?

Bacanya pelan-pelan aja, sambil dibayangin, hehe.

Happy reading^^

Jum'at, 5 Mei 2023

Bagi Ivander rumah adalah hal yang membuatnya nyaman. Di sana ia dapat menemukan kebahagiaan dari hal-hal kecil. Sesuatu yang tidak pernah ia rasakan di istana megah milik Bramantyo. Tidak ada aturan yang mengekang, banyak terdengar suara tawa, dan anggota keluarga yang saling menjaga.

Ivander kecil banyak mengalami kehilangan. Mulai dari kebebasan yang masih wajar, waktu istirahat demi belajar, kasih sayang, impian, hingga sosok mama yang hampir setiap hari ia rindukan. Dan semua kepahitan itu ingin ia dapatkan kembali di keluarga kecilnya saat ini. Ivander akan memberikan semua hal yang sempat hilang kepada anak dan istrinya. Dengan begitu satu per satu serpihan hatinya yang pernah hancur dapat terkumpul kembali.

Seperti hari ini Ivander begitu senang bisa pulang lebih awal sebab bisa melihat Ann bermain di halaman. Biasanya ia selalu pulang di saat senja, Rosalie sudah jelas melarang anaknya keluar rumah. Ann itu sangat aktif dan rasa keingintahuannya tinggi. Ivander suka sekali menjelaskan setiap hal yang anak itu tanyakan. Dan pekarangan rumah menjadi salah satu tempat di mana Ann bisa bereksplorasi.

"Pa, Pa, huyunggg!" seru bocah wangi bedak Johnson's itu saat melihat seekor merpati terbang.

Ivander tersenyum hangat seraya membenarkan dua ikatan di rambut anaknya, "Iya. Burungnya ada berapa, Nak?"

"Atuu," balas Ann seraya menunjukkan jari telunjuknya.

Pria bercelana hitam panjang dengan cardigan berwarna mocca itu tertawa melihat mulut mungil Ann yang mengerucut, "Pintarnya. Gemesnya. Papa masukin kantong lama-lama."

Ann ikut tertawa kecil lalu memeluk kaki panjang sang papa. Detik berikutnya anak itu melepas peluk dan berlari tanpa tujuan yang jelas. Kaki pendeknya bertingkat-jingkat, membuat sepatunya berdecit. Ia lantas berlari ke arah rumah saat melihat Rosalie keluar. Perempuan itu memanggil keduanya untuk makan salad buah bersama di teras.

Mengambil tempat di kursi, mengitari sebuah meja berbentuk bundar, ketiganya duduk saling berhadapan. Mata Ann berbinar, tidak sabar untuk menikmati kumpulan buah di depannya.

"Kalau mau makan harus apa dulu, sayang?" Rosalie bertanya sebelum menyerahkan sendok kepada sang anak.

Ann menoleh, "Berdoa."

"Pinter. Gimana doanya? Bismillahirrahmanirrahim. Allahumma-" imbuh Ivander yang langsung diikuti oleh bocah di sampingnya.

"Alohuma- riklana- fima-" (Allahumma barik lanaa fiimaa-) Ann melanjutkan dengan pengucapan yang masih kurang jelas.

"Razaqtanaa wa qinaa 'adzaa bannaar," Ivander membantu anaknya yang masih terbata-bata. Ann juga masih terus mengikuti.

"Aamiin," final Ann seraya membawa telapak tangan kecilnya ke wajah.

Ivander tersenyum bangga, lalu mengacak kecil puncak kepala Ann. Sedangkan Rosalie hanya memperhatikan interaksi manis suami dan anaknya dengan hati yang menghangat. Tak lupa perempuan itu langsung menyerahkan sendok kecil yang biasa dipakai oleh sang anak.

"Nyamiii," kata Ann setelah menelan potongan buah strawberry berselimut saus yogurt.

Rosalie tertawa kecil melihat anaknya makan dengan begitu lucu. Sedangkan Ivander memilih mencubit pipi chubby itu lalu masuk ke rumah sebab ingin buang air kecil. Meninggalkan semangkuk salad yang belum ia sentuh sama sekali.

Rose & Lose [S1 end - S2 on going]Where stories live. Discover now