Alatas Kalandra Raldona

426 49 0
                                    

Dari kejadian dan musibah yang terjadi hari ini, empat dari delapan anak Alea mengalami luka-luka. Iori adalah yang terparah dibandingkan dengan ketiga anaknya yang lain, sebab anak tengahnya itu dengan nekat tanpa berpikir panjang untuk memilih meloncat keluar dari dalam mobil yang sedang melaju kencang.

Luka-lukanya memang telah di obati dengan Rayyan, namun karena sedikit terlambat dalam memberikan penanganan menyebabkan Iori harus di rawat inap di rumah sakit disebabkan karena adanya beberapa luka sobek yang cukup dalam di alami Iori yang tidak mampu untuk dilakukan penangan segera oleh Rayyan.

Baru diketahui juga bahwa Iori mengalami cedera serius pada pada otot di beberapa lokasi tubuhnya akibat dari benturan keras antara tubuh Iori dan aspal saat Iori melompat keluar dari dalam mobil.

Entah bagaimana anaknya tersebut dapat bertahan cukup lama dan masih mampu untuk menggerakkan tubuhnya untuk menyelamatkan Adiknya. 

Sedangkan untuk Magi dan Farez, kedua kakak beradik tersebut memiliki cukup banyak luka memar yang diperoleh dari Aldo yang menghajar mereka dengan membabi buta.

Meski dapat dikatakan bahwa keduanya pun juga memiliki beberapa luka sobek akibat tinju yang dilayangkan oleh Aldo, namun tentu tidak separah yang dimiliki oleh Iori.

Keduanya hanya perlu beristirahat dengan cukup untuk memulihkan kembali keadaan mereka. Dan Freya, ada perempuannya itu tidak berhenti-hentinya mengadu dan mengeluh kepada Alea.

Rasa pedih yang tidak kunjung berkurang membuat Freya sedikit rewel kepada Alea. Memang iya sih, Freya akan menjadi rewel jika ia merasakan tubuhnya menunjukkan tanda-tanda tidak sehat. Bahkan untuk sekedar batuk ataupun pilek saja, ia tidak akan berhenti mengeluh kepada Alea.

Serta tidak lupa pula meskipun bukan merupakan luka yang cukup serius dan meninggalkan bekas luka yang akan memakan waktu untuk hilang, Alea juga meminta kepada Dokter yang mengatasi keempat anak sebelumnya untuk memberikan resep salep untuk mempercepat menghilangkan memar pada pergelangan tangan dan kaki Ilaya yang berasal dari ikatan yang melekat pada tubuhnya sebelumnya ini.

Dan juga Alea memastikan bahwa ketiga anaknya yang lain --Rayyan, Mada dan Sada-- tidak memiliki luka apapun di tubuh mereka.

Alea memastikan bahwa kedelapan anaknya mendapatkan perawatan yang sama meskipun ada dari tiga anaknya yang tidak mengalami luka apapun.

Setelah cukup yakin bahwa kedelapan anaknya telah baik-baik saja dan memeriksa keadaan Yesha yang tidak mengalami luka yang serius, Alea bersama dengan sang suami memutuskan untuk melihat keadaannya Aldo.

Meskipun Alea telah menegaskan bahwa Aldo bukan lagi sebagai anaknya, namun tidak dapat Alea pungkiri bahwa ia ingin memastikan bahwa Aldo telah mendapatkan perawatan dan penangan yang tepat. Karena bagaimana pun, Alea pernah merawat dan membesarkan Aldo dari ia baru lahir hingga berusia lima belas tahun.

Aldo tidak di bawa ke rumah sakit umum seperti kedelapan saudaranya dan juga Yesha, namun kembali di bawa ke rumah sakit jiwa oleh Arka.

Hal itu dipilih Arka semata-mata karena ia takut sewaktu-waktu Aldo dapat mengalami tantrum dan mengamuk lagi ketika berada di rumah sakit bias

Arka juga menjelaskan kepada Alea faktor yang menyebabkan Aldo melakuka tindalakan seperti ini. Arka menjelaskan dan memberitahukan ke Alea sesuai dengan apa yang kedelapan anak-anaknya utarakan kepadanya.

Mendengar sedikit banyak penjelasan yang diutarakan oleh suaminya itu membuat Alea sedikit menyesal.

Mungkin rasa sakit atas kehilangan salah satu anaknya membuat Alea memberikan hukuman yang sangat menyiksa untuk Aldo tanpa Alea sadari bahwa anaknya itu juga membutuhkannya.

Tatapan Alea menyendu meski ia bersikeras untuk tidak mengiba terhadap anak bungsunya itu.

Iya, Aldo adalah bayi terakhir yang diambil Alea dari ia masih di dalam kandungan Ibu kandungnya. Berjarak sebelas bulan dari bayi pertama yang di adopsinya, Azuma.

Keadaan Aldo tidak jauh berbeda dari keadaan Magi dan Farez, hanya saja Aldo tampak lebih mengenaskan.

Nampaknya tinju yang di layangkan oleh Farez tidak main-main hingga membuat banyak memar di wajah Aldo.

Selang oksigen terpasang di hidung Aldo serta selang infus yang juga terpasang di lengan kirinya. 

"Dia enggak apa-apa kalau nggak di ikat?" tanya Alea ke salah satu perawat yang turut mendampinginya

"Pasien tidak mengalami tantrum saat di antarkan ke sini, Bu" jawab sang perawat, "kita hanya menyuntikan dosis kecil obat penenang agar pasien tidak merasa gelisah"

"Berapa lama efek obatnya?"

"Karena dosisnya tidak banyak, jadi ada kemungkinan efeknya sekitar empat jam"

"Berarti sebentar lagi ya?" tanya Alea

"Iya benar Bu" jawab sang perawat

"Boleh saya masuk ke dalam?"

"Boleh, silahkan Bu" jawab sang perawat

Setelah di persilahkan masuk, Alea berjalan perlahan menghampiri anak bungsunya itu, duduk di kursi yang memang tersedia di samping ranjang Aldo.

Tangannya dengan pelan terulur ke kepala Aldo, mengelus lembut rambut sang Anak. Dipandanginya wajah yang penuh luka dan memar tersebut. Ingin menyentuh lebih jauh namun takut membuat sang anak kesakitan.

"Bunda sudah dengar dari penjelasan Mas dan Mbak kamu" ucap Alea pelan sambil masih mengelus rambut Aldo, "dan juga keinginan kamu untuk bisa kembali ke rumah, ke keluarga kita, dan ke Bunda"

"Tapi Bunda nggak punya alasan lain Aldo untuk menerima kamu lagi"

"Setelah apa yang kamu lakukan ke Zuma dan yang baru saja kamu lakukan ke saudara-saudara kamu untuk dapat kembali, membuat Bunda semakin yakin untuk nggak terima kamu lagi"

"Kamu terlalu berbahaya untuk saudara kamu Aldo. Selanjutnya apa yang akan kamu lakukan kalau kamu kembali ke rumah? Hal gila apa lagi yang akan kamu rencanakan?"

"Andai kamu nggak melakukan hal ini, maka Bunda juga nggak akan memperlakukan hal seperti ini ke kamu"

"Ini konsekuensi dari apa yang kamu lakukan sebelumnya"

"Daripada Bunda harus mengorban delapan anak Bunda yang lain, Bunda nggak punya pilihan lain selain mengorbankan satu orang anak"

"Semoga kamu bisa mengerti dengan pilihan Bunda ya?"

"Kebutuhan kamu akan terus Bunda dan Ayah penuhi, tempat tinggal kamu setelah keluar dari sini sudah Bunda dan Ayah sediakan, Bunda dan Ayah juga sudah mempersiapkan pekerjaan yang sekiranya layak untuk kamu. Setelah ini, kamu harus menjadi pribadi yang baik, dewasa, dan mandiri"

"Tidak semua keinginan kamu dapat terkabulkan dengan mudah. Bunda dan Ayah hanya menjadi penyokong kecil kehidupan kamu dan setelahnya kamu harus berjuang sendiri" ujar Alea

Tangannya berhenti mengelus rambut Aldo. Dengan pelan Alea sedikit berdiri dari duduknya dan mendekati wajah Aldo. Ia bubuhkan kecupan sarat akan kasih sayang ke dahi Aldo, "maafin Bunda, tapi ini sudah keputusan yang terbaik" ucapnya dan meninggalkan Aldo begitu saja

Tanpa Alea ketahui, Aldo membuka matanya dan menatap punggung Alea yang berjalan menjauhinya.

💠

Azalea's Angels | ENDWhere stories live. Discover now