Figuran 44

3.3K 218 3
                                    

"Adeknya boleh di kunjungin sama eden ga? "

Plak

Laila segera menepis tangan nakal Aiden yang sudah menjalar kemana-mana. Sungguh ia menyesal ketika ingat merindukan mereka beberapa menit yang lalu.

"Awas, Aku mau pulang."

"Eden anter!"

"Gak, aku pulang bareng kak Aland sama kak Kirani."

"Pulang sama Eden!"

Laila mendelik ketika mendengar nada suara Aiden.

"Pokoknya engga!"

Wanita itu ikut meninggikan suaranya ketika mendengar Aiden berbicara.

Aiden menutup matanya, sungguh ia ingin sekali menyeret Laila saat ini juga.

Laila menatap Aiden dengan awas, ia perlahan mundur ketika melihat tatapan tidak biasa dari Aiden.

"What wrong baby?"

Laila menelan air liurnya, tatapan itu seperti tatapan awal mereka bertemu di club saat itu terjadi.

"Come here."

Nada penuh perintah itu membuat Laila menghentikan langkahnya, namun bukan untuk maju mendekati Aiden tapi bersiap-siap lari dari pemuda itu.

Aiden yang melihat Laila bersiap lari hanya terkekeh, bukannya terpesona dengan kekehan itu, Laila malah seperti merasa kekehan itu adalah panggilan kematian.

Laila membalikkan badannya, berlari menjauh dari pemuda itu, tak ayal Aiden juga ikut berlari mengejar wanita itu, namun dengan langkah pelan.

Seakan tengah mengulur waktu agar Laila lelah dari aksi kaburnya.

Hanya beberapa menit Laila memberhentikan larinya, menekuk lutut karena terlalu lelah berlari.

Melihat Laila yang sudah berhenti Aiden dengan mudah menggendong wanita itu ke bahunya, namun tetap menyamankan posisi agar bayinya tidak terimpit.

"Capek."

Aiden hanya tersenyum mendengar keluhan wanitanya, ia dengan santai menelpon mamibya yang ada di rumah untuk izin membawa Laila ke rumah.

Namun tampaknya hal tersebut tidak bisa terealisasikan karena beberapa bodyguard dengan sigap menghadang jalan keduanya.

"Minggir."

Aiden menatap mereka dengan tajam, seakan tatapan matanya mampu mengeluarkan aura penuh kegelapan.

Para bodyguard itu tidak terpengaruh sama sekali, karena mereka adalah orang-orang yang terlatih untuk melindungi sang nona muda.

"Turunkan nona kami."

Aiden menaikkan sebelah alisnya.

"Kami adalah bodyguard yang di pilih oleh tuan besar untuk melindungi nona muda dari bocah-bocah tengik seperti kalian."

Aiden menggerakkan giginya kesal ketika di bilang bocah.

"Bocah-bocah gini dah bisa bikin bocah." Aiden membatin.

Aiden kini paham, orang-orang yang ada di depannya itu adalah orang-orang suruhan kakek wanitanya.

"Gue ikut."

Aiden kembali berucap ketika melihat orang-orang itu ingin menolaknya ikut.

"Pokoknya gue ikut, titik!"

Aiden membawa tubuh Laila yang ia pikul ke mobil yang sudah di sediakan oleh orang-orang suruhan Robert.

Laila, wanita hamil itu hanya mendengus ketika Aiden tidak menurunkan tubuhnya ketika sudah masuk mobil, malah mendudukkan dirinya di paha laki-laki itu.

Figuran? Yeah it's me. Where stories live. Discover now